Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Industri kurir benar-benar menjadi penopang utama roda bisnis UMKM di masa pandemi Covid-19, setidaknya dalam dua tahun terakhir.
Hal itu yang dirasakan satu di antara UMKM di Bandar Lampung, Askha Jaya, semenjak bermitra dengan PT Citra Van Titipan Kilat atau TIKI.
Pemilik Askha Jaya, Askasifi Eka Cesario mengungkapkan, semenjak bermitra dengan TIKI, usahanya yang bergerak di bidang kuliner dan oleh-oleh, mengalami peningkatan cukup signifikan. Terutama, selama masa pandemi Covid-19.
“Iya, tentunya bermitra dengan TIKI, sangat memudahkan pelayanan pengiriman yang kami lakukan, terutama ke luar daerah.”
“Bahkan juga berdampak meningkatkan transaksi, sampai 20 persen kurang lebih, karena kepercayaan konsumen juga meningkat, baik dari sisi pengiriman dan produk Askha Jaya,” kata Askasifi, saat diwawancara, Sabtu (20/8/2022).
Baca juga: Tempat Wisata di Lampung, Hangatnya Bandrek Hitam Cocok Dinikmati Cuaca Dingin
Baca juga: Berita Lampung Terkini 20 Agustus 2022, Rektor Unila Ditangkap KPK hingga Bangunan Ponpes Terbakar
Askasifi menyebut, Askha Jaya bermitra dengan TIKI sejak 2017. Terutama ketika bisnis kulinernya mulai untuk merambah ke penjualan online.
Sebelumnya, kata Askasifi, tujuan pemasaran produknya masih seputar Lampung dan Jabodetabek. Semenjak bermitra dengan TIKI, Askasifi mengatakan, jangkauan produknya bisa sampai ke Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
Bahkan, terus Askasifi, produknya sudah menjangkau hampir di seluruh provinsi di Sumatera.
“Sampai sekarang pun (kemitraan dengan TIKI) masih tetap terjalin dan kerja samanya berjalan dengan baik.”
“Karena petugas (TIKI) pickup (mengambil) langsung ke toko dan pengiriman hampir tak ada kendala pada paket yang dikirim dari Askha via Tiki,” papar Askasifi.
Askasifi juga berharap, ke depannya TIKI bisa terus berinovasi terhadap pelayanannya, sehingga semakin banyak pelanggan yang menggunakan jasa ekspedisi TIKI.
“Semoga juga bisa selalu bermitra dan terus mendukung kami para pelaku UMKM dengan banyaknya kegiatan bersama,” harap Askasifi.
PIC TIKI Lampung, Agus Darmana mengatakan, pihaknya cukup responsif untuk memenuhi kebutuhan dari UMKM, khususnya di Lampung.
Satu di antara layanan yang disiapkan TIKI, kata Agus, yakni TIKI SERLOK alias Seller Online Booking. Layanan TIKI SERLOK, lanjut Agus, dimunculkan selama masa pandemi Covid-19, khusus untuk mengakomodir para pelaku UMKM.
“Jadi penjual atau UMKM bisa menjadi mitra TIKI. Ada benefitnya untuk mitra UMKM, di antaranya ada fee. Misal, berapa banyak kiriman dalam setiap bulannya itu nanti mereka dapat fee, sekian persen,” ungkap Agus, saat diwawancarai Sabtu (20/8/2022).
Mengutip lembar fakta TIKI, yang dibacakan Agus, satu di antara sasaran inovasi layanan TIKI SERLOK yakni seller online yang kebanyakan belum bergabung dengan market place besar dan lebih mengandalkan jaringan media sosial.
“Melalui TIKI SERLOK ini, perusahaan ingin membantu usaha online mereka dengan memberikan kemudahan fasilitas dalam hal pengiriman,” sebut Agus.
Layanan baru bagi para online seller tersebut, jelas Agus, yang menawarkan berbagai kemudahan dalam melakukan transaksi pengiriman dengan TIKI, antara lain gratis pick up barang, diskon 18 persen biaya pengiriman, kemudahan pembayaran mulai dari fasilitas Cash on Delivery hingga pelunasan H+2 setelah transaksi.
Seller online juga, terus Agus, akan memperoleh informasi dan mendapatkan kesempatan mengikuti berbagai kegiatan edukasi dan promo marketing yang diselenggarakan TIKI.
“Layanan baru ini berlaku hanya untuk para online seller yang belum memiliki akun di TIKI,” jelas Agus.
Sementara bagi seller online yang memiliki website, terus Agus, TIKI SERLOK juga dapat diintegrasikan, sehingga proses transaksi pengiriman dapat dilakukan sepenuhnya di dalam website tersebut.
“Jadi bisa merampingkan proses dan meningkatkan pengalaman pelanggan ketika bertransaksi di toko online,” tandas Agus.
Khusus di Lampung, kata Agus, mitra TIKI di Lampung sudah mencapai 280 mitra.
“Sebenarnya belum kami klasifikasi secara spesifik, tetapi itu (280 mitra) secara umum yang tergabung.”
“Dari jumlah itu, sekitar 30 sampai 40 persen itu bergerak di bisnis kuliner, dan nilai transaksinya juga lumayan besar yah,” sebut Agus.
Tak hanya TIKI SERLOK, terus Agus, ada 2 inovasi layanan lain yang dimunculkan selama masa pandemi Covid-19. Yakni, TIKI PUTAR atau Jemput Antar dan TIKI SDS KITA atau Same Day Service Kuliner Nusantara.
Berkah Bagi Industri Kurir
Di sisi lain, Agus menyebut, secara umum saat pandemi Covid-19 bisa dibilang menjadi berkah bagi industri kurir.
“Meski memang secara umum itu menjadi musibah bagi semua orang, tetapi di sisi lain, ada berkah juga yang didapat, khususnya untuk bisnis jasa ekspedisi,” kata Agus.
Karena, lanjut Agus, selama masa pandemi Covid-19, ada peningkatan yang cukup signifikan dari sisi transaksi.
“Sekitar 10 sampai 15 persen kenaikannya. Kalau untuk di Lampung sendiri, ada kenaikan yang konsisten dalam 2 tahun terakhir, terutama saat pandemi. Artinya kenaikan yang konsisten ini dari bulan ke bulan itu ada progres kenaikan,” jelas Agus.
Peningkatan transaksi yang dialami TIKI tersebut, terus Agus, tak terlepas dari peran mitra UMKM.
“Nilai transaksi dari mitra UMKM itu membantu sekitar 30 sampai 40 persen,” sebut Agus.
Ikut Arus Digitalisasi
Sementara itu, dari sisi pembayaran, kata Agus, TIKI juga sudah menerapkan sistem sistem pembayaran tanpa uang tunai atau cashless. Menurut Agus, ada sejumlah dompet elektronik atau e-wallet yang sudah bekerja sama dengan TIKI.
“Termasuk juga pelanggan bisa melakukan pembayaran dengan transfer langsung.”
“Intinya, seiring berjalannya waktu dan eranya juga berubah, kami juga ikut menerapkan pembayaran cashless ini dan sudah berjalan,” kata Agus.
Target 100 Gerai
Agus juga menyampaikan, sejauh ini, di Bandar Lampung TIKI sudah memiliki 60 gerai.
“Targetnya 100 gerai. Jadi kalua dari sisi geografisnya itu (di Bandar Lampung) ada 20 kecamatan, jadi minimal di setiap kecamatan itu ada 5 gerai. Targetnya dalam 3 bulan ke depan sudah bisa terpenuhi (100 gerai),” sebut Agus.
Sementara secara keseluruhan di Lampung, kata Agus, total ada 17 sub-agen atau mitra TIKI.
“Mereka handle dari sisi penjualan, operasional serta branding, tetapi tetap tersentral di sini, di Bandar Lampung,” tandas Agus.
Secara nasional, TIKI telah memiliki jaringan operasional yang meliputi 66 kota besar di Indonesia, dan didukung lebih dari 500 kantor perwakilan, lebih dari 3.700 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan di seluruh Indonesia.
Jaringan TIKI telah dapat melayani 90 persen dari total 514 wilayah kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Sehingga menjadikannya perusahaan jasa pengiriman milik swasta dengan jaringan pengiriman terluas di Indonesia, dan mayoritas dari 83.843 kelurahan/desa di Indonesia juga sudah terlayani oleh TIKI.
(Tribunlampung.co.id/Noval Andriansyah)