TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Mesuji - Tak hanya potensi pertanian, Mesuji juga menyimpan pesona wisata yang unik, satu di antaranya yakni Sungai Mesuji yang membentang di perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan.
Potensi wisata tersebut harus dimaksimalkan agar Mesuji semakin dikenal banyak orang.
Ketua DPRD Mesuji, Jodi Safutra mengatakan, sungai ini menjadi pusat kegiatan budaya dan olahraga air, terutama saat perayaan HUT Kabupaten Mesuji, yang dirayakan setiap tahun.
"Setiap tahun ada lomba perahu dayung dan perahu hias, yang kami sebut wisata bahari. Kegiatannya sangat ramai, bahkan banyak warga Sumsel yang datang menonton," kata Jodi, saat menjadi narasumber dalam podcast bersama Editor in Chief Tribun Lampung, Ridwan Hardiansyah, di ruang kerjanya, Senin (4/8/2025).
Meski begitu, Jodi mengakui, sektor pariwisata di Mesuji belum menjadi prioritas utama. Namun ia yakin, promosi yang tepat dapat menarik lebih banyak pengunjung.
"Kami berharap masyarakat bisa memperkenalkan wisata Mesuji lewat media sosial supaya lebih banyak lagi yang berkunjung," ucap Jodi.
Selain Sungai Mesuji, daerah ini juga memiliki potensi perkebunan seperti sawit dan karet yang dapat dikembangkan menjadi wisata edukasi dan agrowisata.
"Dengan pengelolaan yang baik, pariwisata bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat," tandas Jodi.
Brand Beras Sendiri
Kabupaten Mesuji menjadi satu di antara lumbung padi di Lampung, dengan produksi mencapai 271 ribu ton pada 2024 menurut data BPS.
Jumlah itu menempatkan Mesuji di urutan kelima penyumbang padi terbesar di provinsi ini.
Ketua DPRD Mesuji, Jodi Safutra mengatakan, potensi ini harus dioptimalkan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia atau SDM petani dan pembentukan brand beras khas Mesuji.
"Percuma kalau alat pertanian ditambah, tapi SDM-nya tidak ditingkatkan. Harus dibimbing dulu petaninya, baru alat menyusul. Hasilnya akan jauh lebih baik," kata Jodi, saat menjadi narasumber dalam podcast bersama Editor in Chief Tribun Lampung, Ridwan Hardiansyah, di ruang kerjanya, Senin (4/8/2025).
Ia juga menyoroti banyaknya gabah yang dibawa keluar Mesuji. Menurutnya, dengan adanya brand beras sendiri, nilai jual gabah akan meningkat, kualitas produk terjaga, dan keuntungan petani lebih besar.
"Kalau punya brand sendiri, harga gabah bisa lebih mahal, kualitasnya pun bagus. Ini perlu hilirisasi supaya produk beras Mesuji bisa bersaing dan dikenal luas," tegasnya.