Kedua, kami memantau lokasi-lokasi penyembelihan agar sesuai dengan standar sanitasi.
Ketiga, kami mengawasi agar pendistribusian daging kurban tepat sasaran dan menyasar masyarakat yang benar-benar berhak. Edukasi ke masyarakat dalam hal ini juga sangat penting.
Bagaimana kebutuhan dan jumlah ketersediaan hewan kurban di Lampung?
Data saat ini sedang dikompilasi oleh Dinas Peternakan. Namun yang jelas, Lampung juga merupakan salah satu sentra peternakan, terutama di Lampung Tengah.
Saya rasa Lampung cukup mampu memenuhi kebutuhan hewan kurban.
Hanya saja, terkadang ada permintaan khusus dari masyarakat, seperti sapi-sapi berukuran besar dengan jenis tertentu. Untuk memenuhi permintaan itu, biasanya hewan didatangkan dari luar daerah.
Seperti apa keluhan masyarakat dan peternak jelang Idul Adha?
Yang jelas, menjelang Idul Adha, permintaan hewan meningkat, sehingga harga sapi, kambing, dan domba juga ikut naik.
Ini sebenarnya hal yang positif bagi para peternak. Masyarakat sebaiknya memaklumi hal ini, dan itu sah-sah saja.
Namun yang juga penting, alhamdulillah secara data, Lampung saat ini dinyatakan bebas dari PMK (penyakit mulut dan kuku). Ini patut kita syukuri.
Meski begitu, masyarakat juga harus aktif bertanya mengenai kondisi hewan kurban agar terhindar dari penyakit menular hewan yang bisa berdampak ke manusia.
Kami di DPRD juga telah mengusulkan agar jumlah dokter hewan ditambah untuk memastikan kesehatan hewan kurban.
Adakah temuan pelanggaran di lapangan selama ini?
Dalam beberapa tahun terakhir, kami masih menemukan hewan yang belum cukup umur atau dalam kondisi sakit digunakan sebagai hewan kurban.
Selain itu, ada juga masalah distribusi daging yang tidak merata. Ini menjadi perhatian serius kami agar ke depan tidak terulang.