Berita Terkini Nasional

Sosok Rio Pratama yang Sindir Agam karena Terima Donasi dari Netizen Brasil

Editor: taryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TIM SAR- Rio Pratama, tim dari unit Lombok Timur, dan Agam. Sosok Rio Pratama yang Sindir Agam karena Terima Donasi dari Netizen Brasil.

Tribunlampung.co.id, NTB  - Sosok Rio Pratama yang sindir Abdul Haris Agam yang menerima  donasi yang digalang netizen Brasil.

Hal itu dilakukan netizen Brasil bentuk ucapan rasa terima kasih mereka kepada Agam  yang telah berupaya membantu evakuasi Juliana Marins.

Siapa Rio Pratama?

Rio Pratama adalah anggota Tim SAR yang ikut dalam operasi evakuasi Juliana Marins.

Meski pada evakuasi itu, Rio tidak termasuk dalam tujuh orang yang terjun ke jurang. 

Ia jadi satu dari 23 rescuer support system peralatan di atas pegunungan. 

Rio bersama Tim SAR lainnya ikut menarik tali yang membawa Agam dan jasad Juliana Marins.

Selain menjadi tim SAR, Rio memiliki kehobian dalam bifang Fotografer.

Ia juga mengelola usaha pemandu Gunung Rinjani dan Explore Lombok bernama OIR Explore.

Kini sosoknya disorot karena menyuarakan kekecewaan terhadap Agam Rinjani.

Menurut Rio, tanpa kerja sama para Tim SAR, Agam tidak akan bisa membawa jasad Juliana ke punggung gunung.

"Jutaan orang bilang @agam_rinjani adalah pahlawan..
Pertanyaan saya, apakah bisa agam evakuasi sendiri ..?,
Apakah bisa agam membawa dan mempersiapkan peralatan untuk evakuasi sendiri ?," tulisnya di akun Instagram @riodansatyo. 

Ia menulis itu sambil memposting video bagaimana anggota tim SAR lainnya ikut bertarung nyawa sampai bergelantungan di jurang. 

Kemudian para anggota lainnya yang ikut menyiapkan tali untuk Agam dan yang lainnya. 

Rio mengaku kalau ia dan anggota Tim SAR tidak berharap disebut pahlawan. 

"Ok mungkin video ini bisa menjawab dan menjelaskan, Kami Bukan Pahlawan dan tidak berharap di bilang pahlawan. Bergerak atas dasar kemanusiaan untuk menjaga nama baik Indonesia. 4 rescuer Di titik Korban, 3 rescuer standby di pelataran ujung tebing, 23 rescuer support System peralatan di Atas punggungan," tulisnya lagi. 

Rio bahkan menyindir rescuer yang sedang menjadikan momen ini sebagai panggung untuk dirinya sendiri. 

"Awalnya saya tidak perdulikan permasalahan ini, karena memang setiap orang mempunyai maksud sendiri sendiri di setiap evakuasi, ada yang mencari pahala, ada yang tulus untuk kemanusiaan dan ada pula yang menjadikan panggung untuk dirinya sendiri. Tidak ada masalah itu hak masing-masing," tulis Rio. 

Namun ia menyindir adanya postingan berisi open donasi untuk Agam. 

Ia pun mempertanyakan, kenapa Agam tidak memberi tahu pada tim yang lainnya soal penggalangan dana tersebut. 

"Yang membuat saya miris dan sedih adalah ketika muncul sebuah postingan bahwa ada Open Donasi Untuk agam … ini ada apa..? Kenapa tidak memberi tau tim, perihal ini..?," tulis dia lagi. 

Bahkan ia juga memposting di Insta Story sambil menandai akun @agam_rinjani.

Ia memposting donasi untuk Agam yang sudah terkumpul lebih dari Rp 1 miliar. 

"Mau sampe berapa miliar bro ?
Kenapa harus ada donasi-donasi an bro..," tulis Rio di Insta Story. 

Rupanya setelah itu, postingan soal donasi di akun Instagram Agam Rinjani pun langsung dihapus.

Padahal Rio hanya mempertanyakan, kenapa Agam tidak diskusi dulu dengan Tim SAR. 

"Kenapa dihapus Postingan Donasi di feed nya @agam_rinjani !
Teman-teman team hanya butuh penjelasan. Di luar empati masyarakat Brasil, ini sangat tidak etis. Karena dari awal tidak ada program donasi-donasi macam ini apalagi sampai ke rekening pribadi dan mengatasnamakan untuk team," tulisnya. 

Awal Mula Penggalangan Donasi untuk Agam 

Saat Agam melakukan siaran langsung usai evakuasi, beberapa orang berinisatif menggalang dana untuk disalurkan kepada Agam.  

Beberapa netizen menulis, "Bagaimana kami dapat membantu secara finansial?" 
Ada juga yang menulis, "Minta rekening bank-nya agar kami dapat membantu."  

Agam awalnya menolak karena dia melakukan misi evakuasi tersebut dengan tulus.  

Namun, pada akhirnya mau menerima sumbangan dengan catatan akan membagi uang tersebut dengan rekan-rekan yang terlibat dalam penyelamatan. 

Kini Sudah Bertemu dan Diskusi soal Donasi

Agam sebelumnya dijuluki sebagai "Pahlawan Rinjani" oleh media dan netizen Brasil. 

Sebagai bentuk apresiasi, warga Brasil menggalang donasi untuk Agam yang kini tembus lebih dari Rp1,3 miliar.

Padahal sebelumnya, galangan dana ini sempat menuai pro dan kontra hingga menuai kekecewaan dari Anggota Tim SAR.

Agam, yang memiliki nama asli Abdul Haris Agam, mengungkapkan bahwa donasi itu tidak akan digunakan untuk kepentingan pribadi.

Ia menyatakan, dana dari masyarakat Brasil akan dialokasikan untuk dua hal: pembelian alat keselamatan dan program penanaman pohon di Gunung Rinjani.

“Uang yang nanti dikirim, kamu belikan alat untuk bisa lebih safety dan lain-lain. Beli perlengkapan,” kata Agam dalam diskusi publik di Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).

“Untuk kebutuhan Rinjani, bagaimana supaya orang bisa mendaki aman dan nyaman,” tambahnya.

Agam juga melibatkan seluruh tim relawan yang terlibat dalam proses evakuasi jenazah Juliana untuk penggunaan donasi ini.

Lewat Instagram @riodansatyo, anggota Tim SAR akhirnya bertemu dengan Agam dan membahas soal donasi yang dibuka, Sabtu (28/6/2025).

Dalam potretnya bersama Agam, Rio menyebutkan alasan donasi itu dilakukan karena untuk rinjani lebih baik aman dan nyaman.

Rio pun mengaku pertemanannya dengan Agam terkadang ada selisih faham, namun kini sudah bertemu.

"Kita berteman dan kadang berselisih faham, hari ini kita sudah berteman dan membicarakan semuanya kenapa ada donasi untuk apa donasi itu nantinya.
Untuk Rinjani lebih baik aman dan nyaman," tulis Rio, Jumat (27/6/2025).
Sementara, dalam story selanjutnya para Tim SAR berkumpul.

"Alhamdulillah Tim kembali berkumpul paket komplit, pokoknya sepaket komplit kita bertemu lagi para pejuang Rinjani yang siap penangan rest crew, pasukan berani mati takut lapar," kata salah satu Tim SAR saat berkumpul.

Dilansir dari kompas.com, ia juga akan menggunakan dana tersebut untuk melakukan reboisasi terhadap gunung-gunung yang dilaluinya di Indonesia.

Agam Minta Maaf Tak Bisa Selamatkan Juliana

Agam Rinjani tak kuasa menahan tangis saar menyampaikan permintaan maaf karena tak bisa menyelamatkan wisatawan asal Brasil itu dari jurang Gunung Rinjani.

Juliana ditemukan tewas di jurang curam sedalam 600 meter.
 
Hal ini diungkap Agam Rinjani lewat Instagram miliknya @agam_rinjani saat siaran langsung.

"Kepada warga Brasil, saya dan tim SAR minta maaf tidak bisa membawa Juliana pulang dengan selamat,” kata Agam.

Agam mengatakan proses evakuasi berlangsung tidak mudah karena kondisi Juliana berada terlalu ke bawah jurang.

"Karena kondisi medan yang berat dan (Juliana) terlalu jauh ke bawah,” katanya.

Lebih lanjut, Agam menyebutkan kasus yang dialami Juliana telah banyak terjadi di gunung Rinjani.

Bahkan jika masuk ke jurang sulit untuk selamat lagi.

"Sudah banyak kasus di Rinjani memang sudah hidup ketika jatuh di lubang itu karena terlalu curam,” tutup Agam.

Diketahui, sosok Agam Rinjani yang belakangan viral di media sosial karena disebut-sebut "pahlawan" dalam evakuasi jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tewas di Gunung Rinjani.

Agam memposting video ketika membawa jasad Juliana menggunakan tali di tebing.
Agam membawa jasad Juliana Marins, pada Rabu (25/6/2025).

Ia bersama tim SAR gabungan melakukan evakuasi jasad Juliana dengan cara vertical evacuation.

Lewat akun Instagramnya, Agam memposting ketika bergelantung di tebing dengan membawa jenazah Juliana.

"Persiapan penarikan. Semangat," ucapnya.

Agam merupakan satu dari empat orang rescuer yang turun mengevakuasi jenazah Juliana Marins di kedalaman 600 meter.

"Turut berduka cita, atas meninggalnya pendaki asal Brazil, saya tidak bisa berbuat banyak, saya hanya bisa bantu seperti ini, Semoga amal ibadahnya diterima disisiNya Amin." tulis Agam di postingannya.

Dalam satu unggahan di akun Instagram @agam_rinjani, dia dan tim terpaksa melakukan flying camp di lokasi karena medan yang sangat ekstrem dan hari sudah gelap.  

"Kami menginap di pinggir tebing yang curam 590 meter bersama Juliana satu malam, dengan memasang ancor supaya tidak ikut meluncur lagi 300 meter," tulisnya dalam unggahan tersebut. 
Media Brasil, Globo, melaporkan bahwa keluarga Juliana juga mengucapkan terima kasih kepada Agam dan relawan lainnya bernama Tyo. 

"Kami sangat berterima kasih kepada para relawan yang dengan berani mengajukan diri untuk membantu mempercepat proses penyelamatan Juliana," kata keluarga korban. 

Proses evakuasi Juliana membutuhkan waktu lima hari penuh proses evakuasi terhadap pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), yang terjatuh ke dalam jurang sedalam 600 meter di kawasan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Juliana terjatuh di jurang curam kawasan Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani.

Lokasinya berada di ketinggian 9.000 kaki atau sekitar 2.743 meter di atas permukaan laut. 

“Medan tempat korban jatuh adalah tebing terjal dengan kedalaman lebih dari 600 meter. Lokasinya benar-benar sulit dijangkau dan tidak memungkinkan dilakukan evakuasi biasa,” ujar Syafii dalam konferensi pers, Selasa (24/6/2025). 

Tim SAR memerlukan waktu 8 jam hanya untuk mencapai titik awal pencarian dari Pos Sembalun. 

Perjalanan menempuh tebing berbatu, semak belukar, dan jalur licin akibat hujan yang mengguyur kawasan pegunungan selama dua hari berturut-turut.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com 

Berita Terkini