Berita Terkini Nasional

14 Hari Pelarian Bripda Alvian Tersangka Pembunuhan Putri Apriyani Tertangkap di NTB

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PELARIAN BERAKHIR - Tangkapan layar video viral momen diduga penangkapan Bripda Alvian, pembunuh Putri Apriyani. Video diduga penangkapan Bripda Alvian tersebut viral di media sosial pada Sabtu (23/8/2025). Kurang lebih 14 hari pelarian Bripda Alvian tertangkap di Bonu, NTB.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jawa Barat - Selama kurang lebih 14 hari pelarian Bripda Alvian Maulana Sinaga seusai melakukan pembunuhan terhadap Putri Apriyani (24) di Indramayu, Jawa Barat.

Akhirnya Biprda Alvian oknum polisi terduga pelaku pembunuhan Putri Apriyani tertangkap di Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut Wikipedia, Kabupaten Dompu adalah kabupaten di bagian tengah Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sementara itu Kecamatan Hu'u merupakan satu dari delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Dompu.

Kecamatan ini terletak di Pulau Sumbawa berjarak sekitar 25 kilometer dari ibu kota Kabupaten Dompu ke arah selatan.

Lokasi penangkapan Bripda Alvian tersebut juga terkenal sebagai daerah yang memiliki banyak wisata pantai dan populer sebagai tempat wisata bahari terutama olahraga selancar.

Penangkapan Bripda Alvian tersebut viral melalui video yang beredar di media sosial pada Sabtu (23/8/2025).

Bripda Alvian menghilang semenjak ditemukannya jasad Putri Apriyani di dalam kamar kosnya di Blok Ceblok Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu pada Sabtu (9/8/2025).

Sehingga selama 14 hari Bripda Alvian menghilang lalu kemudian berhasil terungkap keberadaannya setelah viral penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian.

Alvian saat berada di sebuah saung di wilayah Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kini Alvian harus mempertanggungjawabkan perbuatannya diduga membunuh Putri Apriyani.

Saat ditemukan, wajah Putri yang semula cantik berubah menjadi gosong. Warga pun berasumsi korban tewas karena dibakar.

Ayah dari Putri, Karja (48) menerangkan, dirinya sempat melihat langsung kondisi anaknya saat proses autopsi di RS Bhayangkara Losarang.

Menurut Karja, luka bakar tampak jelas pada muka dan rambut putri bungkusnya itu. Luka tersebut turut membuat wajah anaknya sulit dikenali.

“Saya masih mengenali muka anak saya, tapi mungkin kalau orang lain belum tentu karena kondisinya lumayan parah,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com dikutip Tribunlampung.co.id Minggu (10/8/2025).

Karja menyampaikan secara keseluruhan, dia tak tahu persis dimana saja luka yang didapat oleh Putri, mengingat malam saat autopsi dilakukan dirinya syok berat.

Karja hanya ingat luka bakar itu ada di bagian muka, kemudian rambut. Sedangkan baju dan celana masih utuh.

“Pas masuk itu saya panik, jadi yang tadinya mau lihat luka ada dimana saja itu ngeblank,” ujar dia.

Di sisi lain, dari keterangan tim medis, lanjut Karja, hasil autopsi itu menunjukkan kematian korban meninggal dunia karena lemas kehabisan napas.

Hasil ini, kata Karja menimbulkan tanda tanya besar di benak keluarga, apakah putri bungsunya itu meninggal dunia dahulu kemudian dibakar atau seperti asumsi warga yang meninggal karena dibakar.

“Tapi kalau meninggal karena dibakar, harusnya korban teriak menjerit kesakitan, tapi dari keterangan yang beredar tidak begitu,” ujar dia.

Terpisah Kuasa Hukum keluarga Putri Apriyani, Toni RM menduga motif dibalik pembunuhan korban dikarenakan uang.

“Patut diduga motifnya ini dikarenakan Bripda Alvian Maulana Sinaga berusaha menguasai uang milik Putri,” ujar Toni RM kepada Tribuncirebon.com, Jumat (15/8/2025).

Toni RM menjelaskan, ia baru saja mendapatkan rekening koran tabungan milik korban dari ayah Putri sebagai ahli waris yang sah.

Di sana terungkap ada perpindahan uang dari rekening Putri kepada Bripda Alvian Maulana Sinaga.

Dengan tertangkapnya Bripda Alvian Maulana Sinaga, arwah Putri Apriyani bisa tenang. sebelum tertangkap, Putri Apriyani datang ke mimpi keluarganya minta dibawakan bunga mawar dan melati.

Tak hanya itu, warga juga dengar suara tangisan dari kamar kos tempat Putri Apriyani ditemukan tewas dalam kondisi gosong, diduga dibakar oleh kekasihnya, Bripda Alvian Maulana Sinaga

Bripda Alvian Pasrah Ditangkap

Video detik-detik penangkapan Bripda Alvian Maulana Sinaga, tersangka pembunuh Putri Apriyani di Indramayu beredar di media sosial.

Dari pantauan Tribuncirebon.com dalam video tersebut, Alvian ditangkap saat berada di sebuah saung di wilayah Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penangkapan Alvian Maulana Sinaga ini dilakukan oleh tim gabungan bersenjata dari Polres Indramayu, Polda Jabar, Polres Dompu, dan Polsek Hu’u.

Tampak pula dalam video tersebut, proses penangkapan Alvian ini dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polres Indramayu, AKP Muchammad Arwin Bachar.

Ketika ditangkap, Alvian pun tampak pasrah, ia tidak melakukan perlawanan apapun.

Dikonfirmasi terkait viralnya video penangkapan ini, pihak keluarga mengaku bersyukur dan mengapresiasi kerja keras pihak kepolisian.

Hanya saja, pihak keluarga masih menanti keterangan resmi dari Polres Indramayu soal penangkapan tersebut.

“Saya sudah berupaya konfirmasi menelepon Kasat Reskrim Polres Indramayu guna memastikan bahwa yang ditangkap itu benar Bripda Alvian Maulana Sinaga, namun belum diangkat-angkat ponselnya,” ujar pengacara keluarga Putri Apriyani, Toni RM kepada Tribuncirebon.com.

Toni menyampaikan keluarga sangat berharap Kapolres Indramayu segera melakukan konferensi pers untuk memastikan kebenaran berita penangkapan Alvian Maulana Sinaga.

Terlebih sejak video penangkapan itu beredar banyak pihak yang menanyakan keaslian dari penangkapan tersebut.

“Meski belum terkonfirmasi penangkapan Bripda Alvian Sinaga ini, saya dan keluarga korban mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Kapolres Indramayu, Kasat Reskrim, Tim Penyidik, Tim Resmob juga kepada Bapak Kapolda Jawa Barat,” ujar dia.

Di sisi lain, saat dikonfirmasi Tribuncirebon.com, Polres Indramayu belum memberikan keterangan resmi karena masih menunggu hasil penyelidikan dari penangkapan tersebut.

Mengingat, tersangka dan penyidik saat ini masih berada di Kabupaten Dompu, NTB dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Putri Apriyani Datang dalam Mimpi

Keluarga besar almarhumah Putri Apriyani (24) datang ke lokasi kosan TKP korban perampasan nyawa di Blok Ceblok Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jumat (22/8/2025) sore.

Di sana mereka menggelar tahlil dan doa bersama.

Selain itu kamar nomor 9 tempat Putri tewas juga ditaburi bunga mawar dan melati.

Kuasa hukum keluarga Putri, Toni RM mengatakan, penaburan bunga ini atas dasar permintaan almarhumah Putri yang datang ke mimpi saudaranya beberapa waktu lalu.

“Jadi Pak Tansim (Paman Putri) menantunya itu di Jepang itu mimpi ketemu dengan almarhumah."

"Almarhumah berpesan agar membawa bunga melati dan mawar ke kosannya,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Warga Masih Sering Dengar Suara Tangisan

Toni menduga permintaan itu disampaikan almarhumah Putri karena arwahnya masih belum tenang.

Terlebih ketika tabur bunga itu tersangka pembunuhan sekaligus pacar Putri, Alvian Maulana Sinaga belum kunjung tertangkap.

Dugaan arwah almarhumah Putri belum tenang juga diperkuat dengan kesaksian warga yang kerap mendengar suara tangisan dari kamar TKP Putri tewas saat malam hari.

“Sehingga atas dasar itu, sebagai seorang muslim sepertinya harus didoakan. Kemudian keluarga berunding untuk mendoakan almarhumah di tempat kos sambil memenuhi permintaan Putri di dalam mimpi tersebut,” ujar dia.

Pantauan Tribuncirebon.com, doa bersama sendiri dilakukan di pelataran kosan dengan menggelar tikar. 

Sedangkan tabur bunga dilakukan di depan pintu kamar kos tempat Putri tewas.

“Kita tidak lakukan di dalam kamar karena kita tidak bisa masuk karena tempat ini masih dalam penyelidikan sehingga tidak boleh disentuh dahulu di dalamnya,” ujar dia.

Dalam proses doa bersama dan tabur bunga itu juga tampak ayah dan ibu dari almarhumah Putri.

Keduanya tampak menangis sepanjang kegiatan.

“Saya gak bisa ngomong apa-apa pak, lemes,” ujar ibunda Putri.

Di sisi lain, paman Putri, Tamsin menyampaikan, keluarga hanya ingin pelaku segera tertangkap.

Sehingga arwah almarhumah Putri pun di alam sana bisa tenang.

“Kami hanya ingin pelaku ditangkap,” ujar dia.

Toni RM Bongkar Motif Pembunuhan

Kuasa Hukum keluarga Putri Apriyani, Toni RM menduga motif dibalik pembunuhan korban dikarenakan uang.

Toni RM pun mendorong agar polisi segera menangkap terduga pelaku hingga kasus yang menggegerkan tersebut bisa secepatnya terungkap.

Dari hasil penyelidikan sendiri, polisi berhasil menarik benang merah dalam kasus ini. Bukti-bukti yang menguatkan terduga pelaku pun telah diketahui.

Sosok tersebut adalah Bripda Alvian Maulana Sinaga oknum kepolisian yang bertugas di Polres Indramayu sekaligus pacar dari Putri Apriyani.

“Patut diduga motifnya ini dikarenakan Bripda Alvian Maulana Sinaga berusaha menguasai uang milik Putri,” ujar Toni RM kepada Tribuncirebon.com, Jumat (15/8/2025).

Toni RM menjelaskan, ia baru saja mendapatkan rekening koran tabungan milik korban dari ayah Putri sebagai ahli waris yang sah.

Di sana terungkap ada perpindahan uang dari rekening Putri kepada Bripda Alvian Maulana Sinaga.

Kejadian berawal saat ibu korban yang merupakan TKW di Hong Kong mengirim uang sebanyak 3 kali kepada Putri untuk keperluan gadai sawah.

Pertama pada tanggal 4 Agustus 2025 sebesar Rp 16,5 juta. Di hari yang sama, masuk pula uang ke rekening Putri sebesar Rp 4 juta.

Terakhir masuk kembali uang ke rekening Putri pada 7 Agustus 2025 sebesar Rp 16,5 juta.

Sehingga total kurang lebih uang yang masuk untuk gadai sawah dari ibunya itu sebesar Rp 37 juta.

Kemudian pada tanggal 8 Agustus 2025, ada transferan dari rekening Putri ke rekening Bripda Alvian Maulana Sinaga. Nominalnya, kata Toni RM, sebesar Rp 32 juta.

“Kemudian saldo akhir di rekening Putri per hari ini tinggal Rp 92 ribu,” ujar dia.

Toni RM menyampaikan, pihaknya juga menanyakan lebih detail soal waktu transfer uang ke rekening Bripda Alvian Maulana Sinaga.

Dari pihak bank menjelaskan transferan itu terjadi pada Jumat (8/8/2025) sekira pukul 01.00 WIB dini hari.

Esok harinya pada Sabtu (9/8/2025) pagi, Putri Apriyani kemudian ditemukan dalam kondisi tragis. Tubuhnya ditemukan gosong karena luka bakar dan menggeger warga.

Toni RM menyampaikan, kebenaran motif ini bisa terungkap jika polisi sudah berhasil menangkap Bripda Alvian Maulana Sinaga yang sekarang buron.

“Tapi kalau saya menduga, motifnya ini sepertinya cekcok karena uang,” ujar dia

Dugaan Toni RM ini diperkuat dengan fakta soal permintaan pengambilan uang oleh ayah korban kepada Putri pada sorenya di hari uang tersebut ditransfer ke rekening Bripda Alvian Maulana Sinaga.

Saat itu Putri berbohong dan mengaku agen bank tempat ia mengambil uang tidak berfungsi.

Kemudian malam harinya, sekitar pukul 20.00 WIB, Putri tidak bisa dihubungi lagi.

“Pada jam yang sama, ibunya di Hong Kong juga menghubungi Putri tapi ditolak teleponnya, kuat kemungkinan Putri bingung karena uangnya sejak dini hari itu sudah ditransfer ke atas nama Bripda Alvian Maulana Sinaga,” ujar dia.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Hendra Rochmawan membenarkan soal Bripda Alvian Maulana Sinaga yang kini jadi tersangka kasus kematian Putri Apriyani.

Polisi juga sudah memecat oknum yang bersangkutan dari instansi kepolisian secara tidak hormat.

Selain itu, disampaikan Hendra, Polda Jabar juga sudah menerbitkan surat DPO untuk Bripda Alvian Maulana Sinaga karena kabur usai melakukan aksinya tersebut.

“Karena yang bersangkutan juga kabur setelah melakukan aksinya maka telah diterbitkan juga surat DPO,” ujar dia.

Bripda Alvian Terekam CCTV

Kematian Putri Apriyani dalam keadaan gosong di dalam kamar kos di Blok Ceblok Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu masih menjadi misteri.

Namun polisi berhasil menarik benang merah dalam kasus ini. Bukti-bukti yang menguatkan terduga pelaku pun telah diketahui.

Sosok tersebut adalah Bripda Alvian Maulana Sinaga oknum kepolisian yang bertugas di Polres Indramayu sekaligus pacar dari Putri Apriyani.

Kuasa hukum keluarga Putri Apriyani, Toni RM mengatakan, Bripda Alvian Maulana Sinaga dan Putri Apriyani terekam kamera CCTV tengah bersama di dalam kamar kos tersebut sebelum kejadian dugaan pembunuhan terjadi.

“Jadi pada pukul 20.00 WIB, Putri dan Alvian masuk ke kosan, di mana Putri masuk duluan pakai motor Scoopy, kemudian Alvian belakangan pakai motor Vario putih,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (15/8/2025).

Kemudian, kata Toni RM, diketahui pula dalam bukti rekaman CCTV itu, terduga pelaku keluar dari kosan menggunakan sepeda motor pukul 05.04 WIB dini hari.

Tidak lama, terduga pelaku masuk kembali ke dalam kosan pukul 05.30 WIB.

“Setelah itu terpantau keluar lagi jam 08.00 WIB pagi,” ujar dia.

Toni RM menyampaikan, saat keluar tersebut terduga pelaku terlihat seperti orang kebingungan lalu pergi jalan kaki.

“Kemudian terpantau juga oleh penyidik dari CCTV di daerah Singajaya jalan kaki ke arah Cirebon, kemudian terpantau juga di Celancang Cirebon itu terpantau turun dari mobil elf,” ujar dia.

Sosok Putri Apriyani

Putri Apriyani (24) ditemukan tewas dengan kondisi gosong di dalam kamar kos di Blok Ceblok Desa Singajaya, Kecamatan/Kabupaten Indramayu pada Sabtu (9/8/2025).

Kondisi tersebut menimbulkan asumsi di tengah masyarakat korban tewas diduga karena dibakar.

Kepolisian pun tengah menyelidiki kasus yang menggegerkan warga tersebut untuk mengungkap penyebab hingga kronologi kejadian yang sebenarnya terjadi.

Kepergian Putri ini turut meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Sang ayah, Karja menceritakan bahwa anaknya itu dikenal sebagai sosok anak yang baik.

“Dia anak yang baik gak pernah aneh-aneh,” ujar Karja (48) saat ditemui Tribuncirebon.com di rumah duka di Desa Rambatan Wetan, Kecamatan Sindang, Indramayu, Minggu (10/8/2025).

Karja menceritakan, Putri Apriyani merupakan anak kedua sekaligus anak bungsunya. 

Ibu dari Putri sendiri merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan bekerja di luar negeri.

Putri sendiri usai lulus SMK Farmasi melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Hanya saja, karena pandemi Covid-19 lalu, Putri pulang ke Indramayu, ia juga berhenti kuliah saat itu.

Dari situ, Putri bekerja sebagai karyawan apotek di Indramayu. Ada beberapa apotek tempat Putri pernah bekerja.

Karja menyampaikan, putrinya itu bekerja sebagai karyawan apotek diketahui sudah sekitar beberapa tahun terakhir ini, selama bekerja itu ia juga ngekos untuk tempat tinggal.

“Jadi untuk ngekos itu memang sudah dari dulu,” ujar dia.

Berita Selanjutnya Bripda Alvian, Tersangka Pembunuhan Sadis Putri Apriyani Pasrah Digelandang Polisi

Berita Terkini