Simbol itu ditorehkan dalam garis infinity yang saling menyatu dan tidak terputus.
Garis ini menjadi lambang kesejahteraan rakyat.
Selain itu ada pula dua bidang berbentuk silinder yang kontras dengan angka 8 dan 0.
Jika dilepaskan dari garis luarnya, bentuk itu memiliki makna "dua inti yang kuat", yaitu “bersatu” dan “berdaulat”. Desain itu kemudian dipilih Prabowo untuk menjadi logo HUT ke-80 RI.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Sekretariat Negara dan ADGI mengadakan sayembara logo HUT ke-80 RI. Sayembara itu dibuka mulai 23 Mei-1 Juni 2025 untuk para desainer grafis profesional dari berbagai daerah.
Sebanyak 245 submisi karya, dilakukan kurasi yang ketat hingga terpilih 5 desain logo terbaik.
Dikutip dari akun Instagram resmi @adgi.pusat, Kamis (24/7/2025), lima karya terbaik yang terpilih adalah: Adji Herdanto dari Surabaya, Cindy Amelia dari Jakarta, Melvin Christian dari Jakarta, Shady Dhamar dari Semarang, dan Bram Patria Yoshugi dari Bandung.
Kelima logo tersebut dipresentasikan di hadapan juri pada awal Juli 2025.
Pemilihan desain logo terbaik kemudian dilanjutkan pada tahap sosialisasi satu desain terpilih.
Adapun satu karya terbaik yang dipilih oleh Prabowo adalah milik Bram Patria Yoshugi.
Menurut Prabowo, desain logo HUT ke-80 RI menarik perhatiannya karena menampilkan bentuk angka delapan dan nol yang saling terhubung tanpa putus. Serupa infinity, katanya.
"Bentuk ini melambangkan persatuan sebagai dasar dari kedaulatan adalah manifestasi kesejahteraan rakyat dan upaya menggapai cita-cita bangsa menuju Indonesia maju yang tak pernah putus," kata Prabowo.
Bram sendiri adalah seorang Art Director di Thinking*Room yang berdomisili di Bandung.
Dia merupakan alumni Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2016. Saat ini, Bram tercatat menjadi anggota ADGI.
(kompas.com)