Kecurigaan Hansip Sebelum Temukan Jasad Karyawati PNM, Lihat Banyak Lalat

Hansip Rahman curiga karena lalat dan bau menyengat di kebun. Dugaan itu terbukti, jasad karyawati PNM, Hijrah ditemukan mengenaskan di kebun warga.

Tribunsulbar.com/Taufan
CERITA SAKSI - Rahman, saksi penemuan jasad Hijrah, karyawati PNM ditemukan tewas di Desa Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, saat ditemui pada Rabu (24/9/2025). Dia bercerita menemukan jasad almarhumah karena melihat kerumunan lalat dan bau tak sedap di balik semak-semak, Sabtu (20/9/2025). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Pasangkayu - Seorang warga sekaligus hansip di Dusun Tanga-tanga, Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Rahman, mengungkap kecurigaannya, sebelum menemukan jasad karyawati PNM Mekar, Hijrah (19). Rahman bersama beberapa warga menemukan jasad Hijrah di tengah kebun warga pada Sabtu (20/9/2025) pagi.

Dilansir TribunSulbar.com, Rahman pun mengungkapkan yang menjadi kecurigaannya sebelum menemukan jasad Hijrah. Ketika itu, ia melihat banyak lalat mengerubungi rerumputan. Menurut Rahman, hal itu tak biasa terjadi.

Tak hanya itu, Rahman dan sejumlah warga yang mencari jasad Hijrah tersebut, mulai mencium bau menyengat. Benar saja, ketika didekati kerumunan lalat itu, Rahman melihat sesosok tubuh tergeletak di tepi jalan setapak menuju kebun warga.

Hijrah menjadi korban pembunuhan Risman (33), yang merupakan nasabah PNM Mekar. Hijrah dibunuh saat menagih cicilan Risman. Keduanya sempat cekcok akibat utang piutang tersebut. Sampai akhirnya Risman merasa sakit hati dengan ucapan Hijrah, dan melakukan tindakan nekat.

Kabupaten Pasangkayu adalah satu di antara kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Pasangkayu dulunya bernama Kabupaten Mamuju Utara, yang kemudian berubah nama menjadi Pasangkayu pada 2018. Kabupaten ini berada di bagian paling utara Sulawesi Barat, berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah.

Adapun luas wilayahnya sekitar 3.043 km persegi, dengan jumlah penduduk kurang lebih 190 ribu jiwa, berdasarkan data BPS 2023. Perekonomian di Pasangkayu didominasi sektor perkebunan, seperti kelapa sawit, dan kakao, kemudian pertanian, dan perikanan.

Bagaimana posisi jasad karyawati PNM, Hijrah, saat ditemukan?

Dikutip Tribunlampung.co.id dari TribunSulbar.com, Rahman yang ditemui di lokasi pada Rabu (24/9/2025), menuturkan, pada Sabtu (20/9/2025), sekitar pukul 08.00 WITA, ia bersama beberapa warga kembali menyisir area perkebunan setelah korban dinyatakan hilang sejak Kamis malam.

“Waktu itu saya coba cari lagi di sekitar 500 meter dari lokasi motor korban ditemukan. Tiba-tiba saya lihat banyak lalat berkerumun di atas rumput, dan bau menyengat mulai tercium,” kata Rahman.

Ia mengaku, firasatnya langsung mengatakan ada sesuatu yang janggal. Begitu mendekat, pandangannya terhenti pada sesosok jasad di tengah jalan setapak.

“Posisi mayat itu menyamping, pakai baju, tapi hanya (pakai) celana dalam. Badannya sudah membengkak karena sudah dua malam, baunya juga menusuk sekali,” ujarnya lirih.

Rahman juga mengingat, sehari sebelumnya dirinya sempat mendapati motor korban terparkir di depan kebunnya. Di motor itu masih tergantung helm, sandal, serta bungkusan gorengan. Namun saat itu, ia belum mengetahui ada warga yang hilang.

“Saya hanya heran, ini motor siapa. Karena tidak tahu ada orang hilang, saya tidak lapor. Baru Jumat sore ramai orang datang ke kebun, saya baru sadar ternyata ada yang dicari,” kisahnya.

Momen itu begitu membekas bagi Rahman. Sebab, dialah orang pertama yang tanpa sadar menemukan petunjuk penting keberadaan almarhumah, sebelum akhirnya jasad Hijrah ditemukan sehari kemudian dalam kondisi mengenaskan.

Rahman mengaku, sampai saat ini ia tak bisa melupakan momen tersebut. Gambaran jasad Hijrah, yang masih begitu muda, kini terus membayang di pikirannya.

"Sedih saya ingat momen itu, saya kasian lihat anak perempuan itu," katanya.

Apakah ada keterlibatan istri Risman atas kematian karyawati PNM, Hijrah?

Dikutip Tribunlampung.co.id dari TribunSulbar.com, Kapolres Pasangkayu, AKBP Joko Kusumadinata, mengatakan dari hasil penyidikan sementara, tidak ditemukan indikasi keterlibatan Nurlina dalam peristiwa merenggut nyawa Hijrah.

“Sejauh ini, belum ada bukti yang mengarah pada istri pelaku. Semua keterangan dan alat bukti masih menguatkan bahwa pelaku tunggal adalah Risman,” ujar AKBP Joko, Senin (22/9/2025).

Ia menambahkan, penyidik Polres Pasangkayu  akan memanggil sejumlah saksi tambahan untuk dimintai keterangan, termasuk pihak kantor PNM Mekar, tempat korban bekerja, guna melengkapi berkas perkara.

Berapa utang Risman yang ditagih karyawati PNM, Hijrah?

Dari hasil penyidikan, diketahui Risman memiliki utang sebesar Rp 8 juta di PNM Mekar dengan angsuran Rp 340 ribu per minggu. 

Perselisihan terkait pembayaran angsuran inilah yang memicu cekcok hingga berujung penganiayaan dan kematian korban.

Risman, suami Nurlina yang juga nasabah PNM Mekar, sebelumnya ditangkap polisi kurang dari 24 jam usai penemuan jasad korban. 

Ia dijerat Pasal 340 KUHP juncto Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan berencana dan pembunuhan biasa.

Meski begitu, Kapolres menegaskan pihaknya tetap membuka kemungkinan perkembangan baru dalam penyidikan apabila ditemukan bukti tambahan.

“Kalau nanti ada bukti yang cukup, tentu akan diproses sesuai hukum. Tapi untuk saat ini, yang bertanggung jawab penuh atas perbuatan tersebut adalah Risman,” jelasnya.

Apa pesan karyawati PNM, Hijrah, ke ibunya?

Mata Riri, ibu Hijrah karyawan koperasi yang ditemukan tewas mengenaskan di kebun kelapa di Dusun Tanga-tanga, Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, nampak berkaca-kaca.

Riri diliputi duka mendalam atas kepergian anaknya yang dibunuh oleh Risman, suami nasabah koperasi tempat Riri bekerja.

Kepada Tribun-Sulbar.com, Riri mengungkapkan terakhir kali berbicara dengan putrinya pada Kamis (18/9/2025).

Saat itu, Hijrah sempat menelpon ibunya, meminta agar diuruskan uang untuk mengeluarkan motor. 

“Tidak ada tanda-tanda aneh. Dia cuma bilang soal motor dan pergi kerja seperti biasa,” ujar Riri, ditemui di rumah duka, Senin (22/9/2025).

Ia juga mengenang momen saat mengantar Hijrah ke kantor pada Senin sebelumnya. 

“Dia sempat bertanya kapan saya kembali ke Pantai Timur. Saya cuma bilang hati-hati di jalan,” tambah Riri sambil menahan duka.

Kapan keluarga terima informasi karyawati PNM, Hijrah, hilang?

Keluarga baru mendapat kabar hilangnya Hijrah dari teman korban di Morowali. 

Informasi itu diterima keluarga pukul 12.00 WITA, lalu langsung disebar melalui media sosial. 

Riri menegaskan, tidak ada firasat apa pun sebelumnya. 

“Hijrah memang jarang bicara, tapi dia anak yang baik,” ujarnya.

Tragisnya, jasad Hijrah ditemukan pada Sabtu (20/9/2025) pagi dengan kondisi mengenaskan, hanya mengenakan pakaian dalam, kain terikat di leher, serta luka di kaki. 

Pelaku, Risman (33), telah ditetapkan sebagai tersangka. Polisi menyebut, terjadi adu mulut dalam perjalanan, hingga Risman kalap dan menganiaya korban sampai meregang nyawa, bahkan melepas celana korban sebelum meninggalkannya di lokasi kejadian.

Riri berharap pelaku dihukum setimpal. 

“Yang saya inginkan cuma keadilan untuk Hijrah. Semoga tidak ada keluarga lain yang mengalami hal seperti ini,” ujarnya.

Apa yang dilakukan perusahaan terhadap karyawati PNM, Hijrah, yang tewas saat bertugas?

Perusahaan koperasi tempat Hijrah bekerja memberi santunan Rp50 juta kepada keluarga Hijrah di Desa Maponu, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Hijrah sebelumnya ditemukan tewas di kebun kelapa Dusun Tanga-tanga, Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat pada Sabtu (20/9/2025) lalu, setelah tewas dibunuh Risman, suami nasabah koperasi tempatnya bekerja.

Keluarga korban menyebut, koperasi yang berada di Bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut menyerahkan santunan Rp50 juta di luar asuransi.

Selain itu, gaji Hijrah bulan ini tetap dibayarkan penuh, dan uang nombok yang menjadi tanggungan korban turut diganti sepenuhnya. 

Selain itu, manfaat asuransi untuk korban juga dicairkan sebesar Rp100 juta.

“Semua sudah diurus oleh PNM. Gaji bulan ini utuh, uang tombok diganti, dan santunan juga sudah diberikan,” kata paman korban saat ditemui di rumah duka, Senin (22/9/2025).

Tidak hanya itu, PNM juga membiayai seluruh kebutuhan tahlilan selama tujuh hari untuk mendoakan almarhumah. 

Menurut keluarga, dukungan ini sedikit meringankan beban mereka di tengah duka yang mendalam.

“Keadaan keluarga sangat terpukul. Kehilangan ini sangat berat, tapi kami bersyukur pihak perusahaan memberikan bantuan yang maksimal,” tambah paman korban.

Bagaimana kronologi karyawati PNM, Hijrah, tewas dibunuh?

Risman (33) petani asal asal Dusun Urubanua, Desa Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat ditetapkan tersangka pembunuhan Hijrah (19), karyawan koperasi.

Hijrah sebelumnya ditemukan tak bernyawa di sebuah kebun kelapa pada Sabtu (20/9/2025).

Sehari sebelumnya, keluarga korban melaporkan hilang kontak dengan Hijrah kemudian dilaksanakan pencarian korban, hingga akhirnya ditemukan tak bernyawa.

Polisi mengungkap kronologi peristiwa mengenaskan itu.

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, tragedi itu bermula pada Kamis (18/9/2025) ketika Hijrah mendatangi rumah nasabah koperasi tempatnya bekerja.

Nama nasabah itu Nurlina, rumahnya di Dusun Urubanua, Desa Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.

Saat itu, korban bertemu dengan suami Nurlina, Risman (33) yang saat ini berstatus tersangka. 

Kedatangan Hijrah menagih angsuran, namun Risman mengaku belum memiliki uang.

Malam harinya, sekitar pukul 21.00 WITA, korban kembali mendatangi rumah Risman dan mendesak agar pembayaran segera dilakukan. 

Kepada polisi Risman mengaku sempat berusaha mencari pinjaman ke tetangga bersama korban, tetapi tidak berhasil.

Dalam perjalanan pulang, terjadi adu mulut antara pelaku dan korban.

“Kalau tidak bisa bayar hutang, jangan berhutang!” ucapan itu diduga kemudian memicu emosi pelaku hingga terjadi tindak kekerasan.

Korban ditendang hingga terjatuh, kepalanya dibenturkan ke tanah, lalu dicekik menggunakan tangan. 

Tak berhenti di situ, Risman juga menggunakan jilbab korban untuk menjerat lehernya hingga meninggal dunia.

Setelah memastikan korban tak bernyawa, pelaku melakukan tindakan keji lainnya dengan melepas celana korban. 

Hal itu dilakukan untuk mempermalukan korban bila jasadnya ditemukan orang lain. 

Usai aksinya, Risman menyembunyikan motor korban sekitar 100 meter dari lokasi kejadian, kemudian pulang dengan berjalan kaki seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Keesokan harinya, Sabtu (20/9/2025), jasad korban ditemukan oleh warga bernama Gufran bersama anggota Linmas Hamal di area kebun kelapa, Dusun Tangga-Tangga, Desa Sarjo. 

Penemuan itu sontak menggegerkan warga setempat.

Berkat kerja cepat tim Satreskrim Polres Pasangkayu, Risman berhasil ditangkap tak lama setelah jasad korban ditemukan. 

Ia kini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Pasangkayu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Berita selanjutnya Alasan Risman Lepas Celana Karyawati PNM Seusai Dibunuh, Ingin Permalukan Korban

Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved