Lifestyle

Perjalanan Rizka Bisnis Ayam Sambal Ladas, Berawal dari Hobi Jajan

Penulis: Virginia Swastika
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rizka Rami Sukmawati.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Bisnis kuliner terus mengalami perkembangan. Beragam kreasi hidangan pun semakin banyak bermunculan.

Di tengah keberagaman kuliner modern, tetap ada tempat istimewa bagi hidangan klasik seperti ayam.

Salah satu yang berhasil menonjolkan hidangan klasik ini adalah Ayam Sambal Ladas, yang telah mencuri hati para penikmat kuliner di Bandar Lampung sejak tahun 2020.

Ayam Sambal Ladas tidak hanya sebuah bisnis, tetapi juga sebuah perjalanan keluarga.

Bisnis ini dikelola oleh empat bersaudara, termasuk Rizka Rami Sukmawati, salah satu pendirinya.

"Sebenarnya kita ini empat orang, kakak-beradik. Kakakku yang pertama itu akuntannya, yang kedua itu ownernya, yang ketiga aku, terus yang satu lagi kakak ipar, suaminya yang owner. Jadi sebenarnya bisnis keluarga," terang Rizka Rami Sukmawati, Rabu (3/7/2024) lalu.

Lahir dan besar di tengah keluarga pencinta kuliner, Rizka telah terbiasa berburu hidangan unik dan lezat.

Kecintaan ini kemudian membawa ia dan saudaranya untuk membangun usaha meski tanpa latar belakang pendidikan formal di bidang kuliner sekalipun.

Menjajal bisnis kuliner sejak tahun 2012, Rizka dan kakaknya awalnya membuka usaha makanan "Sosgul" yang menjajakan hidangan sosis gulung. Kemudian pada akhir 2019, mereka melihat peluang untuk mengembangkan bisnis lain dengan membuka usaha baru yang mereka namai dengan "Ayam Sambal Ladas".

"Aku sama kakakku itu hobinya jajan gitu loh. Emang suka banget jajan terus pengin buat sesuatu apa ya yang unik, yang bisa orang makan dan suka. Nah kita dari situ awalnya," bebernya.

Berbekal resep keluarga yang dikreasikan ulang, bisnis Ayam Sambal Ladas berfokus pada hidangan ayam rempah yang dimasak dengan lengkuas.

Sajian makanan ini berbeda dari hidangan ayam rempah pada umumnya yang menggunakan serundeng.

"Mamaku itu sering banget masak ayam laos ya, terus akhirnya sama kakakku karena dia suka masak akhirnya dia recreate gitu loh jadi lebih unik, meresap (bumbunya)," tandas perempuan 27 tahun ini.

Memiliki dua outlet yang terletak di Way Halim dan Enggal, Ayam Sambal Ladas terkenal dengan bumbu rempah ayamnya yang meresap melalui proses marinasi dan penggorengan yang baik.

Belum lagi hidangannya juga dikombinasikan dengan nasi hangat dan sambal yang pedas.

Hal inilah yang membuat cita rasa hidangan Ayam Sambal Ladas begitu memanjakan lidah dan tak terlupakan.

"Kita spesial ayam rempah kan mottonya. Tapi rempahnya ini dari laos bukan serundeng. Kalau serundeng kan kelapa," ungkap Rizka lagi.

Rizka menyebut mereka berusaha menghadirkan makanan yang cocok dan mengenyangkan untuk makan siang, terutama bagi orang-orang yang bekerja.

Soal rasa tak perlu ragu, karena mereka menggunakan bahan-bahan berkualitas premium.

"Penginnya kita sebenarnya lebih ke makan siang nikmat. Karena kan kita kalau makan siang itu butuhnya yang kenyang, yang nikmat karena kita udah overwhelmed kerja dari pagi sampai siang," sambungnya lagi.

"Kita bahan-bahan yang dipakai kan juga premium. Itu kenapa harga kita di atas yang lain, karena memang bahan-bahan yang kita pakai itu bagus loh," ujarnya.

Kendati begitu, perjalanan Rizka dalam membangun bisnis keluarga bersama kakak tidaklah selalu mulus.

Mereka pernah mengalami kegagalan dan menghadapi berbagai rintangan.

Terlebih, Ayam Sambal Ladas dimulai saat pandemi Covid-19 melanda dunia.

"Dukanya itu karena diawali dengan Covid ya dan diawali dengan bisnis sebelumnya turun, jadi kita harus merumahkan banyak karyawan sih. Jadi akhirnya kita sendiri yang turun," terangnya.

Dia juga bercerita kondisi dunia kuliner yang bisa berubah dengan cepat juga menjadi tantangan tersendiri.

Bahkan usaha mereka sebelumnya, Sosgul kini hanya tersisa tiga outlet dari total sekitar 20 outlet.

Sementara Ayam Sambal Ladas juga pernah mengalami penurunan penjualan saat aktivitas makan di luar pasca Covid tak dibatasi lagi.

Pasalnya Rizka menjelaskan bisnis mereka memang tidak menyediakan pilihan makan di tempat, tetapi hanya take away maupun pemesanan melalui platform online dan WhatsApp.

"Kalau bisnis kuliner itu naik turun sih posisinya. Jadi kadang bulan ini naik, besok bisa turun, nggak stabil gitu kan dan kebiasaan, keputusan dari luar, kadang kan mempengaruhi juga tuh dari kegiatan," kata lulusan Universitas Lampung itu.

"Misalnya kita sepinya setelah lebaran atau apa karena behaviour orang berubah. Apalagi pas Covid tuh enak tuh ada hashtag makan di rumah aja, jadi pada gofood. Semenjak itu kan boleh makan di luar, pas dari situ langsung turun tapi kita harus cari siasat ya supaya masih bisa jalan," terangnya.

Diungkapkan Rizka, ia dan keluarga sempat terpikir untuk menyerah lantaran bisnis lesu akibat Covid.

Namun, mereka tidak patah semangat dan kembali berjuang untuk membesarkan bisnis bersama.

"Pas covid sih ya (hampir menyerah), tapi karena kita berempat orangnya ambisius ya jadi bentar doang downnya ya. (Caranya) ingat sama goal kita sih karena kita punya alasan kuat buat balik berjuang lagi," imbuhnya.

Dengan kegigihan dan dedikasi yang tinggi itu pula, Rizka dan keluarga berhasil membawa salah satu bisnisnya menuju kondisi yang lebih baik. Mereka bahkan kini sudah bisa kembali memperkerjakan banyak orang. Begitu pula dengan pendapatan, yang menunjukkan adanya peningkatan.

"Kalau pencapaiannya sekarang sih karyawan udah makin banyak, terus juga penjualannya udah lumayan dari tahun-tahun sebelumnya, lumayan drastis," jelasnya. (tik)

Terbuka Saran dari Pelanggan

Sebagai pebisnis, Rizka menekankan bahwa konsistensi adalah kunci sukses.

Mereka selalu berusaha untuk memberikan hidangan berkualitas tinggi dengan cita rasa yang konsisten, menggunakan bahan premium, dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Ini juga yang membuat Ayam Sambal Ladas menjadi favorit banyak orang hingga terjual ratusan ekor ayam per harinya. "Kalau menurut aku kita belum sukses, tapi udah jauh lebih baik lah daripada dulu karena kita konsisten sih,"

"Kuncinya di konsisten, karena (ada yang) kita baru sebulanan ganti lagi, kayak gitu kan kapan bisa grownya? Tapi memang berubah itu nggak salah sampai kita bisa nemuin, 'Oh ya udah gue mau fokus di sini terus 100 persen kita usahakan sebisa kita dari tenaga sampai pikiran kita curahkan semua sih di situ'," terangnya.

"Karena banyak (bisnis) yang muncul sama tapi yang bertahan itu yang sedikit. Konsisten itu yang paling susah. Di lari, konsistensi itu susah. Di olahraga, konsisten itu susah, apalagi kalau kita keluar dari zona nyaman ya,"

"Misal kita biasa nggak jalan terus mau dipaksa nih seminggu dua kali itu berat loh buat aku, tapi karena kita bareng-bareng akhirnya bisa tuh," kata Rizka.

Di samping itu, Rizka juga selalu terbuka terhadap masukan dan saran dari pelanggan. Mereka percaya bahwa dengan mendengarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan, mereka dapat terus berkembang dan memberikan layanan yang terbaik.

Ditambah, Rizka yang sehari-hari bertanggung jawab untuk menyusun strategi dan konten pemasaran Ayam Sambal Ladas merasa bahwa menjaga kepuasan pelanggan mampu membuat sebuah bisnis dapat bertahan lama.

“Ladas ini dibentuk juga sama customer gitu loh. Jadi kita suka banget dengerin feedback customer. Perubahan, rebranding atau apapun itu sebenarnya berdasarkan mereka,” tambah Rizka Rami Sukmawati.

Dia juga percaya bahwa setiap langkah yang diambil harus mencerminkan keinginan dan kebutuhan pelanggan, bukan semata-mata keinginan pribadi.

“Beberapa langkah kita itu ditentukan juga oleh customer gitu. Jadi bukan atas egois kemauan kita. Paling utama kan customer nih, jadi kayak customer butuhnya apa, sukanya apa, nah itu yang kita ambil gitu,” ucapnya.

Berkaca pada kegagalan bisnis sebelumnya, Rizka dan ketiga kakaknya pun tak pernah berhenti untuk terus belajar. Mereka sungguh-sungguh dalam mengasah pengetahuan dan keterampilan agar bisa mengantisipasi setiap perubahan pasar dan memperkuat strategi bisnis mereka.

Setiap kali menghadapi rintangan dan kegagalan di masa lalu, Rizka selalu melihatnya sebagai momen berharga untuk tumbuh.

Pengalaman-pengalaman pahit itu pun membentuk mereka menjadi pebisnis yang lebih tangguh, kreatif, dan adaptif.

Mereka yakin bahwa dengan terus meningkatkan kemampuan mereka, mereka dapat memperkuat fondasi bisnis mereka dan tetap bersaing di tengah persaingan industri kuliner yang kompetitif.

Namun di balik kesibukan bisnisnya, Rizka juga menghargai pentingnya menjaga kesehatan. Saat ini, dia sendiri mulai mengembangkan minatnya dalam program lari sebagai bagian dari upaya untuk menjaga keseimbangan hidupnya

"Kegiatannya hampir dipenuhi dengan bisnis yang lebih dari 24/7 ya, terus baru tahun ini sih kita mulai program running gitu kan supaya sehat gitu."

"Jadi kan selain kerja ternyata sadar bahwa kesehatan itu penting terus karena merasa mudah jompo ya, jadi kayaknya bagus deh kalau kita ngebiasain seminggu dua kali untuk jalan atau running. Jadi sekarang wajib gitu sih di kita," bebernya.

(Tribunlampung.co.id/Virginia Swastika)

Berita Terkini