"Walaupun ada pengurangan kuota, dipastikan ada cadangan yang menjadikan dan jaminan tidak adanya kelangkaan," kata Hery.
Ia mengatakan, kuota cadangan dari BPH Migas tahun ini sebanyak 13.146 MT.
Sehingga total untuk kuota dan cadangan ditahun 2023 saat ini 209.977 MT dan naik 3.70 persen jika dibandingkan tahun 2022.
"Jadi alasan dari pengurangan sendiri karena pihaknya berasumsi untuk penggunaan elpiji subsidi hanya masyarakat miskin," kata Hery.
Pihaknya juga ingin memberikan pemahaman bagi masyarakat yang mampu untuk tidak membeli gas elpiji 3 kg yang subsidi.
"Jadi kami setiap tahun ada hitungannya bahwa masyarakat miskin berkurang dan ini jadi perhitungan kenapa kuotanya dikurangi juga," kata Hery.
Ia mengatakan, ada urgensi atau ada cadangan dan bisa digunakan masyarakat.
"Jadi konsep penggunaannya akan ditindaklanjuti bagaimana peruntukannya oleh BPH Migas. Bisa saja ini salah satu tindak lanjut dari pembelian elpiji menggunakan KTP," kata Hery.
Namun program tersebut belum bisa dipastikan apakah berlaku tahun ini atau tahun depan.
Hery mengatakan, pengecer atau warung ke depannya akan dihilangkan atau tidak bisa menjual elpiji lagi.
"Tetapi belum tahu tahun ini atau kapan, jadi kita ia hanya meminta masyarakat melihat perkembangan berikutnya," tambahnya.
Ia menjelaskan jika untuk saat ini pedagang eceran hanya memiliki kuota penjualan sebesar 20 persen.
"Nilai ini dari total yang biasa dijual ke masyarakat, jadi hal ini memberikan sosialisasi juga agar masyarakat mampu beralih ke gas nonsubsidi," kata Hery.( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra )