Berita Video Tribun Lampung
(VIDEO) Unjuk Rasa Mahasiswa IAIN Segel Semua Fakultas
Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, Jumat (20/5), semakin bergolak.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Bayu Saputra
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, Jumat (20/5), semakin bergolak. Tidak hanya melakukan unjuk rasa. Ratusan mahasiswa juga menyegel semua gedung fakultas yang ada di kampus Islam tersebut.
Seratusan mahasiswa IAIN bersama elemen aktivis yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Peduli IAIN (AMPI), Aliansi Mahasiswa Peduli Pendidikan (AMPP), Aliansi Gerakan Perempuan (AGP), dan Seniman Kampus (Sikam) kembali menggelar unjuk rasa.
Selain memprotes penarikan uang infak masjid, mereka juga meminta penghapusan dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oknum dosen.
Sebelum aksi, para mahasiswa berkumpul di depan perpustakaan kampus sekitar pukul 10.14 WIB. Di sana mereka menemani lima mahasiswa yang melakukan aksi mogok makan.
Selepas salat Jumat, massa menyusuri seluruh wilayah kampus. Mereka mengajak semua mahasiswa yang kuliah untuk ikut demo.
Setiba di fakultas ushuluddin, mahasiswa melihat tidak ada aktivitas perkuliahan. Akhirnya, mereka menyegel gedung dekanat dengan menggunakan kayu.
Lalu aksi berlanjut ke gedung-gedung lainnya, mulai dari fakultas tarbiyah, fakultas ekonomi bisnis Islam, fakultas syariah, hingga fakultas dakwah. Setelah semua fakultas disegel, para mahasiswa menyambangi gedung rektorat.
Sempat terjadi bentrok antara mahasiswa dengan petugas satpam kampus. Puluhan satpam berdiri di depan gedung rektorat untuk menghalau mahasiswa masuk.
Muhar Efendi, koordinator aksi, mengatakan, pihak rektorat harus mendengarkan suara mahasiswa. ”Kampus jangan hanya diam. Hal ini menunjukkan bahwa pihak rektorat kampus ini antikritik dan tak menjunjung kebebasan mahasiswa dalam berpendapat,” kata Muhar dalam orasinya.
Menurutnya, kampus itu merupakan miniatur negara. Kampus juga tempat strategis untuk berdemokrasi. ”Kalau pihak kampus tak mau menemui mahasiswa, itu sama saja upaya untuk membenturkan mahasiswa dengan pihak keamanan,” tambahnya.