Tribunlampung.co.id - Pemain Chelsea Christian Pulisic ternyata gemar menulis buku. Baru-baru ini dia meluncurkan buku terbarunya.
Buku terbaru pemain Chelsea Christian Pulisic ini menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan di saat muda.
Bahkan pemain Chelsea Christian Pulisic juga menulis soal kondisinya saat berada dalam titik terendah perjalanan karirnya.
Christian Pulisic juga membagikan pengalaman berjuang untuk kesehatan mentalnya, ketika berada pada titik karir terendah.
Buku baru yang diluncurkan pemain Chelsea Christian Pulisic berjudul Pulisic: My Journey So Far.
Dalam buku itu, Pemain Chelsea Pulisic menceritakan masa mudanya dan perjuangan yang dihabiskan di Inggris sebagai anak muda.
Baca juga: Pemain Chelsea Marc Cucurella Pamer USG Calon Anak Ketiga
Baca juga: Pemain Chelsea Marc Cucurella Nyaman dengan Rambut Panjang, Ini Gaya Saya
Buku berjulud 'Pulisic: My Journey So Far, yang dirilis 11 Oktober dan merupakan kumpulan percakapan panjang antara Pemain Chelsea Pulisic dengan penulis Daniel Melamud.
Buku tersebut juga menceritakan masa mudanya dan berbicara tentang perjuangan kesehatan mental pada titik terendah dalam karirnya.
Di buku tersebut juga mengungkap refleksi khusus saat pelatih Frank Lampard digantikan di Stamford Bridge oleh Thomas Tuchel.
Pergantian tersebut Ini terjadi di tengah pandemi COVID-19 dan merupakan periode yang ia sebut sebagai 'rock bottom'.
"Saya berjuang melawan depresi, dan itu adalah periode yang sangat sulit yang membuat saya mungkin mencapai titik terendah," kata dia dikutip dari football.london
Ini juga mengarah ke pengungkapan tentang manajemen manusia Tuchel, alasan yang dikutip pada peristiwa pemecatan pelatih Jerman bulan lalu.
Dalam buku tersebut juga mengungkap cerita bagaimana ia dibohongi pelatih Thomas Tuchel.
Saat itu kata dia, Thomas Tuchel menjanjikannya tampil di peran awal saat Chelsea bersua Real Madrid di semifinal Liga Champions 2021. Namun faktanya ia duduk dibangku cadangan dan tidak menjadi starter utama.
Pulisic menjadi pahlawan di leg pertama semi-final dengan mencetak gol di kandang Madrid di laga yang berakhir dengan skor 1-1.
Dia mengaku melanggar instruksi Tuchel dalam proses terjadinya gol, tetapi diyakinkan akan tetap start di leg kedua.
Kenyataannya, bintang timnas Amerika Serikat itu diparkir di bangku cadangan sebelum akhirnya memberi assist buat gol menit akhir Mason Mount.
"Apa yang terjadi sebelum pertandingan itu sangat mengecewakan bagi saya," katanya.
"Saya tampil sangat bagus di leg pertama dan lawan kami selanjutnya adalah Fulham di ajang Liga Primer. Tuchel bilang saya diistirahatkan leg kedua, makanya saya tak bermain semenit pun di laga versus Fulham."
"Lalu di hari pertandingan leg kedua semi-final, Tuchel bilang dia berubah pikiran dan dia memilih Kai [Havertz]. Jujur, saya syok berat dan sangat kecewa.
Baca juga: Pelatih Chelsea Graham Potter Puji Pemain AC Milan Rafael Leao Berkualitas
Baca juga: Transfer Pemain Chelsea, Upaya The Blues Rekrut Rafael Leao Ditolak Mentah-mentah AC Milan
Saya merasa saya pantas start dan, yang terpenting, sebelumnya dia sudah meyakinkan saya bahwa saya akan menjadi starter."
"Jadi pada saat dia memasukan saya dengan 25 menit tersisa, saya merasa marah sekali. Saya akan mengatakan dia sangat intens,” ujar Pulisic mengungkapkan tentang manajemen Tuchel.
"Dia menginginkan sesuatu dengan cara tertentu, dan dia akan memberi tahu Anda jika itu bukan jalannya," imbuhnya.
Pulisic hingga kini masih berjuang masuk skuad utama Graham Potter. Pemain berusia 24 tahun tampil menjadi starter dalam kemenangan Chelsea atas Wolves pekan lalu.
Namun pasca tampil di liga Inggris melawan Wolves, Christian Pulisic malah menjadi pemain cadangan saat Chelsea bersua AC Milan di Liga Champions.
Dalam laga AC Milan vs Chelsea di San Siro Mian tersebut, The Blues menang 2-0 dan Pulisic meskin namanya terdaftar sebagai pemain tetapi tidak dimainkan.
Meski demikian mantan pemain Borussia Dortmund itu tahu persaingan mendapatkan tempat di lini serang Chelsea sangat ketat.
Meski kerap duduk di bangku cadangan ia menyatakan dirinya puas dengan kehidupan di Stamford Bridge dengan agenda Piala Dunia 2022 yang sudah di depan mata.
(Tribunlampung.co.id/Romi Rinando)