Gejala pada sistem saraf yakni nyeri kepala, kejang, gangguan fungsi kognitif, gangguan cemas, depresi, dan halusinasi.
Gejala pada paru-paru yakni penumpukan cairan radang pada lapisan selaput paru (pleura), sesak, dan peradangan paru.
Gejala pada jantung paling sering adalah peradangan selaput jantung (pericarditis), yang jika dipresentasekan adalah 5-38 persen.
Pada jantung ada juga gejala perikarditis meliputi demam, rasa berdebar, nyeri dada terutama saat berbaring, sesak napas, dan suara jantung terdengar melemah.
Kemudian peradangan pada otot jantung (miokarditis) dan gangguan pada katup jantung, serta terdapat juga risiko 4-8 kali lebih besar untuk mengalami penyakit jantung koroner.
Selanjutnya gejala pada sistem pencernaan yakni rasa tidak nyaman di ulu hati, mual, muntah, nafsu makan hilang, diare, dan penumpukan cairan di rongga perut.
Berikutnya gejala pada ginjal adalah gejala yang lebih sering terjadi pada anak dibandingkan dewasa, meliputi tekanan darah tinggi, serta bengkak terutama wajah, perut, dan kaki.
Gejala nyeri sendi adalah bengkak dan nyeri pada sendi-sendi, dan dapat disertai keterbatasan gerak.
Nyeri sendi terjadi pada kedua sisi tubuh dan seringkali memberat di pagi hari (morning stiffness) atau saat setelah lama tidak beraktivitas.
Berikutnya gejala gangguan Hormon paling sering adalah kurangnya hormon tiroid yang karena antibodi yang menyerang kelenjar gondok.
Lupus Neonatal
dr Reni menjelaskan, bayi baru lahir belum tentu terkena lupus, dan kemungkinan sekitar 2 persen bayi terdampak dari ibu dengan penyakit lupus sebagai lupus neonatal.
Ini terjadi karena autoantibodi dari ibu yang memiliki penyakit lupus akan masuk ke dalam tubuh bayi melalui tali pusat.
Kemudian menyebabkan berbagai tanda dan gejala, seperti ruam kulit, gangguan jantung, serta penurunan jumlah sel darah.
Gangguan jantung tersebut berupa gangguan ritme jantung pada bayi yang bersifat permanen.