Tribunlampung.co.id, Jateng - Ahmad Husein dicap sebagai sengkuni setelah menyatakan mundur dari gerakan menurunkan Bupati Pati, Sudewo.
Sengkuni merupakan tokoh antagonis dalam kisah Mahabharata dan pewayangan Jawa yang dikenal karena sifatnya yang licik, manipulatif, dan ahli dalam adu domba.
Sebelum menyatakan mundur, Ahmad Husein selaku inisiator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB) sempat bertemu dengan Sudewo dan dirangkul sang bupati.
Foto momen pertemuan Ahmad Husein dan Bupati Pati tersebut viral di media sosial.
Ahmad Husein sebelumnya sempat viral lantaran dianggap lantang menyuarakan aspirasi melalui aksi massa yang tergabung di AMPB tersebut, termasuk 'melawan' Bupati Sudewo, namun kini santer menggaung bahwa keduanya telah berdamai.
Pertemuan keduanya berlangsung di rumah seorang pengusaha di Juwana, Pati, Jawa Tengah pada Selasa (19/8/2025) lalu.
Ahmad Husein kemudian mengunggah video yang menyatakan mundur dari AMPB dan membatalkan demo jilid dua yang rencananya digelar 25 Agustus 2025.
Keputusan tersebut membuat warga Pati kecewa karena Ahmad Husein merupakan sosok yang menolak kebijakan kenaikan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
Awalnya, Ahmad Husein membentuk posko di depan Kantor Bupati Pati untuk mengumpulkan donasi demo penolakan kenaikan PBB-P2 yang digelar 13 Agustus 2025.
Seminggu sebelum demo digelar, Satpol PP mengambil paksa kardus minuman hasil donasi warga.
Ahmad Husein melakukan perlawanan dan beradu argumen dengan Plt Sekda Pati, Riyoso.
Sejak kericuhan tersebut, jumlah donasi semakin bertambah bahkan warga luar Pati ikut menyumbangkan makanan dan minuman.
Meski Sudewo telah membatalkan kenaikan PBB-P2, demo tetap digelar dengan tuntutan melengserkan Sudewo.
DPRD Pati menggelar sidang paripurna dan menyepakati pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket.
Hak angket adalah hak DPR atau DPRD untuk menyelidiki kebijakan pemerintah yang dianggap penting, strategis, dan berdampak luas, terutama jika diduga melanggar hukum.
Biasanya digunakan untuk membentuk panitia khusus (pansus) dan bisa berujung pada pemakzulan pejabat.
Ahmad Husein telah menandatangani kesepakatan dengan Polres Pati untuk tidak menggelar unjuk rasa selama pansus hak angket masih bekerja.
Seminggu setelah demo yang dihadiri puluhan ribu warga Pati, Ahmad Husein menyatakan mundur dari gerakan sehingga dicap sebagai sengkuni.
Sengkuni merupakan tokoh antagonis dalam kisah Mahabharata dan pewayangan Jawa yang dikenal karena sifatnya yang licik, manipulatif, dan ahli dalam adu domba.
Pada Kamis (21/8/2025), di depan Kantor Bupati Pati terdapat dua kaos bergambar wajah Ahmad Husein.
Kaos tersebut dipasang dijalan untuk diinjak-injak warga sebagai bentuk kekesalan.
Tertulis sejumlah kata seperti larahan (sampah), injak gratis, serta sengkuni.
Salah satu Koordinator Posko AMPB, Hanif, menjelaskan ada dua hal yang membuat warga kecewa ke Ahmad Husein yakni berdamai dengan Sudewo dan menuding AMPB ditunggangi kepentingan politik.
Keberadaan Ahmad Husein juga dicari karena belum ke posko AMPB setelah berdamai dengan Sudewo.
Beredar viral video Ahmad Husein mendatangi showroom sepeda motor dan mabuk ketika karaoke.
Warga menuding Ahmad Husein menerima bayaran untuk berdamai dengan Bupati Pati.
Namun, belum ada informasi dua video tersebut diambil setelah pertemuan dengan Sudewo.
AMPB Konsisten Lengserkan Sudewo
Dua koordinator AMPB, Supriyono alias Botok dan Teguh Istiyanto menegaskan gerakan mereka bukan milik individu sehingga keputusan Ahmad Husein untuk berdamai merupakan hak pribadi.
Hingga kini, AMPB konsisten mengawal Pansus Hak Angket dan menuntut Sudewo dilengserkan.
Teguh Istiyanto merupakan figur penting terbentuknya AMPB yang diinisiasi Ahmad Husein di media sosial.
Ia merupakan aktivis lokal yang tidak tergabung dalam Oranisasi Masyarakat (Ormas), partai politik maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Hal itu merupakan syarat masuk AMPB yang tidak ingin gerakannya ditunggangi kepentingan politik.
Teguh menghormati keputusan Ahmad Husein yang memilih berdamai dengan Sudewo.
"Jika mas Husein menyatakan keluar dari kelompok kami, sudah tidak satu gerbong perjuangan lagi, kami hormati. Kami tidak perlu memusingkan,” ungkapnya, Selasa (19/8/2025), dikutip dari TribunJateng.com.
Namun, ia membatah arah gerakan AMPB berbau politis.
"Mau dikatakan kami ditunggangi, dibayari, ada kepentingan politik, biarlah saja. Semua bisa berasumsi."
"Yang jelas kami tetap berjuang demi Pati dan Indonesia,” lanjutnya.
Terkait pembatalan demo 25 Agustus 2025, Teguh menjelaskan demo susulan itu merupakan ide Ahmad Husein tanpa ada koordinasi.
“Tujuan kami bukan untuk hura-hura atau bikin anarkisme dan bikin Pati tidak kondusif."
"Kami justru maunya di Pati kondusif. Tanggal 13 (Agusutus 2025) kemarin itu untuk menunjukkan bahwa kami merepresentasikan warga Pati dari semua wilayah yang ingin Pak Sudewo undur diri," jelasnya.
Beredar kabar, Ahmad Husein akan mendaftarkan AMPB sebagai organisasi.
Ia tak mempermasalahkan karena AMPB didirikan oleh Ahmad Husein dan gerakan mereka tak berpatok pada nama.
"Yang penting kami kolektif, mau nama diambil, tidak masalah, yang penting kami masyarakat Pati tetap bersatu dan berjuang bersama untuk kebaikan Pati dan Indonesia," pungkasnya.
Baca juga: Ahmad Husein Dulu Dianggap Pejuang Warga Pati, Kini Dicap Sengkuni setelah Dirangkul Sudewo
(Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com)