Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Banjir yang merendam enam pekon di Kecamatan Ngaras Pesisir Barat Lampung akibat luapan Sungai Way Ngaras saat ini sudah berangsur surut.
Peratin Pekon Raja Basa Khohirin mengatakan luapan Sungai Way Ngaras yang merendam rumah warga kini sudah mulai surut.
"Alhamdulillah, sekarang banjir sudah mulai surut, tinggal setengah meter lagi," ungkapnya, Jumat 14 Oktober 2022.
Menurut Khohirin, ada 50 lebih rumah warga yang terendam akibat luapan Sungai Way Ngaras.
Saat ini aparatur pekon bersama warga sedang berjibaku membersihkan puing-puing kayu yang masuk ke dalam pekarangan warga.
"Dalam bencana ini alhamdulilah tidak ada korban jiwa, untuk jumlah kerugian belum bisa kita pastikan," jelasnya.
Baca juga: Breaking News 6 Pekon di Pesisir Barat Terendam Banjir Akibat Luapan Sungai Way Ngaras
Baca juga: Ingin Menyalip Truk, Ayah dan Anak Tewas Kecelakaan di Jalan Yos Sudarso Lampung
Khohirin berharap Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat melakukan normalisasi Sungai Way Ngaras tersebut.
Sebab kata dia, jika tidak dilakukan normalisasi dikhawatirkan bencana serupa akan terulang kembali.
Dikatakannya, Pemerintah Pekon Raja Basa sudah mengajukan permohonan normalisasi itu sejak dua tahun terakhir.
Namun permohonan itu hingga kini belum direalisasikan.
"Sudah lama tidak ada normalisasi sungai Way Ngaras ini sudah sekitar 4 tahun," ucapnya.
6 Pekon Terendam Banjir
Sebelumnya diberitakan, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pesisir Barat menyebabkan aliran Sungai Way Ngaras meluap dan banjir sehingga merendam pemukiman warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Barat Mirza Sahri mengatakan, ada enam pekon di Kecamatan Ngaras yang terendam banjir akibat luapan Sungai Way Ngaras tersebut.
"Enam pekon yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Way Ngaras yaitu Pekon Kota Batu, Negeri Ratu Ngaras, Rajabasa, Pardasuka, Mulangmaya, dan Pekon Bandarjaya," jelasnya, Jumat (14/10/2022).
Dikatakanya, saat ini curah hujan di wilayah Pesisir Barat cukup tinggi sehingga menyebabkan debit air di Sungai Way Ngaras meluap dan banjiri pemukiman warga.
Ketinggian air yang merendam pemukiman warga diperkirakan mencapai 60 hingga 80 centimeter.
Ada ratusan rumah warga yang terdampak banjir, namun jumlah pastinya belum bisa dilakukan.
Sebab pihaknya saat ini sedang fokus melakukan pemantauan.
"Kita masih terus memantau kondisi banjir di wilayah tersebut," jelasnya.
Sementara itu jumlah kerugian saat ini belum bisa dipastikan.
Mirza mengatakan, Sungai Way Ngaras yang meluap itu akibat hutan di hulu sungai sudah mulai habis.
Akibatnya saat musim hujan tiba, daerah resapan air berkurang dan terjadi banjir.
"Sekali lagi kita mengimbau agar masyarakat mengingkatkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian hutan, khususnya hulu Way Ngaras," ungkapnya.
"Karena di hulu Sungai Way Ngaras itu sudah tidak ada lagi pohon besar, kalau tidak dilakukan reboisasi setiap musim hujan akan selalu terjadi banjir seperti ini," sambungnya.
Dikatakan Mirza, di hulu Sungai Way Ngaras saat ini sudah dijadikan kebun kopi oleh warga.
Yang berkebun disitu bukan orang Ngaras tapi dari luar daerah kita, ada dari Perawatan, Kota agung dan lainya, artinya kenapa mereka bisa masuk disitu sementara daerah itukan sangat rentan dengan bencana," tutupnya.
( Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif )