Berita Viral

Prabowo Intens Temui Megawati, Rocky Gerung Sentil Kemungkinan Pemakzulan Gibran

Editor: Kiki Novilia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

INTENS BERTEMU - Presiden Prabowo Subianto bertemu Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, pada Senin (7/4/2025) malam, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti intensnya pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung soroti intensnya pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Sebagai informasi, Prabowo bertemu langsung dengan Megawati dalam Peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kompleks Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).

Sebelumnya, keduanya juga sempat bertemu di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, pada 7 April 2025 lalu.

Ini artinya, Prabowo dan Megawati sudah tatap muka dua kali dalam kurun waktu satu bulan.

Pertemuan ini menjadi sorotan, lantaran selama ini beredar anggapan bahwa Prabowo lebih dekat dengan Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ketimbang presiden kelima RI tersebut.

Setelah momen di Peringatan Hari Lahir Pancasila pekan lalu, Prabowo dan Megawati juga saling berkirim pesan rahasia.

Pesan disampaikan melalui Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi ketika menyambangi kediaman Megawati beberapa waktu lalu.

Dasco yang juga Ketua Harian Partai Gerindra mengaku, silaturahminya ke rumah Megawati diutus oleh Prabowo sekaligus untuk menyampaikan pesan.

"Ya, kami memang diutus menyampaikan beberapa hal dan pesan yang sudah disampaikan," kata Dasco, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/6/2025).

Meski begitu, Dasco menyebut isi pesan dari Prabowo kepada Megawati bersifat rahasia atau konfidensial.

Sementara, Megawati juga menyampaikan pesan yang bersifat rahasia untuk Prabowo melalui Sufmi Dasco Ahmad dan Prasetyo Hadi

Terkait pertemuan Prabowo dan Mega, Rocky Gerung menilai ada dua urgensi yang bisa dilihat.

Yakni, menanti sinyal PDIP untuk mendekat ke koalisi dan persiapan pemakzulan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.

Hal ini dia sampaikan dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (7/66/2025).

"Ya, kita harus cari kata kunci untuk membuka misteri dari isu-isu politik hari-hari ini. Terutama soal pertemuan Ibu Mega dengan Pak Prabowo di acara peringatan Hari Pancasila. Lalu disusul urgensi bertemunya Gerindra dengan PDIP itu," kata Rocky.

"Kalau kita lihat urgensinya setelah pertemuan dengan Ibu Mega 2 Juni itu lalu disusul pertemuan antara tim Presiden Prabowo dan Ibu Mega. Kita bisa sinopsiskan bahwa rentetan peristiwa itu ada tujuannya. Satu tindakan purposif," tambahnya.

"Apakah itu tujuannya untuk membujuk Ibu Mega untuk masuk kabinet, atau untuk mempersiapkan satu keadaan dinamika baru menghadapi tuntutan kalangan purnawirawan yang menginginkan pemakzulan Gibran," jelasnya.

Rocky Gerung pun memaparkan, tuntutan Forum Purnawirawan TNI untuk memakzulkan Gibran merepresentasikan pemikiran masyarakat.

"Kendati itu hanya purnawirawan, tetapi para purnawirawan ini mewakili back mind, alam pikiran dari masyarakat terutama masyarakat sipil untuk memakzulkan Gibran," ujar Rocky.

Selanjutnya, mantan Dosen Filsafat di Universitas Indonesia (UI) ini menerangkan, Prabowo ingin mendapat legitimasi.

Sebab, PDIP selaku partai yang diketuai Megawati belum memberikan sinyal untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra.

"Konsentrasi pertama adalah keinginan Prabowo untuk memperoleh legitimasi. Setelah sudah lebih dari 100 hari, PDIP masih belum memberi semacam sinyal untuk bergabung dengan Gerindra," katanya.

Namun, Rocky Gerung juga menilai, setelah pertemuan Prabowo dengan Mega, ada pertimbangan, mana yang lebih mendesak; reshuffle kabinet tetapi menunggu sinyal PDIP, atau pemakzulan Gibran.

"Yang kedua adalah mana yang lebih urgent, soal reshuffle kabinet yang menunggu semacam sinyal dari PDIP atau soal pemakzulan Gibran yang sudah betul-betul menjadi bara di dalam pembicaraan politik Indonesia," paparnya.

Rangkaian pertemuan Mega dan Prabowo yang berlanjut pada saling titip pesan ini, menurut Rocky, mengarah ke penantian kepastian PDIP bergabung dengan pemerintah atau mencopot Gibran dari kursi wakil presiden RI.

"Jadi, kita mencoba lihat sebetulnya atau apa yang bisa kita pastikan dari sekuensis peristiwa-peristiwa yang mengarah pada dua hal tadi ya," jelas Rocky.

"Pertama adalah kepastian apakah PDIP akan bergabung dengan Gerindra. Yang kedua adalah kemungkinan secara sosiologis atau bahkan secara konstitusional untuk memakzulkan Gibran," tandasnya.

Baca juga: Isyarat Jokowi Tak Terima Anaknya Dimakzulkan, Sebut Gibran Sepaket dengan Prabowo

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TRIBUNNEWS.COM )

Berita Terkini