Demi Nikahi Pacar Baru, Wanita Cantik Ini Nekat Kubur Bayinya.Kisahnya Bikin Kaget
Demi nikahi pacar barunya wanita cantik ini rela berbuat nekat. Bayi yang baru dilahirkna di kubur.
Penulis: syamsiralam | Editor: Safruddin
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG, SYAMSIR ALAM
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG TENGAH -
Rencana indah wanita cantik ini mengarungi bahtera rumah tangga dengan kekasih barunya kandas.
Baca: Inul Daratista Sindir Via Vallen Soal Star Syndrome? Ini Kata Netizen
Baca: Ini Video Budi Sudarsono yang Jadi Alarm agar Orang Pergi Shalat Jumat
Siti dengan tega melakukan perbuatan terlarang dengan membuang bayi yang baru dilahirkan.
Bayi nan mungil ini di kubur di bawah pohon asam.
Awalnya, semua berjalab mulus sebelum akhirnya terbongkar.
Warga Kampung Kedatuan, Kecamatan Bekri ini ditangkap aparat Polres Lampung Tengah dengan tuduhan telah membunuh dan membuang bayinya sendiri.
Warga menemukan jenazah bayi di sebuah areal perkebunan Dusun III Talang Karet, Kampung Kedatuan, Jumat, 1 Desember 2017 pekan lalu.

Bayi merah tak bernyawa itu ditemukan dalam kondisi terkubur di bawah pohon asam.
Setelah melakukan penyelidikan dan meminta keterangan kepada sejumlah saksi, akhirnya polisi berhasil mengungkap kasus tersebut.
Ternyata bayi tersebut dibunuh secara keji oleh Siti, yang tak lain adalah ibunya sendiri.
Akibat perbuatannya tersebut, Siti pun batal naik ke pelaminan.
Ia ditangkap aparat Polres Lampung Tengah pada Rabu, 6 Desember 2017 lalu.
Padahal, Siti berencana melaksanakan pernikahan dengan pria pujaannya pada Kamis, 7 Desember 2017, atau sehari setelah diringkus polisi.
Kepada penyidik kepolisian, Jumat, 8 Desember 2017, Siti mengakui semua perbuatannya.
Baca: 10 Fakta Ustaz Abdul Somad Ditolak Ceramah di Bali, Nomor 7 Bisa Berujung Penjara
Pernikahan itu pula yang menjadi alasannya terpaksa membunuh bayi yang dilahirkannya tanpa bantuan orang lain itu.
Siti mengaku bahwa bayi tersebut adalah hasil hubungan gelapnya dengan sang mantan kekasih.
“Saya malu. Itu bayi dari hubungan saya dengan pacar saya sebelumnya,” ujar perempuan putus sekolah ini dalam ekspose di Mapolres Lampung Tengah.
Siti menceritakan, proses persalinan itu terjadi pada Kamis, 30 November 2017 sekitar pukul 13.30 WIB.
Ia melahirkan sendiri di kamarnya tanpa bantuan siapa pun.
"Saya melahirkan seorang diri di kamar. Keluarga nggak tahu,” tambahnya.
Tak ingin persalinannya diketahui orang lain, Siti pun gelap mata.
Dengan sadisnya, ia melilitkan tali pusar (ari-ari) ke leher si bayi hingga tak bernapas.
“Saya lilitkan tali pusar supaya nggak nangis. Setelah itu saya jerat dan masukkan ke dalam kantong plastik, lalu saya masukkan ke lemari," katanya.
"Setelahnya saya bersihkan bekas-bekas darah dengan air,” kata Siti sambil meneteskan air mata.
Baca: Ingin Beginikan Felix Siauw, Chico Hakim Malah Ditandang Duel Netizen, Akhirnya Seperti Ini
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lampung Tengah Ajun Komisaris Resky Maulana mengatakan, pihaknya telah menetapkan Siti sebagai tersangka.
Dia menambahkan, kasus ini mulai terungkap setelah ada warga yang mencurigai perilaku Siti dalam beberapa bulan terakhir.
Resky menjelaskan, Siti belakangan kerap menutup diri dan jarang bergaul dengan warga. Itulah yang membuat warga mencurigainya.
Polisi, lanjut Resky, juga masih mendalami perkara ini.
Sebab, ada dugaan keterlibatan pelaku lain dalam kasus ini, termasuk kemungkinan ada yang membantu proses persalinan dan pembunuhan bayi tersebut.
Resky menerangkan, berdasarkan keterangan saksi-saksi dan tersangka, Siti membunuh bayinya seorang diri.
”Termasuk ia menguburkan jenazah bayi di belakang rumah kosong, itu inisiatif sendiri,” ujar Resky.
Penemuan mayat bayi terjadi secara tidak sengaja.
Ketika itu, Jumat, 1 Desember 2017, empat warga tengah mencari ponsel yang terjatuh di sebuah areal perkebunan.
Baca: Asyik Main HP di Atas Motor, Wanita Ini Kena Jambret
Namun, salah satu warga melihat ada gundukan tanah merah di bawah pohon asam. Warga curiga karena mencium aroma tak sedap.
Setelah digali, ternyata mereka mendapati sesosok bayi yang sudah tak bernyawa.
Kejadian itu kemudian dilaporkan kepada aparat kampung dan kepolisian. (*)