Berita Lampung

Masyarakat Pertanyakan Kualitas Bangunan Ruang TU SMPN 2 Satu Atap Lampung Barat

Penulis: Bobby Zoel Saputra
Editor: Tri Yulianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bangunan ruang TU SMPN 2 Satu Atap di Pekon Ujung Rembun, Kecamatan Lumbok Seminung, Lampung Barat dipertanyakan masyarakat karena sudah rusak meski baru selesai dan juga banyak ruang kelas perlu rehab.

Sebab, menurut salah satu ibu dari siswa yang tidak ingin disebutkan namanya, pembangunan ruang kelas pada sekolah itu dinilai lebih prioritas ketimbang gedung TU.

Karena diketahui, banyak sarana prasarana yang rusak dan tidak terawat lagi di ruang-ruang kelas tersebut.

Bahkan gedung laboratoriumnya pun sudah terbengkalai dan sudah terbilang cukup memprihatinkan untuk disebut sebagai sekolahan.

Parahnya lagi, ketika didatangi pada beberapa waktu lalu, tidak ada kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada sekolah tersebut.

Pemandangan yang terbilang cukup memprihatinkan itu pun diketahui terjadi juga SDN 1 Sukabanjar II.

Ruang kelas pada sekolah dasar yang berada di Pekon Ujung Rembun itu pun tak berfungsi sebagaimana mestinya.

Ruang kelas yang merupakan tempat anak-anak menimba ilmu terlihat seperti gudang yang sudah tidak terurus lagi.

Beberapa plafon pada ruang itu pun sudah banyak yang hancur, terlihat kaca-kaca pecah yang tentunya membahayakan bagi peserta didik.

Meja dan kursi pada ruangan kelas itu pun sudah tidak tersusun dengan rapi bak tidak pernah ada kegiatan belajar mengajar di dalamnya.

Selain itu, kondisi lantai keramiknya juga sudah banyak yang hancur, bahkan beberapa bagian atap sudah hilang yang diduga terbawa oleh angin kencang.

Bukan hanya di ruang kelas, pada ruang guru pun hanya terlihat buku-buku usang yang sudah dipenuhi oleh butiran debu yang sangat tebal hingga membuat buku-buku itu nampak kotor.

Dengan kondisi ruang belajar yang sangat memperihatinkan tersebut, tentunya kegiatan belajar mengajar di dua sekolah itu pun menjadi tidak efektif.

"Seminggu itu bisa hanya dua kali masuk karena kondisi ruang belajarnya seperti itu, ditambah guru-gurunya juga jarang masuk,” kata ibu siswa yang tidak diinginkan identitasnya tersebut.

“Anak-anak ada yang sudah berangkat sampai di sekolah pulang lagi karena gurunya enggak ada, ditambah kondisi gedungnya juga udah kayak gitu jadi anak-anak takut untuk ke sekolah," terusnya.

Dirinya melanjutkan, selama ini banyak orang tua yang memutuskan untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang lebih layak meskipun jarak yang ditempuh lumayan cukup jauh.

Halaman
123

Berita Terkini