Baku Tembak di Way Kanan Lampung

Istri Aipda Petrus Ingin Sidang Militer Terbuka, Berharap Ada Proses Hukum yang Transparan

Penulis: Bayu Saputra
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PROSES HUKUM YANG TRANSPARAN - Istri Aipda Petrus, Miyuda Yuweni berharap proses hukum yang transparan dalam kasus kematian suaminya yang diduga ditembak oknum, Sabtu (22/3/2025).

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Kepergian Aipda Anumerta Petrus Apriyanto untuk selamanya membuat sang istri Miyuda Yuweni merasa kehilangan yang mendalam.

Aipda Petrus merupakan satu dari tiga anggota polisi yang meninggal dalam pengerebekan sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

Di tengah duka yang menyelimuti Miyuda Yuweni, istri Aipda Petrus mengaku kecewa dengan isu negatif beredar.

Miyuda pun berharap ada proses hukum yang transparan dalam kasus kematian suaminya yang diduga ditembak oknum.

Tak hanya itu, Miyuda memohon kepada Presidan RI Prabowo Subianto supaya dilakukan sidang militer terbuka terhadap pelaku penembakan suaminya.

Bahkan permohonan Miyuda tersebut tak hanya disampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto saja.

Juga kepada ketua dan anggota Komisi 1 DPR RI, ketua dan anggota Komisi 3 DPR RI, Kapolri, Panglima TNI, Kepala Kompolnas, Kapolda Lampung, dan Pangdam II Sriwijaya.

"Kepada pelaku agar dilakukan sidang militer terbuka," kata istri Polisi Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto, Miyuda Yuweni, dalam keterangan video yang diterima Tribun Lampung, Sabtu (22/3/2025).

Istri Aipda Petrus bersama kedua orang tuanya, beserta anak bayi yang digendong mengucapkan kekecewaan terkait kasus suaminya tersebut.

Apalagi terkait dengan pemberitaan buruk dan fitnah yang sedang beredar yang ditujukan kepada ketiga anggota polisi yang gugur.

Dia berharap supaya sidang militer segera dilakukan untuk menghukum pelaku pembunuh suaminya.

Miyuda berharap sidang militer secara terbuka dan disaksikan masyarakat Indonesia melalui TV dan media sosial.

"Saya mohon adanya putusan yang seadil-adilnya bagi para pelaku," kata Yuweni.

Sebelum tragedi penembakan, Aipda Anumerta Petrus sempat mengucap beberapa pesan kepada istrinya, Milda.

Aipda Anumerta Petrus meminta sang istri untuk merawat anak mereka dengan baik.

Ia juga berucap, jika sang istri rindu padanya agar melihat wajah buah hati mereka.

Milda kini tak dapat lagi bertemu dengan sang suami untuk selama-lamanya.

"Sebelum suami saya terjadi penembakan judi dia menyampaikan sesuatu terhadap saya, meninggalkan kesan-kesan yang sempurna untuk saya dan anak saya."

"Suami saya memberikan pesan terhadap saya rawatlah anak kita, jika kamu ingin bertemu dengan saya, lihatlah raut wajah anak kita," kata Milda, dikutip dari YouTube Official iNews, Kamis (20/3/2025).

Aipda Anumerta Petrus meninggalkan seorang istri, dan satu anak yang masih berusia 6 bulan.

Buktikan Bila Ada Setoran

Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika mempersilakan masyarakat untuk membuktikan jika ada setoran ke polisi terkait judi sabung ayam seperti isu yang beredar di media sosial.

"Terkait dugaan adanya motif tertentu, seperti perselisihan soal setoran, kami menegaskan informasi ini masih perlu dibuktikan dengan data dan fakta yang valid," kata Irjen Pol Helmy Santika, Sabtu (22/3/2025).

Menurut Kapolda, dugaan tesebut awalnya muncul dari media sosial dengan menyebutkan adanya percakapan antara almarhum Kapolsek dengan pelaku pembunuhan. Namun pihaknya tidak dapat hanya mengandalkan informasi dari media sosial.

"Data dan fakta konkret harus dikumpulkan untuk memastikan kebenarannya," kata Irjen Pol Helmy.

Menurutnya, merespons informasi tersebut, tim dari Irwasum dan Divpropam Polri, Irwasda dan Bidpropam Polda Lampung, telah turun langsung untuk melakukan klarifikasi dan pemeriksaan.

Langkah ini bertujuan memastikan apakah dugaan tersebut benar adanya atau tidak.

"Kami juga ingin menegaskan meskipun ada dugaan seperti itu, tetap tidak boleh mengaburkan inti permasalahan, yaitu hilangnya tiga nyawa," kata Irjen Pol Helmy.

Dia menjelaskan, ini adalah persoalan kemanusiaan yang harus menjadi fokus utama.

"Jika memang ada data atau bukti yang mendukung dugaan tersebut, kami akan menindaklanjutinya dengan tegas," katanya.

Namun jika tidak ada, pihaknya berharap agar narasi-narasi yang tidak berdasar tidak digunakan untuk membiaskan proses penyidikan.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Berita Terkini