Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Peringati HUT RI ke 77, burung perkutut lokal di Pringsewu ikuti lomba seni suara, Minggu (14/8/2022) di Pekon Mataram, Kecamatan Gading Rejo, Pringsewu.
Lomba seni suara burung perkutut lokal ini pertama kali digelar Perkumpulan Pelestari Pecinta Perkutut Seluruh Indonesia (P4LSI) Korwil Pringsewu.
Meski baru perta kali di Pringsewu, lomba seni suara burung perkutut lokal ini diminati, terbukti dari jumlah yang ikut dalam kompetisi mencapai 200 peserta.
Ketua Pengurus Daerah P4LSI Kabupaten Pringsewu Anton Subagio mengatakan, lomba burung perkutut lokal ini diadakan dalam rangka memperingati HUT RI ke-77.
Dia pun membenarkan, lomba suara burung perkutut ini baru pertama kali digelar di Pringsewu.
Baca juga: Pringsewu Tambah Sasaran Target Vaksin Covid-19, Target Anak-Anak
Baca juga: Rp 80 Juta Digelontorkan untuk Rumdis Pj Bupati Pringsewu Lampung
Pemenang lomba seni suara burung perkutut ini dibagi menjadi dua kategori.
"Kelas suara kristal atau kecil kemudian kelas suara besar," katanya, Minggu (14/8/2022).
Masing-masing pemenang akan mendapat hadiah ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Juara 1 total hadiah Rp 1 juta
Juara 2 total hadiah Rp 700 ribu
Juara 3 total hadiah Rp 500 ribu
Juara 4 total hadiah Rp 300 ribu
Baca juga: Kejari Pringsewu Periksa Saksi Dugaan Mark Up Pengadaan Alat Prokes Pilkakon
Baca juga: Polisi Olah TKP Mobil Terbakar d Pringsewu Lampung, Kerugian Ditaksir hingga Rp 60 Juta
Juara 5 total hadiah Rp 200 ribu
Kapolsek Gading Rejo Iptu Anwar Mayer Siregar mewakili Kapolres Pringsewu AKBP Rio Cahyowodi hadir dalam acara tersebut.
Menurutnya acara itu dimulai dengan pelepasan 17 ekor burung perkutut.
"Pelepasan 17 ekor burung perkutut ke alam bebas sebagai simbol kepedulian pelestarian satwa," ungkapnya.
Sementara jumlah 17 ekor burung melambangkan perayaan kemerdekaan Indonesia, yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus.
Ia mengungkapkan, lomba suara bung perkutu selain untuk menyalurkan hobi, juga menggerakkan perekonomian masyarakat.
“Burung perkutut adalah salah satu simbol kelestarian budaya Jawa. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk meneruskan dan menjaganya agar tetap menjadi budaya,” lanjutnya.
Selain itu, Iptu Anwar Mayer juga mengajak peran serta masyarakat khususnya generasi milenial agar lebih mencintai dan melestarikan burung perkutut dengan tujuan budaya.
"Burung perkutut ini memiliki keunikan tersendiri, ibarat sebuah barang ini kategori klasik.
Banyak kalangan ningrat yang memeliharanya. Alangkah baiknya juga generasi milenial dapat ikut melestarikannya," ungkapnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Uspika Kecamatan Gadingrejo, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan para pecinta burung perkutut dari berbagai daerah.
(Tribunlampung.co.id/ Riana Mita Ristanti)