UIN Raden Intan Lampung

Prodi Sosiologi Agama FUSA UIN Raden Intan Lampung Helat Seminar Nasional Transformasi Sosial

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FUSA UIN Raden Intan Lampung mengadakan Seminar Nasional Menjadi Sosiolog: Pengelola Transformasi Sosial, Kamis (2/11/2023).

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Program Studi (Prodi) Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) UIN Raden Intan Lampung (UIN RIL) mengadakan Seminar Nasional dengan tema Menjadi Sosiolog: Pengelola Transformasi Sosial, Kamis (2/11/2023).

Dekan FUSA UIN RIL Dr Ahmad Isnaeni memberi pesan kepada seluruh mahasiswa prodi Sosiologi Agama untuk terus mempertahankan semangat dalam proses akademik di kampus.

“Mari terus jaga semangat belajar, menjalin kolaborasi yang baik, dan terus menginspirasi satu sama lain," katanya.

"Selamat kepada semua, terimakasih atas dedikasi dan kerjasamanya. Semoga acara ini menjadi awal yang baik dari prestasi dan keberhasilan di masa depan,” sambung dia.

Seminar ini bertujuan untuk membahas isu-isu terkini dalam bidang sosiologi, yaitu masalah-masalah sosial yang meliputi politik, ekonomi, industri, hukum, lingkungan, dan lain sebagainya.

Atas persoalan tersebut, manusia secara individu maupun kolektif mempunyai kapasitas sebagai aktor akan melakukan tindakan sosial untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara melakukan transformasi sosial.

Selain itu, seminar ini dapat memperkuat jaringan antar peneliti dan institusi pendidikan, serta memantik diskusi dan pemikiran kritis mengenai peran sosiologi dalam menghadapi tantangan transformasi sosial di era modern.

Dengan menghadirkan Novri Susan SSos MA PhD selaku Dosen Sosiologi Universitas Airlangga sekaligus Sekretaris Jenderal Asosiasi Program Studi Sosiologi Indonesia (APSSI).

Materi yang disampaikan mengenai strategi dan pendekatan dalam mengelola perubahan sosial di masyarakat.

Menurut Novri, dalam mengelola transformasi sosial yang efektif, penting untuk memahami nilai-nilai budaya, melibatkan partisipasi masyarakat, dan mengadopsi pendekatan yang inklusif serta berkelanjutan.

"Sehingga dapat menciptakan perubahan yang positif dalam masyarakat," tandasnya.

(Tribunlampung.co.id/ rls)

Berita Terkini