Ini Tanggapan PWNU Lampung Terkait Pidato Bupati Lampung Selatan yang Dianggap Hina Ketua PBNU
PWNU Lampung buka suara terkait pernyataan Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan, yang dinilai menghina Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: wakos reza gautama
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG – Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama (PWNU) Lampung buka suara terkait pernyataan Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan, yang dinilai kalangan muda NU menghina Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.
Sekretaris PWNU Lampung Aryanto Munawar memaklumi dan mendukung langkah yang diambil oleh berbagai elemen Nahdliyin dalam menyikapi pernyataan Zainudin.
“Namun langkah dalam mengekspresikan kekecewaan, ketersinggungan dan kemarahan elemen Nahdliyin ini harus melalui cara-cara yang konstitusional dan beradab,” ungkap Aryanto kepada Tribun Lampung, Senin 23 Oktober 2017.
Ariyanto berharap para warga Nahdliyin bisa menghindari sikap dan tindakan yang destruktif. Maka dalam menyikapi hal ini, segenap eleman tetap menjaga kesantunan ala Nahdliyin.
“Yang saya khawatirkan adalah anak muda NU, makanya kalau toh NU kemudian harus rapat dan kumpul bukan masalah persoalan dengan bupatinya, tetapi bagaimana kami bekerjakeras untuk mendinginkan anak-anak kami, ini yang lebih bahaya apalagi di Lampung,” tuturnya.
Ariyanto pun menuturkan saat ini PWNU menjadi sibuk untuk meredam emosi warga.
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi gerakan yang tidak terukur dan tindakan yang diluar yang diharapkan.
“Yang dikhawatirkan adalah kemarahan warga NU, khususnya anak-anak muda, jika terjadi bisa menghabiskan energi dan mengancam kebersamaan kita sebagai sesama anak bangsa sebagaimana yang disuri-tauladani oleh Gusdur,” kata Aryanto.
Mengingat pernyataan Zainudin Hasan terhadap Said Aqil Siradj, Aryanto mengatakan bahwa Bupati Lampung Selatan tersebut terlalu naif.
“Kalau video itu benar, juga perlu diingat ditetapkannya Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober itu juga berkat perjuangan KH Said Aqil Siradj,” sebut Aryanto.
Aryanto memastikan pimpinan NU yang terdiri dari para ulama dan kiyai tidak akan melakukan hal-hal yang konstruktif.
“NU bukan sekedar pengurus, ada badan otonom, ada lembaga, dan banyak warga NU lainnya,” tutupnya.
Sementara itu, beberapa elemen warga Nahdliyin yang terdiri dari dua lembaga di Lampung sebagai penyalur aspirasi dan kemarahan terhadap Bupati Lamsel akan beramai-ramai mendatangi Polda Lampung Besok Selasa 24 Oktober 2017.
Kedua elemen ini adalah Front Muda Nahdliyin dan Forum Penegak Kehormatan Nahdlatul Ulama.
Kedatangannya ke Polda Lampung besok untuk bersama-sama memberi kuasa kepada LBH NU untuk melaporkan Bupati Lampung Selatan yang telah melakukan penistaan, provokasi dan adu domba.