Berita Viral

Pasien Tak Diberi Makan 3 Hari, Pengacara Protes: Mau Bunuh Pelan-pelan?

Editor: Kiki Novilia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TAK DIBERI MAKAN - Ranujaya saat menjalani perawatan di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon. Pelayanan Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Kota Cirebon menjadi sorotan karena diduga tak memberi makan pasien.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Beredar video yang menampilkan seorang pengacara bernama Ibnu, memprotes keras pelayanan terhadap kliennya yang dirawat di RSUD Gunung Jati.

Bukan tanpa alasan, Ibnu menyebut kliennya, Ranujaya, seorang pemuda asal Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, tidak diberi makan tiga hari.

Tidak hanya itu, infus yang dipasang pun tak dicabut.

Padahal, kondisi pasien disebutnya sedang dalam masa pemulihan pasca digigit ular berbisa.

Hal ini dia ungkapkan lewat video berdurasi sekitar 3 menit dan diunggah lewat akun TikTok @ibnusaechulaw, 

"Di penjara saja dikasih makan. Kejam sekali RSUD Gunung Jati. Orang lagi pemulihan, recovery," ujar Ibnu dalam video, seperti dikutip Tribun, Senin (14/7/2025).

Dalam video juga terdengar Ibnu memprotes pegawai rumah sakit mengenai infus yang tidak dilepas.

“Kenapa alasannya infus tiga hari tidak dicabut-cabut? Cabut dong, khawatir infeksi. Kasihan enggak bisa bergerak itu,” ucapnya.

Pegawai perempuan yang mengenakan kerudung cokelat terlihat menjawab, "Iya, nanti dilepas ya, sabar."

Namun Ibnu kembali menegaskan bahwa pasien tidak mendapat asupan baik dari infus maupun makanan.

“Asupan dari infus tidak ada, dari makanan enggak ada, mau bunuh pelan-pelan apa?” ucap dia.

Video ini kemudian menunjukkan adegan petugas rumah sakit tengah melepas infus dari tangan pasien.

Video tersebut hingga sudah dilihat lebih dari 1,4 juta kali, disukai 37,3 ribu, dikomentari 4.872 akun, dan dibagikan 2.461 kali.

Ibnu dalam keterangan resminya kepada wartawan mengatakan, bahwa pasien akhirnya diperbolehkan pulang setelah ia bertindak sebagai penjamin pribadi.

“Tagihannya Rp 14,3 juta, tapi saya hanya mampu membayar Rp 1 juta. Sisanya saya jamin secara pribadi. Ini anak dari seorang janda yang punya lima anak, mereka benar-benar tidak mampu. Saya hanya ingin membantu agar dia bisa pulang dengan layak,” kata Ibnu.

Pihak rumah sakit pun langsung merespons dengan mempertemukan keluarga pasien dan manajemen RSD Gunung Jati.

Hal itu terlihat dari cuplikan video yang diunggah di rangkaian yang sama.

Namun pertemuan itu belum ada titik temu yang jelas hingga akhirnya Ibnu menjadi penjamin dengan membayar Rp 1 juta. 

Humas RSD Gunung Jati, Firman, saat dikonfirmasi Tribun, mengaku belum bisa memberikan keterangan resmi.

Ia mengatakan akan memberikan penjelasan pada hari berikutnya.

“Besok (hari ini) ada penyampaian informasi (resmi) ya,” ujar Firman, Senin malam. 

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, Ranujaya masuk ke rumah sakit dalam kondisi kritis setelah digigit ular berbisa.

Ia sudah dirawat tiga hari dan secara medis sudah diperbolehkan pulang, namun terkendala biaya karena menggunakan jalur umum alias tidak memiliki BPJS.

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TRIBUNJABAR )

Berita Terkini