Liputan Khusus Tribun Lampung
Ponsel 3G Masih Jadi Pilihan Warga Bandar Lampung Dibanding 4G
Di Bandar Lampung, Teknologi 4G mulai merambah sejak sekitar setahun lalu. Meski begitu, pengguna ponsel 4G ternyata belum berkembang pesat.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo dan Jelita Dini Kinanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Seorang warga Bandar Lampung, Ervita (28) berjalan mendatangi beberapa kios ponsel di Mal Kartini, Jumat (20/1). Hal itu ia lakukan supaya bisa menjual ponsel 3G miliknya, dan mengganti dengan ponsel berteknologi anyar, 4G. Sayang, niatnya urung terlaksana karena ponsel 3G miliknya ditawar dengan harga rendah oleh para pemilik kios ponsel.
Di Bandar Lampung, Teknologi 4G mulai merambah sejak sekitar setahun lalu. Meski begitu, pengguna ponsel 4G ternyata belum berkembang pesat.
Harga jual ponsel 3G yang merosot, sebagaimana dialami Ervita, membuat warga kesulitan mengganti ponsel 3G mereka menjadi ponsel 4G. Ervita pun akhirnya memutuskan tetap menggunakan ponsel 3G miliknya.
“Saya beli ponsel (3G) ini akhir 2015 seharga Rp 2,6 juta. Saya mau jual ganti 4G. Ternyata, ponsel 3G saya cuma ditawar Rp 600 ribu. Anjlok banget,” jelas Ervita.
Ervita mengaku, ia ingin memiliki ponsel 4G karena provider telekomunikasi saat ini, lebih banyak menyediakan pulsa internet 4G. Selain, kecepatan akses internet yang bisa digunakannya.
Hal serupa dialami Sundari (41). Ia terpaksa membawa pulang kembali ponsel 3G miliknya, yang rencananya hendak di jual di kios ponsel di Simpur Center.
Saat mendatangi Simpur Center, Sundari berharap, ponselnya bisa laku di harga Rp 1,1 juta. Sebab, ia baru membeli ponsel itu pada Mei 2016 seharga Rp 2 juta.
Sayangnya, seluruh pemilik kios yang ia datangi hanya menawar ponselnya di bawah Rp 1 juta.
“Harganya sudah nggak bagus lagi, susah ya,” keluh Sundari.
Dianggap Rasional
Seorang pemilik kios ponsel di Simpur Center, Willy mengakui, ada banyak warga yang mau menjual ponsel 3G mereka, dan hendak mengganti dengan ponsel 4G. Meski begitu, beberapa di antaranya urung melakukan tukar tambah karena harga ponsel 3G yang dijual merosot.
Setiap hari, Willy menuturkan, ada belasan orang yang mau menjual ponsel 3G di kiosnya. Dari jumlah itu, kurang dari sepuluh orang yang akhirnya jadi menjual ponsel 3G mereka.
Tribun Lampung yang mendatangi 35 kios ponsel di Mal Kartini dan Simpur Center mendapatkan bahwa ada sekitar 10 orang, yang mau menjual ponsel 3G di masing-masing kios setiap hari. Dari jumlah itu, hanya sekitar 5-6 orang yang akhirnya melakukan transaksi jual beli. Mayoritas warga yang akhirnya enggan menjual ponsel 3G-nya, beralasan harga jual terlalu rendah.
Willy menuturkan, harga ponsel 3G yang ditawarkan kios kepada warga yang menjual, sebenarnya masih rasional. “Standarnya elektronik itu harga jual second pasti sudah turun setengah harga dari baru. Kedua, kami lihat fisik dan tahun, itu yang buat drop lagi,” kata Willy.
Seorang pengelola kios ponsel di Mal Kartini, Tara menambahkan, ponsel 4G yang lebih banyak beredar di pasaran, membuat harga ponsel 3G tidak memiliki daya jual tinggi.