Namun ada permintaan sederhana dari salah satu anak yang membuat panitia pusing tujuh keliling. Anak bernama Yulviana (12) asal Kabupaten Wonosobo ini hanya meminta buah rambutan.
"Sebetulnya permintaannya hanya buah rambutan, tetapi itu justru yang menyulitkan kami, karena sekarang sedang tidak musim rambutan," ungkap Alif.
Alif menceritakan, selama beberapa hari terakhir panitia harus mencari buah rambutan, namun hasilnya nihil. "Kami kemarin mencari sampai Jogja. Beberapa hari ini kami juga sampai pesan ke semua tukang buah yang ada di sini, dan ke semuanya pokoknya, tapi memang bukan musimnya," ujar Alif.
Akhirnya, panitia hanya dapat menyediakan buah rambutan dalam kemasan. "Jadi kami pakai rambutan yang sudah di-packing, bukan buah rambutan segar.
Semoga berkenan untuk anak itu menerima buah rambutan yang sudah dikemas," kata Alif.
Yulviana mengatakan, permintaannya sebelum dicukur yaitu ponsel dan buah rambutan. "Karena dulu suka makan rambutan," ucap Yulviana ketika ditanya alasannya meminta buah rambutan.
Namun karena sedang tidak musim rambutan, ia tidak mempermasalahkan diberi buah rambutan dalam kemasan. "Enggak papa," kata Yulviana.
Sementara itu, ibu Yulviana, Soimah menceritakan, anaknya mulai tumbuh rambut gimbal pada usia 5 tahun.
"Awalnya saat mau tumbuh sering sakit-sakitan, tapi setelah gimbalnya tumbuh sudah enggak sakit-sakitan lagi," kata Soimah.
Soimah sendiri mengaku heran karena di keluarganya tidak ada keturunan rambut gimbal. Padahal biasanya, anak berambut gimbal itu merupakan faktor keturunan.
"Enggak ada keturunan yang rambut gimbal," ujar Soimah.
DCF 2025 digelar selama dua hari, 23-24 Agustus. Rangkaian acara hari pertama dimulai dengan Aksi Dieng Bersih, dilanjutkan dengan berbagai pentas seni tradisional di venue Arjuna dan Gatotkaca.
Kemudian, malam harinya digelar Orchestra Symphony Dieng dan dilanjutkan dengan penerbangan lampion di lapangan Pandawa.
Adapun hari kedua digelar puncak acara ritual cukur rambut gimbal. Pada hari kedua juga digelar pentas seni tradisi dan panggung budaya pada malam harinya. (Kompas.com)