TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Pati - Bupati Pati, Sudewo, mangkir dari pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus dugaan suap pembangunan jalur kereta api di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Dikutip Tribunlampung.co.id dari Tribunjateng, Bupati Sudewo seharusnya diperiksa sebagai saksi pada Jumat (22/8) lalu.
Akan tetapi, Sudewo tidak memenuhi panggilan penyidik KPK.
"Yang bersangkutan (Sudewo) ada keperluan lain yang sudah terjadwal," ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo kepada wartawan, Sabtu (23/8/2025).
Sudewo merupakan bupati Pati yang berpasangan dengan Risma Ardhi Chandra sebagai wakilnya.
Di dunia politik, Sudewo pertama kali bergabung bersama Partai Demokrat dan terpilih sebagai anggota DPR RI pada periode 2009-2013.
Ia sempat vakum, hingga akhirnya kembali melenggang ke Senayan pada Pemilu 2019 dengan berpindah partai politik, yakni ke Gerindra.
Di Partai Gerindra, Sudewo menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Organisasi hingga sekarang.
KPK menyatakan akan menjadwalkan ulang pemeriksaan terhadap Sudewo.
Pemeriksaan ini krusial karena nama Sudewo muncul dalam pengembangan kasus suap di DJKA.
Dia diduga menerima aliran dana terkait proyek saat masih menjabat sebagai anggota Komisi V DPR RI.
Nama Sudewo (disebut juga Sudewa dalam dakwaan) tercantum dalam surat dakwaan dua terpidana kasus ini, yaitu Putu Sumarjaya (Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah) dan Bernard Hasibuan (Pejabat Pembuat Komitmen).
Dalam dakwaan, Sudewo disebut sebagai salah satu pihak yang turut menerima suap senilai total Rp18,3 miliar terkait Paket Pekerjaan Pembangunan Jalur Ganda KA antara Solo Balapan–Kadipiro–Kalioso.
Secara spesifik, Sudewo diduga menerima jatah sebesar 0,5 persen dari nilai proyek yang mencapai Rp 143,5 miliar.
Ia disebut menerima uang tunai Rp 720 juta, pada September 2022, melalui perantara.
Ngaku Habis Sakit
Bupati Pati, Jawa Tengah, Sudewo, akhirnya muncul setelah menghilang selama delapan hari usai didemo warganya pada Rabu (13/8/2025).
Kala itu, Sudewo didemo buntut kebijakannya menaikkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
PBB-P2 adalah Pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
Meski Sudewo telah membatalkan, warga Pati tetap menggelar aksi demo menuntut mantan anggota DPR RI dua periode itu dilengserkan.
Dilansir Tribunnews.com, dalam kemunculan perdananya ini, Sudewo menghadiri agenda Pelepasan Peserta Raimuna Daerah XIII Kontingen Kwartir Cabang Pati, Jumat (22/8/2025) pagi.
Selama menghilang, Sudewo sempat diisukan jatuh sakit. Ia pun membenarkan isu tersebut, namun mengaku telah sembuh.
"Sudah (sembuh). Alhamdulillah. Doanya," ujar Sudewo sambil tersenyum, Jumat, dilansir TribunJateng.com.
Lebih lanjut, Sudewo mengungkapkan, selama menghilang, ia kerap datang ke kantor untuk tanda tangan berkas.
Ia juga baru datang dari Jakarta untuk menghadiri rapat Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan bertemu Menteri Pekerjaan Umum (PU).
Di Apkasi, Sudewo menjabat sebagai Wakil Ketua Umum 1.
"Saya di kantor, tanda tangan (berkas) dan komunikasi," katanya.
"Selain itu, saya juga menghadap Pak Menteri PU," imbuh dia.
Saat disinggung mengenai proses Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket pemakzulan dirinya yang sedang bergulir di DPRD Pati, Sudewo tak banyak bicara.
Ia mengaku menghormati proses yang sedang perjalan.
Sudewo juga mengaku siap jika nantinya dipanggil Pansus.
"Monggo. Saya menghormati proses di sana berjalan," ucap dia.
"Insya Allah (hadir jika dipanggil)" pungkas Sudewo.
Warga Tayu Kirim Surat ke KPK
Di hari yang sama kemunculan perdana Sudewo ke publik, warga Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, ramai-ramai menggeruduk Kantor Pos.
Mereka mengirim surat untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar segera menetapkan Sudewo sebagai tersangka dalam kasus suap proyek Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Seorang peserta aksi kirim surat, Ayu, berharap KPK segera menindaklanjuti dugaan kasus korupsi tersebut.
"Sebagai warga Pati, kami sudah tidak senang punya pemimpin seperti itu, yang terindikasi korupsi," kata dia, Jumat, masih dari TribunJateng.com.
"Kalau dibiarkan, nantinya pembangunan Pati rentan dengan korupsi. Apalagi arogan seperti itu juga. Jadi kami tidak nyaman saja," imbuh dia.
Senada, peserta aksi lainnya, Atik, mengaku berpartisipasi sebab kecewa terhadap sejumlah kebijakan Sudewo.
"Kami sebagai warga merasa kurang puas. Jangankan lima tahun. Baru enam bulan saja sudah seperti ini," ucap dia.
Atik meminta KPK segera menindaklanjuti dan mengusut kasus yang melibatkan Sudewo.
Dia juga berharap aksi ini bisa diikuti oleh warga Kabupaten Pati lainnya.
Sudewo Dilempari Sandal
Bupati Sudewo bergaya pakai kacamata hitam saat menemui pendemo dari mobil rantis polisi, Rabu, (13/8/2025) pukul 12.16 WIB.
Bupati Sudewo akhirnya menemui massa yang menuntut ia mundur dari jabatannya.
Melansir Tribunjateng, Sudewo terlihat mengenakan kemeja putih, berkacamata dan peci berwarna hitam.
Sebelum benar-benar muncul, polisi meminta demonstran tetap tertib.
Inilah kata-kata Bupati Sudewo:
"Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Saya minta maaf yang sebesar-besarnya kedepannya saya akan berbuat yang lebih baik. Terima kasih."
Kemunculan Bupati Sudewo hanya 20 detik, dari keluar dari mobil rantis polisi, menyapa demonstran hingga akhirnya kembali masuk.
Saat berbicara, para demonstran terlihat melempari Bupati Sudewo dengan air minum dan sandal.
Ajudan Sudewo dan anggota brimob nampak melindungi Sudewo dari lemparan masa.
Ajudan dan Brimbob membawa tameng untuk melindungi Sudewo.
Aksi Berlangsung Rusuh
Setelah serangan gas air mata, situasi makin memanas.
Massa bergerak ke sisi timur alun-alun Pati dan membalikkan mobil provos milik Polres Grobogan.
Tak hanya membalik, mobil tersebut dibakar.
Api terlihat membumbung tinggi, sementara massa berada di sekitar lokasi.
Sebagian massa bergerak ke arah utara alun-alun Pati.
Sampai saat ini, pukul 12.57 WIB, pendemo memadati sisi utara alun-alun Pati.
Data mengenai korban gas air mata masih dihimpun.
Tak hanya itu, massa juga merobohkan gerbang Pendapa Pati.
Dari video viral yang beredar di media sosial, terlihat beberapa aparat tumbang diduga akibat gas air mata.
Berita selanjutnya Polisi Ungkap Kondisi Terkini Demo di Pati