Wawancara Eksklusif

Kinerja Koperasi dan UMKM Lampung Selama Pandemi, Syamsurijal Sebut UMKM Bertransformasi ke Digital

Penulis: Bayu Saputra
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung Syamsurijal Ari saat diwawancarai Tribun Lampung, Senin (29/11/2021).

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pandemi Covid-19 membuat sektor Koperasi dan UMKM di Lampung mengalami persoalan yang kompleks.

Ada koperasi dan UMKM yang berhasil bertahan, namun banyak pula yang tidak bertahan.

Seperti apa kondisi koperasi dan UMKM di Lampung dan apa upaya dinas terkait agar mereka bisa bertahan?

Berikut petikan wawancara Tribun bersama Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung Syamsurijal Ari yang akrab disapa Ijal.

Seperti apa perkembangan UMKM di Lampung di tengah melandainya Covid-19 saat ini?

Seperti kita ketahui bersama, pandemi Covid-19 telah membuat perekonomian melambat secara global maupun lokal.

Tahun lalu, kondisi perekonomian Lampung mengalami kontraksi.

Namun pada 2021 terkhusus menjelang semester dua, ada kenaikan pertumbuhan.

Pertumbuhan itu salah satunya diyakini disumbang UMKM dan Koperasi.

Jadi semakin melandainya Covid itu, membuat kinerja UMKM dan koperasi juga membaik.

Ada berapa UMKM di Lampung saat ini?

Kalau total hingga semester pertama mencapai 192.234 UMKM yang tersebar di semua daerah dengan jenis usaha menyebar.

Tetapi sebagian besar adalah UMKM yang bergerak di bidang produksi, terutama makanan.

Semasa pandemi 1,5 tahun ini, ada berapa UMKM yang tumbang?

Kita berusaha memberikan pendampingan kepada UMKM.

Sebagian besar koperasi dan UMKM yang masih bertahan karena mereka melakukan tranformasi digitalisasi.

Jadi mereka melakukan pemasaran di platform digital

Ada juga UMKM yang melampaui targetnya.

Ada berapa UMKM yang tumbuh atau baru buka setelah melandainya Covid?

Angka itu dinamis. Kami meyakini dengan membaiknya perekonomian, pertumbuhan dan kinerja UMKM akan terus membaik.

Di kabupaten/kota mana di Lampung yang saat ini menjadi sentra atau pusat bagi berkembangnya UMKM? Apa faktornya?

Jadi memang karakteristik setiap wilayah itu berbeda-beda.

Terbaru sektor UMKM kuliner, tumbuh di Pringsewu. Ada kuliner Rafins yang memanfaatkan kulit ikan menjadi makanan yang digemari.

Ada juga koperasi Tani Hijau Makmur di Tanggamus yang mampu melaksanakan ekspor menjadi rantai pasok di GGP.

Lalu, Kabupaten Tanggamus juga sektor kerajinan ada tapisnya, Pesbar dan Lambar yakni ada kriyanya.

Pesawaran juga ada tapis jelujurnya.

Terkait koperasi, ada berapa yang masih aktif saat ini?

Koperasi itu macam-macam jenisnya.

Ada koperasi simpan pinjam, ada juga koperasi produsen, konsumsi, dan sebagainya. Saat ini total koperasi yang ada di Lampung 5.600 koperasi, namun yang aktif sebanyak 2.800-an.

Sisanya, tidak aktif karena belum ada rapat anggota tahunan (RAT) dan kita terus mendorong agar koperasi memiliki tata kelola yang baik.

Lalu berapa koperasi yang dibubarkan dalam 1-2 tahun terakhir? Apa penyebabnya?

JIka bicara pembubaran koperasi, itu ada peraturan menteri koperasi yang mengaturnya.

Tidak boleh punya perspektif, jika koperasi tidak aktif dibubarkan.

Namun yang tidak aktif ini secara bertahap didampingi agar bisa aktif.

Untuk memajukan koperasi, solusi apa yang tepat di tengah kondisi saat ini?

Jadi peningkatan SDM itu sangat penting.

Setiap penggiat koperasi jangan berhenti belajar. Harus ada peningkatan kapasitas, misal melalui diklat.

Kita juga ada balai pelatihan koperasi, dan tujuannya peningkatan SDM.

Tata kelola harus sesuai kaidah yang benar.

Kita membuat ruang bisnis klinik.

Koperasi dan UMKM dapat menghubungi kita di pusat pelayanan terpadu di PKOR Way Halim.

(Tribunlampung.co.id Bayu Saputra)

Berita Terkini