Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Babak semifinal dan final World Surf League (WSL) Krui Pro 2024 ditunda satu hari karena cuaca buruk.

Selain itu, panitia memutuskan pertandingan digeser dari Pantai Tanjung Setia ke Pantai Labuhan Jukung.

Event Manager WSL Alex Hontoria mengatakan, seharusnya babak semifinal dan final digelar pada Senin (3/6/2024).

Namun, cuaca buruk membuat ombak terlalu besar dan dinilai membahayakan para peselancar.

"Hari ini (kemarin) pertandingan semifinal dan final ditunda karena kondisi ombak tidak memungkinkan," ungkap Alex kepada Tribun Lampung.

Untuk itu, kata dia, pertandingan akan dilanjutkan pada Selasa (4/6/2024) di Pantai Labuhan Jukung, Krui.

Hal tersebut dikarenakan kondisi ombak di Tanjung Setia sedang tidak memungkinkan.

Jika dipaksakan, dikhawatirkan dapat berisiko terhadap keselamatan para peserta.

"Pertandingan hari ini (kemarin) kita setop, karena diperkirakan ombak Pantai Tanjung Setia akan semakin besar sampai besok (hari ini), maka kita putuskan lokasi dipindahkan ke Labuhan Jukung," ucapnya.

Pria asal Spanyol itu menjelaskan, setelah melakukan survei dan berbagai pertimbangan, pihaknya memutuskan untuk memindahkan lokasi pertandingan ke Labuhan Jukung.

Sebab, kondisi ombak di Labuhan Jukung saat ini relatif lebih stabil.

"Semua, yakni Divisi Men's QS 5000, Women's QS 5000, Men's Junior, maupun Women's Junior besok akan digelar di Pantai Labuhan Jukung. Kami minta doanya semoga semifinal dan final WSL Krui Pro 2024 bisa berjalan dengan aman dan lancar sesuai yang diharapkan," pungkasnya.

Sementara itu, tiket perempat final kelas Men's QS 5000 diborong para peselancar Australia.

Dengan demikian, gelar juara kategori ini sudah dipastikan jatuh ke tangan peselancar Australia.

Kedelapan peselancar Australia itu adalah Taj Stokes, Elliot Paerata-Reid, Marlon Harrison, Winter Vincent, Billy Stairmand, Xavier Bryce, Jarvis Earle, dan Dylan Moffat.