Kepsek Tiba-tiba Kunci Pintu di Ruang Piano, Ajak Siswinya Beginian
Ujian dunia pendidikan seakan tak ada habisnya. Ada saja oknum yang melakukan tindakan tak terpuji mencoreng nama sekolah.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMONGAN - Ujian dunia pendidikan seakan tak pernah ada habisnya.
Ada saja oknum yang melakukan tindakan tak terpuji yang mencoreng nama baik sekolah.
Pelakunya bahkan memiliki jabatan mentereng seperti kepala sekolah.
Alief Abdul Haris (33), Kepala Sekolah Menengah Kejuruan swasta di Lamongan, terhitung mulai hari ini harus merasakan pengapnya Lembaga Pemasyarakatan.
Baca: Sama-sama Seksi dan Jago Masak, Bandingkan Kecantikan Chef Marinka dan Chef Farah Quinn
Baca: Kekasihnya Paksa Kirim Foto Tanpa Busana, Artis Cantik Ini Kini Merana
Pada Kamis (21/12/2017) sekitar pukul 11.00 WIB, Haris yang ditetapkan sebagai tersangka dugaan pemerkosaan terhadap calon siswa dan santrinya, dijebloskan ke Lapas oleh Kejari Lamongan.
"Dijalani aja, yang penting doanya. Biar pengacara saya saja yang bicara," kata Haris saat ditanya Suryamalang.com ketika keluar dari Kantor Kejari menuju Lapas.
Ia enggan menjawab, khawatir apa yang diungkapkannya salah.
Kejadian yang menyeret Haris, sang kepala sekolah yang juga pemangku pondok di lingkungan sekolahan menurut hasil pemeriksaan dan laporan korban, peristiwa nahas itu terjadi pada 12 Juli 2017 sekitar pukul 19.30 WIB.

Kejaidianya di ruang piano yang berada di dalam ruangan guru SMK yang dipimpinnya itu.
Korban LT (17) adalah calon siswa dan santri yang hendak bersekolah di lembaga sekolah Haris, di mana sang paman korban juga sebagai karyawan di sekolah itu.
Korban tiba di gedung lembaga itu sekitar pukul 04.00 WIB dari Blitar dengan diantar kedua orang tua dan adik korban.
Karena belum dapat bertemu Haris, korban dan anggota keluarganya menginap di rumah pamannya yang berada di lingkungan sekolah tersebut.
Dan baru pukul 10.00 WIB orang tua korban Samsuri baru menemui tersangka di ruang kantor sekolah untuk mendaftarkan anaknya.
Tersangka menerima sepenuhnya, LT sebagai siswa dan santrinya.