TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Tifus atau yang banyak dikenal orang sebagai tipes merupakan penyakit yang kerap menyerang manusia.
Tipes ditandai dengan gejala demam, namun bagaimana membedakan demam biasa dengan gejala tifus.
Sebagaimana diketahui tipes adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi yang menginfeksi saluran cerna.
dr Kartika Malahayati dari Rumah Sakit Belleza Kedaton mengatakan, bakteri salmonella typhi berasal dari feses orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
Kemudian feses mengenai tanah.
Baca juga: Halo Dokter, Mengenal Jenis Malaria Paling Berbahaya
Lalu sayur serta buah buahan yang ditanam ditanah tersebut terkontaminasi bakteri tersebut.
Ditambah lagi sayur dan buah buahan itu tidak dicuci dengan bersih dan dimasak dengan benar.
"Saat sayur dan buah buahan yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut dimakan, bakteri tersebut masuk dan menginfeksi saluran cerna," kata dr Tika.
Bisa jadi juga orang yang sudah terinfeksi bakteri tersebut buang air besar di WC umum.
Lalu orang lain yang sudah masuk ke WC yang sama dengan orang ya g terinfeksi bakteri tersebut tangannya terkena bakteri tersebut dan lupa mencuci tangan.
Baca juga: Halo Dokter, Cara Mencegah Tifus
Setelah itu tangan yang sudah terinfeksi bakteri tersebut digunakan untuk makan dan minum, atau untuk mengusap mulut.
Jadilah bakteri tersebut masuk dan menginfeksi saluran cerna.
Saat bakteri tersebut masuk ke saluran cerna, tidak akan langsung menyebabkan tipes.
Ada masa inkubasi dahulu 5-7 hari.
Jika selama masa inkubasi daya tahan tubuh mampu melawan bakteri tersebut, maka tidak akan jadi tipes.
Tapi kalau daya tahan tubuhnya lemah sehingga tidak mampu melawan bakteri tersebut, maka akan jadi tipes. Daya tahan tubuh lemah salah satu penyebabnya karena kecapekan.
"Jadi kalau ada yang mengatakan kena tipes karena kecapekan, itu salah. Bukan kecapekannya yang buat dia kena tipes. Tapi saat dia kecapekan membuat daya tahan tubuhnya lemah sehingga tidak mampu melawan bakteri tersebut. Kalau dia kecapekan, tapi di saluran cernanya tidak ada bakteri tersebut, ya dia tidak akan terkena tipes," ujar dr Kartika.
Saat terkena tipes, gejalanya adalah demam dan gangguan disaluran cerna (diare, mual dan muntah).
Demam yang dicurigai sebagai demam tipes adalah demam yang berlangsung selama lebih dari tiga hari.
Kalau demam karena virus atau karena masuk angin, hanya 1-2 hari saja.
Kalau sudah mengalami tipes sebaiknya langsung ke dokter untuk mendapatkan antibiotik.
Sebab hanya antibiotik yang bisa menyembuhkan tipes.
"Antibiotik hanya bisa diberikan oleh dokter dan mengonsumsinya harus atas pengawasan dari dokter. Tidak boleh membeli antibiotik sendiri dan menentukan minum antibiotiknya sediri," kata dr Tika.
Namun daripada mengobati, lebih baik mencegah.
Caranya dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, serta rajin mencuci tangan.
Jangan lupa untuk selalu menjaga daya tahan tubuh tetap kuat.
Apa Itu Tifus
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Istilah penyakit tifus mungkin akrab bagi telinga banyak orang. Karena, penyakit ini kerap dialami sebagian orang.
Penyakit dapat menyerang siapa saja. Dan penyakit ini bagian dari penyakit menular.
Tifus merupakan penyakit yang kerap dialami masyarakat dunia ketiga (negara berkembang), terutama di India, Afrika dan termasuk di Indonesia.
Masalah kesehatan ini tergolong umum di negara berkembang, khususnya India, Afrika, termasuk Indonesia.
Dikutip dari Kompas.com, tifus merupakan penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri Salmonella typhii.
Bakteri tersebut dapat hidup di tubuh makhluk hidup, tak terkecuali manusia.
Baca juga: Halo Dokter, Cara Mengobati dan Mencegah Tipes
Umumnya, kuman ini dapat ditemukan di pembuluh darah serta saluran pencernaan.
Namun tifus juga dapat disebabkan karena infeksi kutu atau tungau.
Dikutip dari Web MD, terdapat beberapa jenis tifus dan penyebab tifus, di antaranya:
1. Tifus murine, yang disebabkan kutu badan dan ditularkan ke manusia.
2. Tifus epidemi, varietas langka yang disebarkan oleh kutu tikus atau kutu kucing.
3. Scrub typhus disebabkan oleh tungau dan umum terjadi di pedesaan Asia Tenggara, China, Jepang, India, dan Australia bagian utara.
Baca juga: Halo Dokter, Bagaimana Cara Mendeteksi Gejala Radang Usus
Secara umum, tifus ditularkan melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi bakteri.
Gejala
Ketika seseorang terinfeksi kuman Salmonella thypii, gejala tifus akan muncul dalam waktu 1-3 minggu pasca terinfeksi.
Gejala yang timbul juga bisa beragam tergantung dengan jenis tifus yang diderita.
Dikutip dari Kompas.com, berikut beberapa tanda tifus yang umum terjadi:
1. Demam tinggi hingga 40 derajat atau lebih.
2. Sakit kepala, lemas, dan lelah.
3. Nafsu makan hilang.
4. Nyeri perut.
5. Diare
6. Tinja berdarah.
7. Muncul ruam pada kulit.
8. Batuk kering.
9. Mengigau karena adanya gangguan otak akut.
Komplikasi
Ketika tifus tidak ditangani dengan cepat dan tepat, hal tersebut dapat menyebabkan komplikasi serius.
Tak hanya itu, penyakit ini juga dapat mengancam jiwa.
Berikut merupakan beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit tifus:
1. Dehidrasi.
2. Pendarahan dan robeknya usus.
3. Otot jantung dan selaput jantung meradang.
4. iritasi paru-paru.
5. Peradangan ginjal.
6. Iritasi selaput otak.
Diagnosis
Melansir Healthline, beberapa cara berikut dapat dilakukan dokter dalam mendiagnosis tifus, di antaranya:
1. Biopsi kulit untuk diuji coba di laboratorium.
2. Western blot untuk mengindetifikasi adanya tifus.
3 Tes imunofluoresensi untuk mendeteksi antigen tifus dalam darah.
4. Tes darah lainnya.
Pengobatan
Dalam pengobatan tifus, pemberian antibiotik dapat dilakukan.
Pasalnya, antibiotik dipercaya mampu membunuh kuman tifus yang menyerang tubuh manusia.
Owner Ganta Sehat Medical Center di Way Kanan, dr Aldo Aprizo mengatakan pemberian antibiotik itu harus dilakukan.
"Antibiotik harus diberikan, karena hanya antibiotik yang bisa mematikan bakteri salmonela yang menjadi penyebab tifus."
"Bakteri beda dengan virus yang bisa mati sendiri kalau ketahanan tubuh kuat," ungkap dr Aldo.
Biasanya gejala tifus akan membaik 2-4 minggu setelah mengonsumsi antibiotik.
Jenis obat antibiotik yang dapat digunakan, antara lain:
1. Doksisiklin (Doryx, Vibramycin) sebagai pengobatan pilihan.
2. Kliramfenikol untuk yang tidak hamil atau menyusui.
3. Ciprofloxacin (Cipro) untuk orang dewasa yang tidak dapat menggunakan doksisiklin.
Selain itu, dirinya juga menjelaskan bahwa penderita tifus disarankan untuk mengonsumsi makanan yang lembut dan tidak boleh terlalu kenyang.
Proses perbaikan kondisi tubuh juga tergantung pada seberapa cepat pengobatan dimulai.
Semakin awal terdeteksi dan diobati, maka tubuh akan segera lekas sembuh.
Pencegahan
Terdapat beberapa cara mencegah tifus, meliputi:
1. Menjaga kebersihan.
2. Menghindari perjalanan ke daerah wabah tifus.
3. Penggunaan kemoprofilaksis hanya pada mereka yang berisiko tinggi menderita tifus. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika / Jelita Dini Kinanti)