TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jawa Timur - Kisah pilu orang tua tunggal hidup di kolong jembatan Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur bersama balitanya yang masih berusia 11 bulan.
Akhmad Yusuf Afandi (32) hanya hidup bersama bayinya, Zafa setelah sang istri meninggal dunia dua bulan pasca melahirkan.
Keterbatasan ekonomi membuat Yusuf pilih tinggal di kolong jembatan daripada mencari tempat tinggal yang layak.
Dia tidak punya uang lebih menyewa kamar kos karena hasil memulung hanya bisa untuk bertahan hidup bersama anaknya.
Bahkan Yusuf rela tidak makan demi beli susu untuk kebutuhan si buah hati.
Yusuf dan Zafa hidup di kolong jembatan frontage Gedangan Sidoarjo sejak 2023.
Kisahnya viral di media sosial setelah diunggah melalui akun Instagram dan TikTok @najib_spbu.
Tanpa dinding yang melindungi, Yusuf dan anaknya harus menghadapi polusi udara dan suhu dingin yang menyentuh kulit.
Kain lusuh menjadi satu-satunya pelindung tubuh mereka.
Kehidupan yang keras membuat Zafa tidak memiliki mainan yang menarik, tawanya hanya terdengar saat suara bising kereta api melintas di samping jembatan.
Yusuf hidup sebatang kara dengan memulung untuk mencukup kebutuhan sang anak.
Ia mengatakan, rela hanya makan dua hari sekali agar bisa membeli susu untuk anaknya.
“Kadang saya dua hari nggak makan. Yang penting bisa belikan susu buat anak saya. Karena itu belum saya rasakan saat saya masih kecil,” ungkapnya, dikutip dari Kompas.com.
Istrinya meninggal dunia dua bulan setelah melahirkan Zafa, dan Yusuf tidak mampu membayar sewa kos untuk tempat tinggal.
Ia pun memilih untuk hidup di kolong jembatan.
Bupati Sidoarjo, Subandi, mengatakan bahwa Yusuf adalah warga asal Kabupaten Mojokerto.