TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Komentar lawas Presiden Prabowo Subianto soal anime One Piece kembali disorot. 

Belakangan publik memang terus menyoroti bendera One Piece yang sedang viral di media sosial.

Sebab, bendera serial asal Jepang, One Piece, itu dikibarkan di sejumlah tempat dan media sosial menjelang peringatan HUT ke-80 RI. 

Jolly Roger atau bendera berwarna hitam dengan gambar tengkorak bertopi jerami yang ada dalam cerita One Piece itu dikibarkan di kendaraan, rumah, bahkan di jalan.

Pengibaran bendera itu disebut sebagai ekspresi kekecewaan mereka terhadap kinerja pemerintah, dan sebagai bentuk perlawanan terhadap keadaan sosial dan politik yang ada.

Melansir Tribunnews, Presiden Prabowo Subianto mengaku mengetahui manga dan anime karya Eiichiro Oda tersebut.

Hal itu diungkap Prabowo saat berbincang dengan Bayu Skak.

Momen perbincangan itu diunggah oleh akun resmi Bayu Skak, yaitu @moektito pada 5 Agustus 2023 lalu.

Awalnya, Bayu Skak bertanya kepada Prabowo yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan), apakah tahu mengenai One Piece.

“Pak, Bapak tahu One Piece enggak, Pak?” tanya Bayu kepada Prabowo, dikutip pada Selasa (5/8/2025).

“One Piece? Kartun, apa ya, anime? Ya, tapi saya enggak terlalu mengikuti,” jawab Prabowo.

“Pak Prabowo tahu One Piece. Ini spektakuler, Pak. Ini sebuah karya kreatif dan ini berasal dari negara Jepang,” tutur Bayu.

Ketua Umum Partai Gerindra itu lalu bertanya, apakah anak-anak Indonesia bisa membuat karya serupa.

“Banyak, Pak. Tapi kita selama ini hanya menjadi tukang, Pak. Tukang dalam artian, sumber daya manusia kita banyak. Tapi, kita tidak bisa membikin IP-nya sendiri, intelectual property-nya sendiri,” ungkap Bayu. 

Keduanya lanjut berbicara mengenai bagaimana Jepang memperkenalkan budaya mereka ke kancah dunia lewat budaya populer, seperti One Piece.

Bayu Skak pun memberi tahu Prabowo bahwa Jepang mempunyai strategi budaya yang bagus dalam mendorong IP anak bangsanya yang bisa ditiru oleh RI.

Baca juga Heboh Pengibaran Bendera One Piece, Kodim: Jangan Ikut Budaya Luar