Essel menuturkan, ia dan Andre hanya menempuh pendidikan hingga sekolah menengah pertama (SMP).
"Tidak ada yang sampai SMA. Saya hanya lulus sampai kejar paket setara SMP (SLTP), sementara adik saya Andre ini sampai SMP," kata Essel.
Namun, semasa Andre sekolah di salah satu SMP swasta di Gresik, ia sempat mendapatkan pengalaman yang tidak mengenakkan.
Ia tidak diizinkan mengikuti wisuda, bahkan ijazahnya masih ditahan pihak sekolah karena adanya tunggakan biaya yang belum dilunasi.
"Banyak yang belum dibayar, masih banyak yang menunggak, jadi saya nggak boleh ikut wisuda. Ijazah saya sampai sekarang juga masih ditahan oleh pihak sekolah, karena masih banyak tunggakan yang harus dibayar," tutur Andre.
Lebih menyedihkan lagi, dua adiknya, Dexta dan Kimora, tidak sempat menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) dan terpaksa berhenti sekolah.
Sedangkan, adiknya yang bungsunya masih balita sehingga ia tidak bersekolah.
Dapat bantuan dari warga dan Pemerintah setempat
Menurut warga setempat, Sofyan, masyarakat merasa prihatin atas kejadian yang menimpa kelima anak tersebut.
Kelima bersaudara itu tidak memiliki pemasukan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Cukup miris, tidak hanya AC (pendingin ruangan) maupun televisi, tapi mereka juga sampai jual galon (air minum) untuk biaya kebutuhan hidup."
"Apalagi mereka kemarin juga sempat ditagih kekurangan uang rumah kontrakannya Rp10 juta, bagaimana kami tidak merasa kasihan," tutur Sofyan, dikutip dari TribunJatim.com.
Melihat keadaan tersebut, warga berinisiatif menggalang donasi dan menghubungi pihak terkait untuk memberikan bantuan kepada mereka.
Termasuk, mengusahakan adanya pihak yang dapat membantu mencarikan pekerjaan bagi Essel dan Andre.
"Tiga adiknya sudah ditangani oleh Dinsos dan KBPPPA, sedangkan untuk Essel dan Andre coba kami upayakan agar bisa bekerja."