Berita Lampung

Bentuk Sekura Betik di Lampung Barat, Wajah Dibalut Kain Panjang Dilengkapi Kopiah

Penulis: Riyo Pratama
Editor: Reny Fitriani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEKURA BETIK - Sekura Betik saat diwawancarai di festival sekura di Kenali, Belalau Lampung Barat, Selasa (1/4/2025).

Tribunlampung.co.id, Lampung Barat – Tradisi Sekura kembali digelar di beberapa daerah di Lampung Barat pasca Ramadan 2025.

Budaya Sekura dilangsungkan setiap tahun mulai H+2 Lebaran ini sebagai bagian dari perayaan adat.

Dalam festival budaya ini terdapat dua jenis sekura yakni, Sekura Kamak (kotor) dan Sekura Betik (Bersih).

Sekura Betik, salah satu bentuk Sekura dalam tradisi masyarakat Lampung memiliki ciri khas tersendiri, yaitu wajah yang dibalut dengan kain panjang dilengkapi dengan kopiah adat dan kain yang diikat di pergelangan pinggang.

Kostum yang digunakan nampak rapi dan bersih sesuai dengan julukannya yakni sekura betik.

Dalam festival, budaya sekura betik menggambarkan karakter yang kalem dan bersih.

Sementara Sekura Kamak menggambarkan karakter yang kotor, dengan wajah ditutup kayu yang dibentuk menyerupai wajah yang relatif jelek.

Menurut salah masyarakat yang turut mengenakan kostum sekura betik menyampaikan, dirinya sengaja memakai sekura betik lantaran ingin terlihat rapi.

"Tahun kemarin saya pakai sekura kamak, tahun ini saya pakai sekura betik, keduanya sama saja tergantung masyarakat mau pilih kostum apa," kata dia saat diwawancari Tribun Lampung di festival sekura Kenali, Belalau Lampung Barat, Selasa (1/4/2025).

Dia menyampaikan, tradisi Sekura  harus terus dilestarikan agar generasi muda tetap mengenal dan mencintai budaya leluhur.

"Ini adalah warisan budaya yang sudah ada sejak lama. Kita harus terus menjaganya agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi mendatang," ujarnya.

Disinggung terkait banyaknya sekura membawa pedang saat festival, dirinya mengaku sebagai salah satu ciri khas budaya.

"Pedang inu hanya hiasan saja sebagai budaya kita di sini, setiap kali acara adat dan pernikahan biasanya juga bawa pedang atau keris sebagai pegangan," ucapnya.

Dia memastikan festival sekura yang telah berlangsung puluhan tahun ini tetap aman dan kondusif.

(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)

Berita Terkini