Temukan Bekas Jarum di Bagian Tubuh Anaknya, Orangtua Justru Temui Kenyataan Mengerikan di Sekolah
Parahnya, mereka juga mengklaim jika anak-anak dipaksa untuk telanjang dan dikunci di sebuah ruangan yang gelap sebagai bentuk hukuman.
Penulis: Salma Fenty Irlanda | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID --Puluhan orangtua di Beijing, China melakukan demonstrasi di luar taman kanak-kanak setelah mendapati ada kejanggalan di tubuh anak-anak mereka.
Mereka mendesak untuk berbicara kepada kepala sekolah atas kejadian ini.
Mengutip Shanghaiist, Selasa (28/11/2017), peristiwa ini bermula saat sebagian besar orangtua menemukan bekas jarum suntik di paha, lengan, dan bokong anak-anak mereka.
Baca: BREAKING NEWS : Resmi Bertunangan, Pangeran Harry dan Meghan Markle Akan Menikah Musim Semi 2018
Tak hanya itu, mereka juga yakin jika anak-anak mereka telah dipaksa meminum pil yang terdiri dari zat-zat yang tidak diketahui.
Para orangtua menduga anak-anak mereka yang berusia 2 sampai 6 tahun, disuntik dan diberi pil misterius sebagai 'metode disipliner' atau sebagai cara untuk membuat mereka tertidur.
Parahnya, mereka juga mengklaim jika anak-anak dipaksa untuk telanjang dan dikunci di sebuah ruangan yang gelap sebagai bentuk hukuman.
Baca: Rekam Jejak Mario Gomez, Rekor di Asia Tenggara Hingga Tuntutan Gaji yang Fantastis
"Putraku yang baru berusia 3 tahun mengatakan jika ia menjalani pemeriksaan kesehatan reguler di mana seorang dokter paman dan kakek membuatnya berdiri telanjang, sementara salah satu dari mereka juga telanjang," ungkap seorang ibu dari salah satu sisawa di taman kanak-kanak tersebut geram.
Sejak peristiwa itu merebak, polisi setempat mulai melakukan penyelidikan dan telah mengamankan beberapa kamera pengintai di sekitar sekolah.
Sejauh ini, tiga oknum guru telah diamankan dan diskors karena diduga terlibat dalam kasus ini.
Seiring berkembangnya kabar ini, netizen mulai geram setelah berita ini mulai terungkap.
Baca: Waduh, Seorang Anak Laki-laki dan 3 Perempuan Bersaudara Jadi Korban Nafsu Gurunya!
Namun, sepertinya percakapan online mengenai kasus ini tampaknya sangat ditutupi oleh pemerintah setempat, karena belakangan diketahui hashtag dan komentar terkait topit tersebut telah dihapus.
Peristiwa ini tak pelak menjadi kasus paling mengerikan bagi anak dan para orang tua.
"Kami berharap, pihak berwenang akan mengambil tindakan yang tepat sambil memprioritaskan kesejahteraan anak-anak yang terlibat," harap salah satu wali murid. (TRIBUNNEWS.COM/Salma Fenty Irlanda)