Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Seorang panitia kurban meninggal dunia saat prosesi penyembelihan kurban Idul Adha di Masjid Al Bayan, Bandar Lampung.
Nama panitia kurban meninggal yakni Edy Suherman (55) warga Jalan Bougenville Blok F3 RT 01 Lingkungan 02 Kelurahan Bilabong Jaya, Bandar Lampung.
Peristiwa panitia kurban meninggal tersebut praktis meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besarnya.
Anak kedua Edy Suherman, Indra Suherman (27) mengatakan bahwa ayahnya adalah sosok yang sangat baik.
Dikatakannya jika sang ayah mengembuskan napas terakhir lantaran serangan jantung, bukan karena diseruduk sapi.
Baca juga: ODGJ di Bandar Lampung Resahkan Warga, Dinsos Harap Segera Lapor
Baca juga: 24 KK Terdampak Kebakaran di Kota Karang Bandar Lampung Terima Bantuan dari Pemkot
Ia juga mengatakan, ada firasat sebelumnya.
Kala itu, Edy Suherman sempat terselandung jempol sebelah kirinya saat berangkat ke masjid Al Bayan untuk melakukan pemotongan hewan kurban.
Akibat terselandungnya jempol kaki sebelah kiri pun luka robek.
Hingga akhirnya harus diberikan penutup handsaplast agar tidak ada darah lagi yang mengalir.
"Sempat kaki ayah itu ditutup lukanya yang habis terselandung itu, tapi setelah itu ayah tetap saja ke masjid untuk menjadi panitia pemotongan hewan kurban," kata Indra.
Memang ada riwayat sakit jantung dan saat itu beliau memegang beberapa kali lepas memegang kaki kambing tersebut.
"Jadi tidak biasanya ayah itu pegang kaki kambing kok bisa lepas, dan pada kambing ke 7 saat dipotong hingga melafazkan takbir atau itu tersungkur diatas darah kambing yang harus saja disembelih," kata Indra.
Baca juga: Pria Sakit Stroke Selamat dari Kobaran Api, Rumah Kebakaran di Bandar Lampung
Baca juga: Gadis Histeris Seperti Kesurupan usai Dipegang ODGJ di Rajabasa Bandar Lampung
Pada saat kambing yang ke 7 mendadak terkena serangan jantung, keluarga juga sudah mengikhlaskan dan memang sudah waktunya.
Beliau itu orangnya baik dan semua masyarakat ketika dibantu tidak membedakan.
"Jadi ayah itu kami tidak perbolehkan untuk memegang sapi, kalau kambing boleh karena saya sudah tahu kondisi ayah saya," kata Indra
Lalu dirinya juga sangatlah heran sebelum ayah tutup usia yakni mengapa sebelum kejadian atau malam takbiran ini ayah tersebut sempat ke masjid.
Tapi tahun sebelumnya tidak pernah sama sekali ke masjid, tapi aneh pada malam takbiran tidak ke masjid.
Setiap tahunnya memang ayah ini selalu dilibatkan sebagai panitia pemotongan hewan kurban.
"Sosok ayahnya ini menjadi panutannya, ayah paling pertama banguninnya saat bangun tidur. Orangnya pengayom dan sampai-sampai kami bangun tidur ayah selalu menyuguhkan teh untuk kami semua," kata Indra
Resta Anisa Putri (32) anak pertama korban mengatakan bahwa sebelum kejadian ayahnya itu terjatuh saat hendak ke masjid.
"Anak dan istrinya itu sudah menyuruh ayah itu jangan lagi ke masjid setelah terselandungnya jempolnya itu dan ayah tetap maksa untuk tetap pergi ke masjid untuk menjadi panitia pemotongan hewan kurban," kata Resta
Beliau itu sosok yang mau berkorban hanya untuk anak-anaknya serta menantu dan cucunya.
Tidak ada pembedaan antara anak dan menantunya, dan semua warga yang pernah kenal denganya pasti terpukul.
Karena orangnya sangatlah baik dan ringan tangan, karena kalau listrik diwarga Bilabong Jaya ini rusak pasti ayah itu selalu ada untuk tetangganya.
Sampai dengan tanah kuburannya itu gembur dan banyak yang berziarah.
"Kami itu tidak tahu kebaikan apa yang diberikan kepada masyarakat, sampai jasa beliau mau dibayar dengan beras tidak mau beliau ketika ada orang kesulitan untuk membayar jasanya," kata Resta
Istri Suherman, Indah Bestari (53) mengatakan bahwa suaminya ini orang yang ringan tangan dan naik hati kepada siapapun.
Kalau sosok suami ini memang orangnya sering membantu, dan sangatlah kehilangan dengan sosok suami.
"Saya ikhlas, tapi kalau saya ingat dia saya menangis," kata Indah
Memang sempat terselandung suaminya itu saat berangkat untuk memotong kambing di Masjid Al Bayan.
Dikira pingsan tapi nyatanya saat dibawa ke rumah sakit dalam perjalanan beliau meninggal dunia.
Marbot Masjid Al Bayan Bilabong Jaya Sofyan mengatakan bahwa setiap tahunnya korban ini selalu menjadi panitia penyembelihan hewan kurban.
"Beliau itu tersungkur dan ada keluhannya memang katanya sakit jantung," kata Sofyan
Sebelum kejadian beliau ini memang sempat pulang dan pamitan untuk pergi ke masjid.
"Kata istrinya itu tak usah balik lagi dan akhirnya ibunya ini khawatir, lalu anaknya yang mengawal korban dan akhirnya tidak lama kejadian tersungkur lalu meninggal dunia. Tidak ada yang katanya di seruduk sapi," kata Sofyan.
( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra )