Mahasiswa KKN memberikan teori, praktik langsung, dan pendampingan intensif.
Hasilnya, petani mampu memproduksi pupuk organik cair secara mandiri, pondok pesantren memiliki paving block hasil olahan limbah, serta administrasi pesantren menjadi lebih efisien berkat website yang dirancang.
Ketua Gapoktan Desa Mulyosari Harjono, menyambut positif program ini.
“Selama ini kami bergantung pada pupuk kimia yang harganya terus naik. Dengan pelatihan ini, kami bisa membuat pupuk sendiri dengan biaya lebih murah, dan hasilnya diharapkan tidak kalah dengan pupuk kimia sintetis,” ujarnya.
Kepala Desa Tri Kiswono menekankan pentingnya keberlanjutan program.
“Kami akan mendorong kelompok tani untuk memproduksi pupuk ini secara mandiri dan berharap ke depan program seperti ini terus berjalan,” katanya.
Lewat berbagai inovasi yang telah dilakukan, mahasiswa KKN Universitas Saburai menunjukkan kontribusi nyata dalam meningkatkan kemandirian, kreativitas, serta kesejahteraan masyarakat Desa Mulyosari.
(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/rls)