"Kalau seingat saya jalan lintas Liwa-Krui itu diperbaiki pada bulan Juli yang lalu dengan sistem tambal sulam juga," ujarnya.
Untuk itu dirinya berpendapat perbaikan Jalan dengan sistem tambal sulam tersebut tidaklah efektif dan terkesan buang-buang anggaran saja.
“Kalau menurut saya sistem tambal sulam ini tidak efektif dan buang-buang anggaran saja karena bisa kita lihat sendiri hasilnya tidak bertahan lama dan akan kembali hancur lagi,” bebernya.
"Harapan kami sih jalan lintas ini diperbaiki total bukan tambal sulam," sambungnya.
Lanjutnya, meskipun hanya dilakukan perbaikan dengan sistem tambal sulam, dirinya berharap agar jalan lintas Liwa-Krui itu diperbaiki dengan serius.
Sehingga hasil perbaikan tidak bergelombang dan tidak membahayakan pengguna jalan.
"Tentu sebagai pengguna jalan kita berharap perbaikan jalan dengan tambal sulam ini dilakukan dengan serius dan rata sehingga tidak menimbulkan Jalan berlobang," imbuhnya.
"Hal itu tentu membahayakan para pengendara terlebih Jalan Liwa-Krui itu menurun dan banyak kelokan," tutupnya.
(Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif)