Salah satu anggota polisi juga membawa senjata laras panjang.
Dari informasi yang diperoleh, kejadian bermula saat salah seorang mahasiswa bernama Heri mengajak bicara tiga orang mahasiswa lainnya.
Namun, saat mereka bicara terjadi bentrok dan ketiga orang yang bicara itu diduga memukuli Heri.
Sejumlah rekan dari Heri tidak terima atas kejadian itu.
Mereka bermaksud untuk membalas dendam, dan bentrok pun terjadi.
Akibat banyaknya masa, maka ketiga orang itu diamankan oleh pihak Fakultas Hukum UMM.
Hingga polisi datang, ketiga orang itu dibawa oleh kepolisian sektor setempat.
Fahri, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Metro yang menjadi saksi mata di tempat kejadian mengatakan dirinya melihat korban yang hidungnya berdarah di lokasi gedung D lantai 2.
"Awalnya saya lihat di lantai 2 Gedung D, kemudian saya langsung mengkondisikan situasi yang ricuh karena disitu juga ada korban yang hidungnya berdarah," bebernya.
Ia mengatakan, saat keributan terjadi terlihat puluhan mahasiswa yang melakukan keributan.
"Saat itu ada banyak mahasiswa yang melakukan keributan, sekitar puluhan," tukasnya.
Di lokasi kejadian, Wakil rektor III UMM, Anak Agung Oka juga terlihat berada di keramaian puluhan mahasiswa tersebut.
Saat ditanya soal motif peristiwa tersebut, ia enggan menjawab. Ia mengatakan tidak tahu menahu.
"Tidak tau, saya nggak tau," katanya.
Saat ditanyakan soal sejumlah mahasiswanya yang mengalami luka juga, Anak Agung Oka tidak mengetahui hal itu.
"Saya tak tahu, saya tadinya mau siap-siap berangkat ke Jogja, malah ada kejadian seperti ini," imbuhnya.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Ghiffary)