Berita Lampung

Pedagang Kue Keliling di Bandar Lampung Ditipu Uang Palsu Rp 100 Ribu

Penulis: teguh prasetyo
Editor: Dedi Sutomo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pedagang kue keliling di wilayah Kecamatan Kemiling menjadi korban uang palsu. Seorang yang membeli kue dagangannya membayar dengan uang palsu pada Rabu (10/8/2022) kemarin.

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Kasus uang palsu kembali terjadi di Bandar Lampung. Seorang ibu penjual kue keliling menjadi korban. Dirinya dibayar oleh seorang pembeli dengan uang palsu pecahan Rp 100 ribu.

Andre, warga Kemiling, Bandar Lampung mengatakan, dirinya mendapatkan cerita dari sang ibu penjual kue keliling yang dibayar dengan uang palsu.

Menurutnya, dari penuturan sang ibu penjual kue, kejadian terjadi pada Rabu (10/8/2022) kemarin. Saat itu sang ibu penjual kue berjualan di wilayah Kemiling.

Lalu, ada seorang bapak-bapak dengan anaknya mengenderai sepeda motor membeli kuenya Rp 20 ribu. Sang bapak menyerahkan uang pecahan Rp 100 ribu ke sang ibu penjual kue.

“Saat sang ibu penjual kue membeli barang di mini market, uang pecahan Rp 100 di tolak. Kasih mengatakan jika uang tersebut palsu,” kata Andre, Kamis (11/8/2022).

Baca juga: Waspada! Uang Palsu Beredar di Lampung, Bocah Yatim Penjual Keripik Jadi Korban

Baca juga: Polisi Selidiki Pembeli Keripik Bocah Yatim di Lampung Pakai Uang Palsu

Ibu penjual keu itu pun, lanjut Andre, terkejut mengetahui uang hasil berjualan kuenya palsu.

Sang ibu juga sudah mengecek uang tersebut ke sebuah bank daerah, dan dinyatakan uang tersebut palsu.

Andre pun mengaku membuat rekaman video untuk disebarkan di media sosial, karena sudah banyak korban peredaran uang palsu tersebut di wilayahnya.

Kata juga oleh Andre, selain ibu penjual kue keliling, di dekat rumahnya sudah ada tiga warung kecil yang juga jadi korban peredaran uang palsu.

Dirinya beharap ada penanganan dari pihak berwajib agar tidak ada lagi korban peredaran uang palsu yang dialami pedagang kecil.

Selain itu, saat ia mengecek uang palsu tersebut, uang tersebut sangat mirip dengan uang asli sehingga snagat sulit dibedakan secara kasat mata.

Bocah Penjual Keripik Jadi Korban Uang Palsu

Sebelumnya juga ada video viral tengan bocah penjual keripik keliling yang ditipu oleh pembeli dengan uang Rp 100 ribu palsu.

Baca juga: Bocah Yatim Penjual Keripik di Bandar Lampung Ditipu Uang Palsu Rp 100 Ribu

Baca juga: Polres Lamteng Tangkap 7 Orang Terkait Narkoba, Ditemukan Dua Senpi dan Uang Palsu Rp 29,9 Juta

Darwin Jordan Win, bocah penjual keripik di Bandar Lampung ditipu pembeli dengan uang palsu.

Tak hanya tertipu, bocah berusia 10 tahun yang biasa berjualan di Jalan ZA Pagar Alam Bandar Lampung itu bahkan kehilangan uang Rp 70.000 yang digunakan sebagai uang kembalian.

Siswa kelas 3 di SD Negeri 4 Kota Karang Telukbetung Timur ini menuturkan detik-detik dirinya ditipu saar ditemui Tribun Lampung di pelataran parkir Kafe Kampung Kecil Jalan Gatot Subroto Bandar Lampung.

Kisah Darwin ditipu pembeli sempat viral setelah banyak diupload ke media seosial.

Adapun kejadian penipuan dialaminya, Kamis (28/7/2022), sekitar pukul 11.30 wib.

Saat itu ia berjualan di Jalan ZA Pagar Alam atau depan tempat makana siap saji.

"Jadi gini ya om...awalnya itu orang itu manggil saya dek-dek sini dek," tukasnya.

"Orang itu tanya barang yang saya bawa ini berapaan, saya jawab Rp 15 ribu," katanya lagi. 

"Orang itu celingak-celinguk samping kanan kiri, terus setelah dikasih keripik ke orang itu dan orang itu kasih Rp 100 ribu ke saya dia minta susuk (kembalian) Rp 70 ribu karena belinya 2 bungkus Rp 30 ribu," kata Darwin yang juga berjualan kerupuk.

Dijelaskannya, setelah itu pelaku langsung kabur.

Kemudian ia menyadari uang itu palsu setelah tanya ke orang lain.

Uang palsu dilihatnya karena ada tempelan plaster warna kuning. 

"Terus ada mbak-mbak yang melihat uang itu palsu, setelah dilihat lagi memang uang itu palsu," bebernya didampingi ibunya Yanti.

Tak lama kemudian perempuan yang memberi tahu Darwin uang palsu, memberikannya Rp 50 ribu karena simpati.

Adapun penipu dibeberkan Darwin memilki menggunakan motor Mio dengan perawakan tua.

Ia mengaku, kerap berjualan hingga wilayah Rajabasa.

Berangkat naik angkutan kota (angkot) dari Teluk Betung Timur hingga kembali ke rumah malam hari.

"Saya pagi sekolah dan pulang siang saya, langsung pergi berjualan sampai dengan Rajabasa hingga stasiun Labuhan Ratu," kata Darwin

"Jadi dagang ini mau membantu orangtua," timpalnya.

"Supaya bisa membayar rumah kontrakan dan harapannya punya rumah sendiri," sambungnya.

Saat ditanya apakah trauma berjualan sampai kembali, dirinya mengaku tidak takut.

"Hari ini memang tidak sekolah, makanya jalan dari pagi karena mata saya sakit," terangnya.

"Jadi kata ibu guru gak boleh sekolah dulu," kata Darwin 

Sementara Yanti ibunda Darwin menjelaskan, bahwa anaknya berdagang atas kemauannya sendiri.

"Dadang sudah dari kelas 1 sampai sekarang, saya pesan daganglah yang benar, karena itu punya orang," imbaunya.

Anaknya ingin berdagang karena tetangga dan juga teman sebayanya banyak yang berdagang.

Adapun kerugian selama berjualan sudah dua kali dialaminya.

"Kalau yang satunya barang diambil," beber Yanti.

"Anak ini baik dan sayang kepada orangtuanya," tukasnya.

"Membantu saya, hanya berdua saja," ujar Yanti yang mengaku suaminya telah lama meninggal dunia.

Setiap hari anaknya berjualan dengan mendapat keuntungan sekitar Rp 50 ribu.

Uang yang didapat ditabung untuk membuat rumah.

(Tribunlampung.co.id/Teguh Prasetyo/Bayu Saputra)

Berita Terkini