Berita Lampung

Bernostalgia Bareng Zein X Jordan Toys, Komunitas Tamiya di Pringsewu Lampung

Penulis: Oky Indra Jaya
Editor: Tri Yulianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komunitas Zein X Jordan Toys Pringsewu Lampung ajak pecinta mobil mainan tamiya untuk nostalgia salah satunya lomba dengan hadiah Rp 4 juta.

Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Komunitas Zein X Jordan Toys Pringsewu Lampung ajak pecinta mobil mainan tamiya untuk nostalgia. 

Mobil-mobilan tamiya atau lomba balap mini 4WD sangat populer di masyarakat termasuk Pringsewu Lampung era 90-an karena ada serial di televisi tentang mainan tersebut. 

Untuk masa sekarang, mobil mainan tamiya 4WB masih sering dimainkan di Pringsewu Lampung berkat adanya Komunitas Zein X Jordan Toys.

Kebanyakan dari peminat mobilan tamiya ini berkumpul sebagai bentuk luapan melepas dahaga kerinduan masa kecil.

Mereka yang menjadi penghobi tamiya tersebut berkumpul dalam satu komunitas salah satunya Zein X Jordan Toys di Pringsewu.

Komunitas tamiya yang diprakarsai oleh Phesyfera Dio ini mengatakan bahwa saat ini permainan tamiya tak lagi merupakan hiburan untuk anak kecil belaka.

Namun, dalam perkembangannya tamiya di masa ini menjadi event  yang sudah banyak digandrungi oleh orang dewasa.

Lanjut dia, komunitas ini pun juga diisi oleh para penghobi tamiya dari daerah Pringsewu.

Dengan banyak latar belakang penyukanya.

Seperti misalnya, Dio menyebut, pada akhir pekan lalu dirinya menggelar lomba balap mini 4WD atau Tamiya dengan Class B-Max.

“Lomba pekan lalu diselenggarakan di warunk Lesung, Pringsewu Selatan yang diikuti oleh puluhan peserta,” katanya, Jumat (27/7/2023).

Dikatakanya, ada sebanyak 30 racers dari berbagai daerah yang turut meramaikan event akhir pekan lalu tersebut.

“Seperti dari Metro, Tulang Bawang, Bandar Lampung, Lampung Utara, TulangBawang Barat dan Pringsewu,” ujarnya.

Keseruan dari perlombaan tersebut semakin meriah kala para racers harus menyiapkan tamiya andalan mereka.

“Karena peraturan dalam perlombaan yang diselenggarakan adalah mobil harus mampu berputar selama tiga kali di perlintasan dengan berbagai tantangan,” terangnya.

“Seperti menanjak, berkelok, bahkan batas waktu yang diberikan,” imbuh Dio.

Dalam perlombaan itu, Dio menyebut, peserta tentu saja memiliki tantangan tersendiri.

“Karena ada banyak tamiya milik peserta yang keluar jalur bahkan jatuh terbalik, tetapi outputnya adalah antusias dan kebersamaan dalam bernostalgia menyatukan hobi yang sama,” tutur dia.

“Bahkan masih banyak peserta yang ikut adalah orang dewasa,” timpalnya.

Kata Dio, perlombaan itu pun para peserta memperebutkan total hadiah sebesar Rp 4 juta.

“Keseruannya makin terasa ketika para peserta harus berlomba untuk menorehkan waktu tercepat dan mampu melintasi lintasan yang berlika dan bergelombang,” Dio menjelaskan.

“Krek-krek” suara Tamiya saat melaju dengan cepatan diatas lintas, menjadi suatu hal umum saat menyaksikan lomba mobil balap mainan buat Jepang.

Tak semua peserta lomba bisa berjalan cepat dengan mulus di lintas, banyak tamiya keluar jalur.

Dari situlah menjadi alasan para pembalap tamiya, bisa mengkombinasikan antara chassis ataupun roller hingga pemberat pada Tamiya.

Satu di antara peserta lomba dan penghobi tamiya bernama Rio Widy dari Kabupaten TulangBawang Barat menyampaikan bermain tamiya memang sulit.

“Pasti setiap bermain tamiya ada kesulitan, kami mencari sesuatu untuk melewati rintangan yang ada,” kata Rio.

Untuk bisa melaju mulus sebanyak 3 kali putaran kata Rio, harus melakukan puluhan kali percobaan hingga menemukan yang cocok.

Pria yang bermain tamiya dari 1 tahun lalu pun mengatakan untuk bisa melintas pada lintasan sulit pun harus membutuhkan penggunana roller yang tepat, bila tidak tamiya akan sering keluar jalur.

“Untuk melalui lintas cukup sulit harus membutuhkan roller yang besar, cari bagaimana bisa melintas lintasan dengan mulus,” ucapnya.

Bisa melaju tidak keluar jalur itu kepuasan tersendiri ditambahlagi dengan bernostalgia bersama para penghobi lainnya.

(Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Berita Terkini