Pemkab Lamsel Dinilai Tak Serius Tangani Tuberkulosis, Kasus Meningkat Anggaran Berkurang
Pegiat TB-HIV Aisiyah Lampung Selatan (Lamsel) Rudi Hartono menilai, Pemkab Lamsel kurang serius dalam upaya penanggulangan tuberkulosis (TB).
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Pegiat TB-HIV Aisiyah Lampung Selatan (Lamsel) Rudi Hartono menilai, Pemkab Lamsel kurang serius dalam upaya penanggulangan tuberkulosis (TB).
Pasalnya pada 2017, alokasi anggaran untuk penanggulangan TB turun hingga 70 persen, dari 2016 lalu.
“Tahun ini, alokasi anggaran untuk TB paru di dinas kesehatan (diskes) hanya sekitar Rp 72,2 juta. Padahal tahun 2016 lalu, anggaran untuk TB paru mencapai Rp 222,8 juta,” ujar Rudi Hartono, Rabu (15/3/2017).
Anggaran yang minim, menurut Rudi, akan menyulitkan diskes untuk memaksimalkan upaya penjaringan warga yang terjangkit TB paru.
Padahal, menurut Rudi, berdasarkan data capaian penjaringan suspect oleh TB-HIV Aisyiyah Lamsel hingga September 2016, penjaringan suspect baru mencapai 1.629 kasus.
Di mana, case notifikasi rate (CNR) yang mengindikasikan adanya kasus TB positif sebanyak 351 kasus.
Pada 2015, capaian suspect TB hanya 835 kasus. Di mana, CNR yang menjadi indikasi adanya TB positif sebanyak 174 kasus.
“Data itu hanya dari 11 puskesmas. Di mana untuk tahun 2016, kami memperbanyak kader hingga mencapai 48 kades. Karenanya, capaian penjaringan pun mengalami peningkatan. Dan faktanya, kasus untuk TB positif pun meningkat,” kata Rudi.