“Kami sudah list (daftar) doa-doa yang akan terus kami langitkan di Tanah Suci maupun di sini. Kami berdoa agar PTPN I Regional 7 sukses sekarang dan masa depan,” kata dia.
Sementara itu, KH. Dr. Mahmudin Bunyamin dalam ceramahnya lebih fokus memberi imbauan kepada jemaah calon haji. Mubaligh yang sekolah SMA sampai kuliah di Mekah itu mengingatkan jemaah untuk meluruskan niat beribadah haji hanya karena Allah tanpa embel-embel niat apapun. Sebab, kata dia, saat ini niat yang lurus itu sangat mudah terganggu dan tergelincir kepada niat yang lain.
“Saat ini jamaah kita, khususnya Indonesia sangat rentan terhadap gangguan keikhlasan niat itu. Faktor penggangu utamanya adalah HP. Semula kita sudah niat lurus, tetapi di tengah ibadah sering muncul keinginan untuk menfoto atau video kemudian diupload. Tidak ada larangan foto dan posting, tetapi itu berpontensi membelokkan niat. HP tetap penting, tetapi jangan sampai salah guna,” kata dai yang lulus S-2 di Yordan ini.
Tentang bahaya penggunaan handphone bagi jemaah haji maupun umroh di Tanah Suci, Mahmudin Bunyamin mengaku sangat prihatin. Mahmudin menyebut, dirinya pernah mendengar seorang khatib dalam khutbah Jumat di Masjid Nabawi, Madinah mengimbau kepada jemaah Indonesia untuk tidak menggunakan smartphone di dalam masjid. Hal itu, menurut dia, penggunaan HP oleh jemaah asal Indonesia sudah mengkhawatirkan.
“Ada seorang khatib di salat jumat di Masjid Nabawi. Beliau dengan tegas menegur jemaah asal Indonesia yang terlalu berlebihan menggunakan HP di dalam masjid, bahkan saat prosesi ibadah. Tetapi karena khotbahnya pakai bahasa Arab, banyak jemaah Indonesia yang nggak ngerti. Bahkan mereka tetap saja foto-foto atau menvideo. Ini jangan sampai terjadi pada kita,” kata dia.
Di akhir acara, para jemaah dari keluarga PTPN I Regional 7 mendapatkan bingkisan dan uang saku dari perusahaan.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/adv)