TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -- Ayah dan anak dalam kasus pembunuhan di Subang kini sama-sama menyewa pengacara meski status keduanya masih sebagai saksi.
Kasus pembunuhan di Subang kini menemui babak baru. Yoris, anak korban pembunuhan Tuti Suhartini dan kakak Amalia Mustika Ratu mengaku kini menyewa pengacara mengikuti jejak ayah kandungnya, Yosef.
Padahal sebelumnya, Yoris sempat ngotot tak ingin pakai pengacara, karena statusnya masih sebagai saksi. Tak hanya itu, saat itu Yoris menyindir ayahnya, Yosef yang menurutnya ketakutan dalam kasus pembunuhan di Subang.
"Saya kan saksi, yang meninggal itu kan mama sama adik saya, buat apa saya pakai kuasa hukum. Saya gak salah kok, kenapa mesti takut," sindir Yoris, dikutip TribunJabar pada Jumat (24/9/2021) silam.
"Ya, lagian buat apa gitu, kita, kan, tidak salah, mending dipakai buat yang lebih bermanfaat," tambahnya. Kini, ucapan Yoris pun disinggung kembali oleh Youtuber Heri Susanto.
"Dulu Kang Yoris pernah menyampaikan, bahwa kang Yoris tidak akan menggunakan jasa pengacara, kenapa sekarang tiba-tiba (sewa pengacara)?" singgung Youtuber Heri Susanto.
Baca juga: Yoris Kaget Lihat Anaknya Gambarkan Kondisi Korban Pembunuhan di Subang
Baca juga: Pelaku Pembunuhan di Subang Ternyata Sembunyikan Senjata di Gudang Rumah Korban
Disinggung seperti itu, Yoris pun mengungkapkan alasannya tiba-tiba sewa pengacara.
Yoris mengaku merasakan dan mencium banyaknya kejanggalan dalam kasus pembunuhan ibu dan adiknya.
"Mengapa alasannya kita menggunakan jasa kuasa hukum ini? Mungkin saya merasakan suatu kejanggalan," papar Yoris, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Heri Susanto, Senin (18/10/2021).
Terkait kejanggalan yang dirasakannya, Yoris bahkan sudah musyawarah dengan keluarga.
Hingga kemudian, pihak keluarga pun memberikan tawaran agar Yoris memakai jasa pengacara.
"Kenapa saya memutuskan ini (sewa pengacara). Kita udah musyawarah, ada kejanggalan-kejanggalan. Mungkin ada masukan-masukan dari keluarga, seperti Wak Lilis, Wak Mumuh, jadi ya udah mending pake saja (pengacara)," ungkap Yoris.
Karena merasakan kejanggalan yang tak disebutkan secara gamblang ini, Yoris juga menegaskan ingin secepatnya pelaku pembunuhan ditangkap.
"Untuk jasa kuasa hukum ini, malah saya ingin sekali mengungkap siapa yang telah membunuh mama dan adik saya," tegas Yoris.
Tak sendiri, Yoris menyebut sepupunya, Danu juga akan menggunakan jasa pengacara.
Danu diketahui termasuk salah seorang saksi kunci pembunuhan di Subang, selain Yoris dan Yosef.
"Kami ingin sekali kasus ini terungkap," imbuhnya.
Yoris menegaskan hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendampingan hukum, meski statusnya baru menjadi saksi.
Meski begitu, Yoris tidak menyebutkan siapa yang akan menjadi pengacaranya.
Kembali ditegaskan Yoris, ia ingin keadilan untuk ibu dan adiknya yang tewas terbunuh secara sadis pada Rabu 18 Agustus 2021 silam,
"Pertimbangannya, mungkin untuk mempercepat kasus. Terus saya ingin mama dan Amel mendapatkan keadilannya," tegas Yoris.
Dua bulan sudah kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang masih belum terungkap. Hingga kini pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia masih bebas berkeliaran.
Sederet saksi kunci sudah diperiksa polisi, termasuk Yoris dan Yosef. Yoris merupakan anak Tuti dan juga kakak Amalia. Sementara Yosef adalah suami Tuti dan ayah Amalia.
Belum terungkapnya kasus pembunuhan itu, Yoris memutuskan untuk menyewa seorang pengacara.
Sementara itu, Yosef dan sang istri muda Mimin sudah menunjuk Rohman Hidayat dan Fajar sebagai kuasa hukum mereka.
Penunjukkan Rohman Hidayat ini bahkan hanya selang beberapa hari setelah Yosef menemukan jasad Tuti dan Amalia di bagasi mobil Alphard pada 18 Agustus 2021.
Senjatu pelaku pembunuhan ditemukan
Senjata yang digunakan pelaku pembunuhan di Subang disembunyikan di dalam gudang dan ditumpuk dengan barang lain untuk mengelabui polisi.
Korban pembunuhan di Subang dihabisi mengunakan senjata. Tuti Suhartini dihabisi saat sedang tidur, sedangkan Amalia Mustika Ratu dibunuh saat sadar hingga memberi perlawanan.
Senjata yang digunakan pelaku pembunuhan di Subag untuk menghabisi Amalia Mustika Ratu berupa papan gilasan yang biasa digunakan untuk mencuci pakaian.
Sedangkan Tuti Suhartini dipukul saat sedang tidur sehingga tak memberikan perlawanan pada pelaku pembunuhan.
Polisi menemukan senjata yang digunakan pelaku pembunuhan di Subang untuk menghabisi Amalia Mustika Ratu. Senjata tersebut ternyata selama ini disembunyikan pelaku di gudang yang ada di rumah Amalia.
Baca juga: Yosef Menangis di Makam Korban Pembunuhan Subang, Curhat Disudutkan Kematian Tuti dan Amalia
Baca juga: Kalung Korban Pembunuhan di Subang Tercecer, Tubuhnya Diseret dari Dalam Rumah ke Garasi
Pelaku pembunuhan di Subang diduga menghabisi Amalia Mustika Ratu menggunakan papan gilasan yang biasa digunakan untuk mencuci pakaian dengan memukul bagian kepalanya.
Setelah itu, pelaku menyeret jenazah Amalia dari dalam rumah hingga ke garasi dan memasukkan mayatnya dalam bagasi mobil Alphard.
Menurut Kapolres Subang AKBP Sumarni, barang bukti senjata yang dipakai pelaku pembunuhan untuk menghabisi korban selama ini disembunyikan dengan cara ditumpuk dengan barang-barang lainnya di gudang.
“Kami menemukan sejumlah barang bukti, salah satunya papan tempat mencuci baju yang diperkirakan untuk digunakan untuk membunuh korban,” kata Sumarni.
Setelah Amalia Mustika Ratu dibunuh menggunakan papan kayu, kemudian pelaku menyeret korban melalui pintu belakang dan membawa korban ke bagasi mobil Alphard yang terparkir di garasi depan rumah.
Kapolres Subang, AKBP Sumarni mengatakan hasil olah TKP menunjukkan bahwa Tuti dan Amelia dihabisi dalam posisi yang berbeda.
Itu didasarkan pada luka yang diderita oleh Tuti Suhartini dan Amalia.
Pada tubuh Tuti, tidak ditemukan adanya bekas luka pukulan. Sehingga, diduga Tuti dibunuh pelaku saat sedang tidur.
“Sepertinya pada saat dipukul, korban Tuti sedang tidur, karena tidak ada tanda perlawanan atau bekas kekerasan,” papar AKBP Sumarni, dilansir dari Kompas TV.
Itu berbeda dengan kondisi tubuh Amelia yang didapati bekas luka pukulan atau kekerasan pada bagian kepala.
“Anak korban (Amelia) sepertinya ada perlawanan, karena ada bekas pukulan,” ungkapnya.
AKBP Sumarni menyebut pelaku diduga menghabisi korban di kamar. Sebab kondisi kamar juga berantakan.
Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang hingga kini belum terungkap. Polisi sudah melakukan berbagai upaya untuk mengungkap kasus tersebut.
Yang terbaru adalah mendatangkan ahli forensik dari Mabes Polri.
Ahli forensik forensik dr Hastry salah satu yang diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia.
Hasil olah TKP di lokasi pembunuhan ibu dan anak di Jalan Cagak, Subang ini pun diungkap secara blak-blakan oleh dr Hastry.
Menurutnya, hasil olah TKP ini akan menguak siapa dalang dibalik pembunuhan keji pada ibu dan anak di Subang.
Sebelumnya, pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021, makam Tuti dan Amalia dibongkar ulang guna dilakukan autopsi ulang.
Setelah mengantongi hasil autopsi, rombongan polisi dan dr Hastry langsung kembali mendatangi lokasi pembunuhan sadis untuk menggelar olah TKP.
Menurut pantauan dari tayangan Youtube TVOne, pada Minggu (3/10/2021) pukul 14.00 WIB, terlihat puluhan anggota kepolisian dengan berpakaian preman mendatangi tempat kejadian perkara.
Sang ahli forensik, dr Hastry pun ikut serta bersama polisi ke lokasi kejadian sambil mengenakan pakaian merah dan topi merah.
Di sana, sejumlah tim terlihat melakukan pemeriksaan di sekitar garasi mobil, tempat Tuti dan Amalia ditemukan tewas di dalam bagasi mobil.
dr Hastry tampak mencocokkan data labfor yang tersimpan di HP nya dan mencocokkannya dengan temuan di TKP pembunuhan.
Setelah menyelidiki halaman rumah, dr Hastry beserta penyidik yang lain pun menyelidiki ruangan demi ruangan di dalam rumah Tuti.
Sementara itu dalam laman Instagram Story dr Hastry, menyebutkan ruang tamu rumah korban tampak berantakan.
Sementara itu, penyidik dari Polres Subang dan Mabes Polri terlihat menjelaskan kronologi pembunuhan ibu dan anak tersebut kepada dr Hastry.
Tak hanya itu, kemudian dr Hastry diajak ke dalam kamar Tuti dan Amalia.
Dalam potongan foto yang ditampilkan dr Hastry, kondisi kamar kedua korban itu pun tampak berantakan.
Baju-baju dan boneka pun tergeletak begitu saja di atas kasur.
Penyidik terlihat menunjuk dinding dekat kasur korban, diduga ada bercak darah.
Pasca melakukan olah TKP dan autopsi ulang, tampak dr Hastry bergabung bersmaa penyidik Mabes Polri untuk merapatkan hasil yang diperoleh.
Menurut dr Hastry, untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, maka harus dilakukan pembuktian yang mendetail.
Tak hanya kerja keras, kerja secara cerdas pun disebutkan dr Hastry wajib dimiliki oleh para penyidik kepolisian.
Hal itu dilakukan agar pelaku pembunuhan ini segera tertangkap.
Karena hingga hari ke-50 pembunuhan, pelaku dengan pintarnya menghapus semua jejak sehingga hingga sekarang belum tertangkap.
"Pembuktian memang harus ilmiah. Dan kita kerja keras, cerdas dan ikhlas untuk itu," tulis dr Hastry.
Dalam akun Instagram pribadinya, dr Hastry optimis jika pelaku pembunuhan ibu dan anak itu akan terungkap.
"Percaya kamu bisa..karena utk kebaikan dan menolong sesama …Tuhan akan kasih kemudahan. Semoga terungkap, pasti terungkap, never give up, jangan pernah menyerah. Kebenaran di atas segalanya," tulis dr Hastry.
"Saya yakin Bu hastry bisa mengungkap siapa tersangka kasus Amel dan tuti. Semangat Bu forensik," tulis netizen dalam kolom komnetar postingan dr Hastry.
"Bismillah pasti terungkap," balas dr Hastry.
Sang ahli forensik ini pun meminta kepada masyarakat untuk kut serta mendoakan langkah polisi mengusut tuntas misteri pembunuhan ibu dan anak di Subang.
"Doa adalah kekuatan kita semua," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di bogor.tribunnews.com