Berita Lampung

Polres Lampung Selatan Minta Orangtua Ajarkan Anak Tidak Mudah Percaya dengan Orang Baru Dikenal

Penulis: Dominius Desmantri Barus
Editor: muhammadazhim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - 2 bocah di Lampung Selatan nyaris jadi korban penculikan anak, gagal karena korban berteriak.

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Belakangan ini marak kasus percobaan penculikan anak yang terjadi di Lampung Selatan, Lampung.

Dalam kurung waktu dua hari saja yakni 30-31 Januari 2023 terjadi dua kasus percobaan penculikan anak terjadi di dua lokasi berbeda di Lampung Selatan, Lampung.

Pada Senin (30/1/2023) terjadi percobaan penculikan yang menghampiri bocah berinsial Z (9) siswi salah satu SDN di Natar, yang terjadi Dusun Umbul Garut, desa Sidosari, Natar, Lampung Selatan, Lampung.

Lalu, pada Selasa (31/1/2023) kasus percobaan penculikan juga menghampiri S (7) saat setelah selesai belajar ngaji di salah satu pondok di dekat rumahnya di Dusun Karet 8, Desa Berundung, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Selasa (31/1/2023).

Menanggapi maraknya kasus percobaan penculikan anak yang terjadi di Lampung Selatan, Kasat Reskrim Polres Lampung Selatan, Polda Lampung, AKP Hendra Saputra mengatakan, pihaknya akan mencari tahu dan menelusuri identitas para pelaku percobaan penculikan anak yang terjadi di wilayah hukum Polres Lampung Selatan, Polda Lampung.

Baca juga: Marak Informasi Penculikan Anak, Polres Mesuji Polda Lampung Sebar Himbauan, Cek Kebenaran Informasi

Baca juga: Dua SD Bocah di Lampung Selatan Nyaris Jadi Korban Penculikan Anak

Saat dikonfirmasi pada Rabu (1/2/2023) Hendra mengatakan, pihaknya akan memerangi para pelaku atau sindikat para penculikan anak tersebut, agar tercipta suasana aman dan nyaman di masyarakat.

Hendra pun mengimbau kepada para orangtua agar menjaga anaknya di manapun mereka berada.

Selain itu, Hendra meminta kepada para orangtua agar tidak mudah percaya dengan orang baru mereka kenal ataupun orang yang tidak mereka kenal.

Hendra juga berharap kepada orangtua supaya memberitahu atau mengajarkan kepada anaknya supaya tidak menerima barang pemberian dari orang baru mereka kenal ataupun orang yang tidak mereka kenal.

"Bagi yang mempunyai anak agar selalu diawasi bermain dimana, dan mengarahkan anak-anaknya agar tidak mudah terpengaruh oleh orang yang baru dikenal, tidak mudah untuk menuruti rayuan atau ajakan dengan iming-iming sesuatu," kata Hendra.

Hendra pun meminta kepada para orangtua untuk segera melaporkan jika terjadi kasus percobaan penculikan atau kasus penculikan anak.

Hendra mengatakan, para pelaku penculikan anak dapat dikenakan pasal pidana yakni Pasal dugaan penculikan 76 F uu perlindungan anak nomor 23 tahun 2002 jo. Uu no. 35 tahun 2014.

Lanjut Hendra, ancaman bagi para pelaku penculikan anak yakni hukuman minimal 3 tahun atau maksimal 15 tahun penjara.

Diketahui sebelumnya, S (7) hampir menjadi korban penculikan orang tidak dikenal di Dusun Karet 8, Desa Berundung, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa (31/1/2023).

Menurut keterangan saksi bernama Mumun, kejadian percobaan penculikan itu terjadi di Dusun Karet 8.

"Kejadiannya sore kemarin, ketika anak-anak pulang dari belajar ngaji di pondok deket sini. Ada salah satu bocah perempuan dipanggil dua orang laki-laki perawakannya tinggi besar naik motor matik," kata Mumun, Rabu (1/2/2023).

Lanjut Mumun, aksi percobaan penculikan itupun gagal karena sang anak berteriak ketika hendak dibawa oleh orang tidak diketahui itu.

"Anak itu sempet berteriak ketika mau dibawa oleh dua pria tersebut. Mendengar teriakan bocah tersebut, warga langsung datang berlarian mendekati bocah tersebut," ujarnya.

Pencobaan penculikan anak di Lampung Selatan lainnya terjadi di Dusun Umbul Garut, desa Sidosari, Natar, Lampung Selatan, pada Senin (30/1/2023).

Berdasarkan keterangan korban Z (9) siswa kelas 2 sekolah dasar, ia hampir menjadi korban percobaan penculikan saat pulang sekolah.

Saat itu, kata Z, ada mobil hitam yang mengikutinya dengan pintu terbuka.

"Pulang dari sekolah aku sempet berhenti di bengkel buat istirahat. Soalnya capek naik sepeda pulangnya. Terus di jalan ada mobil hitam pintunya terbuka, menarik tangan aku, memaksa aku masuk ke dalam mobil," katanya.

Korban mengatakan, saat dipaksa masuk ke dalam mobil, ia melihat di dalam mobil tersebut sudah ada dua anak lainnya.

Lalu, kata korban, saat itu ia melihat kondisi anak di dalam mobil itu terikat pada bagian tangan dan mulut ditutup.

"Di dalam (mobil) ada dua orang, satunya udah gede tidur. Yang satunya masih kecil, diikat tapi matanya kebuka," jelasnya.

Dia melanjutkan, pria di dalam mobil tersebut memakai topeng berwarna hitam, ditutup sampai bagian kepala.

Terus dikantong celana belakang ada gunting sama pisau.

Saat dipaksa masuk ke dalam mobil, korban mengatakan dirinya melawan dengan cara menggigit tangan laki-laki yang ada di dalam mobil tersebut.

Sambil terus mengaitkan kakinya dengan kayuhan sepeda yang dikendarai.

"Aku gigit tangannya yang kanan terus aku ngebut naik sepeda ketemu om-om yang lewat naik motor. Katanya sana pulang nanti kamu diculik, mobilnya langsung muter balik langsung belok ke perumahan," kata korban.

Sementara MR ibu korban mengaku sangat khawatir dengan peristiwa yang diceritakan sang anak.

Sebab, kejadian serupa juga pernah menimpa anak rekannya beberapa waktu lalu.

"Ya pasti takut, soalnya belum lama kemarin ibunya (R) juga cerita kalau anaknya mau diculik sepulang sekolah sama bapak-bapak pakai mobil hitam," katanya

"Tapi tempatnya beda, kalau kata anak saya mau diculik di tanjakan dekat kali (sungai) itu, kalau R di dekat rumah geribik atas," kata MR.

Kekhawatiran ibu korban memuncak setelah Z menjadi pendiam dan mengatakan tidak mau sekolah karena takut peristiwa serupa terulang.

"Biasanya setelah sampai rumah, anak saya ganti baju langsung main lagi. Setelah peristiwa kemarin anak saya jadi pendiam dan di rumah saja, nggak seperti biasanya," katanya

"Saya juga bilang bagus di rumah saja karena banyak berita anak-anak diculik. Setelah saya ngomong begitu ke Z, dia akhirnya cerita. Iya bu Z juga tadi mau diculik, gitu kata anak saya," ujarnya.

Setelah peristiwa tersebut, ibu Z meminta kepada seluruh orang tua, perangkat desa, dan pihak sekolah untuk lebih waspada.

Ia berharap kejadian serupa tak terulang.

"Ibu guru yang disekolah juga minta tolong banget, kalau sekiranya anak-anak pulang sekolah dilihatin yang jemput itu orang tua murid atau bukan," katanya.

"Kalau ada yang mencurigakan langsung lapor ke perangkat desa supaya ada keamanan bagi anak-anak," jelasnya.

( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )

 

Berita Terkini