Bandar Lampung

Pengurus Baru IKDKI Lampung Dilantik, Siap Wujudkan Pendidikan Berkualitas dan Peduli Sesama

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LANTIK KEPENGURUSAN BARU - IKDKI Wilayah Lampung resmi melantik kepengurusan baru untuk periode 2025–2030, Kamis (30/5/2025).

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI) Wilayah Lampung resmi melantik kepengurusan baru untuk periode 2025–2030, Kamis (30/5/2025).

Acara diawali dengan misa syukur dipimpin Uskup Tanjungkarang, Mgr. Vincensius Setiawan Triatmojo.

Acara ini menjadi langkah awal untuk memperkuat peran dosen dan karyawan Katolik dalam dunia pendidikan dan pengabdian masyarakat.

Prof. Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.E. resmi dilantik sebagai Ketua IKDKI Lampung.

Ia menyampaikan bahwa organisasi ini akan fokus pada peningkatan mutu pendidikan, kesejahteraan karyawan, serta kepedulian sosial.

"IKDKI bukan hanya untuk dosen, tapi juga bagi seluruh karyawan Katolik di perguruan tinggi. Kita ingin maju bersama dan hadir memberi manfaat," kata Prof. Hasnawati dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (31/5/2025).

Ketua Umum IKDKI Pusat, Prof. Dr. Agustinus Purna Irawan yang juga hadir menjelaskan, sejak 2024, IKDKI telah memiliki status resmi sebagai organisasi profesi dan sosial keagamaan. 

IKDKI kini telah hadir di 14 wilayah di Indonesia, dengan lebih dari 1.000 anggota yang terdiri dari dosen dan karyawan Katolik dari berbagai kampus.

Dalam pesannya, Uskup Vincensius mengajak seluruh anggota IKDKI untuk terbuka terhadap masyarakat luas dan tidak hanya fokus pada lingkungan sendiri.

“Pendidikan bukan hanya soal ilmu, tapi juga soal hati. Mari gunakan ilmu kita untuk membantu sesama,” tegasnya.

Setelah pelantikan, acara dilanjutkan dengan diskusi yang menghadirkan berbagai tokoh, baik dari kalangan akademisi maupun rohaniwan.

Mereka membahas tantangan dunia pendidikan saat ini, seperti:

Krisis Calon Guru: Jumlah mahasiswa di bidang pendidikan terus menurun. Romo Andreas Sutrisno menekankan perlunya pendampingan agar generasi muda tetap tertarik menjadi guru.

Pemerataan Kegiatan Mahasiswa: Romo Santo mengingatkan agar kegiatan pembinaan mahasiswa tidak hanya terpusat di kampus besar, tetapi juga menyebar ke kampus-kampus lain.

Dukungan Beasiswa dan Pengembangan Diri: Prof. Tisnanta dan Romo Damianus menekankan pentingnya akses beasiswa dan pelatihan agar mahasiswa dan karyawan kampus bisa berkembang.

Halaman
12

Berita Terkini