Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) meminta relawan untuk memahami pengelolaan penanganan bencana untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan.
Hal ini dikatakannya saat menyampaikan sambutannya di hadapan peserta Gathering Nusantara Relawan Rescue (GNNR) yang diikuti lebih dari 500 relawan dari berbagai provinsi, di Youth Camp Bumi Perkemahan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Wan Abdurrahman, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Sabtu (03/03/2023).
Nunik pun meminta kepada semua relawan untuk melakukan pengelolaan penanganan bencana secara lebih baik.
Ia mengatakan, peserta atau relawan juga diharapkan memiliki pemahaman soal ancaman, kekuatan atau kapasitas hingga kemampuan untuk memahami resiko.
"Sehingga para relawan ini mampu menetapkan prioritas penangananan untuk mengurangi risiko," kata Nunik.
Baca juga: Sempat Diamankan Satpol PP Bandar Lampung, Wanita Muda Diduga Depresi Dijemput Pihak Keluarga
Baca juga: Terekam CCTV Aksi Pelaku Curanmor di Indekos Rajabasa Bandar Lampung, Sempat Gagal Bobol Dua Motor
Lebih lanjut Nunik mengatakan, ia juga mendukung dan menyambut baik dilaksanakannya GNNR ini sebagai media silaturahmi antar sesama relawan dari berbagai daerah.
Peserta juga bisa menjalin kerjasama dalam upaya pengurangan risiko bencana.
"Saya harapkan dalam kerelawanan dapat diteruskan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat," ucap Nunik.
Menurutnya, relawan tidak dibayar bukan karena tidak berharga, tetapi karena relawan tidak ternilai.
"Saya minta kepada para semua peserta relawan untuk menjadi pelecut semangat dan berperan aktif di masyarakat."
"Selamat datang kepada seluruh peserta GNNR di Lampung, orang-orang yang mengikuti kegiatan ini merupakan panggilan hati," ujarnya.
Dikatakan oleh Nunik, peserta hadir ini merupakan dari panggilan jiwa serta kemanusiaan.
"Karena kejadian bencana dan fenomena iklim ekstrim terasa meningkat frekuensi dan intensitasnya saat ini."
"Salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah bencana hidrometeorologi dalam bentuk banjir, cuaca ekstrim, dan tanah longsor," ungkapnya.
Semua itu, jelasnya, menjadi ancaman terbesar dalam kejadian bencana.