Pilgub Lampung 2018
Pilgub Lampung Panas, Begini Peta Keunggulan Herman dan Ridho Merebut Perahu PDIP
PDI Perjuangan masih memegang kunci perebutan kepemimpinan dalam Pemilihan Gubernur Lampung 2018.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - PDI Perjuangan masih memegang kunci perebutan kepemimpinan dalam Pemilihan Gubernur Lampung 2018.
Faktor bisa mengusung calon sendiri tanpa koalisi, menjadikan partai ini 'bebas' menentukan calon gubernur.
Tentu sesuai dengan kriteria yang digunakan PDIP dalam menyaring setiap kepala daerah yang akan diusung baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Di Pilgub Lampung hingga, Rabu 3 Januari 2017, PDIP belum mengeluarkan nama calon yang diusung.
Jadi, siapa yang akan "mengendarai" PDIP dalam Pilgub 2018 kemungkinan baru ditentukan dalam satu-dua hari ke depan.
Atau sebelum Komisi Pemilihan Umum Lampung membuka pendaftaran calon gubernur.
Baca: Siapkan Diri Ada Penerimaan CPNS 2018, Ini Formasi yang Banyak Dibuka
Calonya kemungkinan baru akan diumumkan oleh Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri pada Kamis, 4 Januari 2017.
Nama yang paling berpeluang adalah Herman HN yang saat ini menjabat Wali Kota Bandar Lampung.
Baliho yang menulis Herman sebagai calon gubernur dari PDI-P sudah banyak bertebaran di jalan protokol Bandar Lampung sejak beberapa hari terakhir.
Namun demikian, nama petahana Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo, juga menyeruak.
Ketua DPD Partai Demokrat Lampung ini dikabarkan sudah melakukan lobi politik tingkat tinggi untuk mendapatkan sokongan PDI-P.
Siapa yang akan memenangkan "pertarungan" ini, untuk menyusul dua bakal calon yang sudah memastikan diri aman melenggang yakni Mustafa dan Arinal Djunaidi?
Menurut akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Lampung (Unila), Robi Cahyadi Kurniawan, siapapun yang dipilih oleh Megawati akan berdampak besar bagi calon lainnya, yakni kegagalan mengikuti kontestasi pilgub.
Jika PDI-P memilih Herman, maka Ridho akan berada dalam kesulitan karena jumlah kursi yang dikumpulkannya baru 15, kurang dua kursi dari syarat pengusungan pasangan calon.
Sementara ini, Ridho baru mendapatkan sokongan dari Demokrat dan PPP.
Sebaliknya, jika PDI-P menjatuhkan pilihan kepada Ridho, maka Herman dipastikan tidak maju di Pilgub Lampung.
Pasalnya, Herman jauh-jauh hari sudah menyatakan tidak akan maju jika tidak diusung PDI-P.
"Dua-duanya sekarang tinggal menunggu keputusan Ketum PDI-P Megawati lagi. Chemistry-nya ke mana," ujar Robi kepada Tribun, Selasa (2/1).
Baca: Disdikbud Guyur Rp 6,7 Miliar untuk Bangun Kelas Baru
Bagi Ridho, jika PDI-P menjatuhkan pilihan ke Herman, pintu belum tertutup sama sekali.
Ia masih bisa melakukan "lobi kuat" ke PAN dan Gerindra yang belum bulat 100 persen mendukung Arinal.
Menurut Robi siapa yang akan terpilih? "Kalau saya secara pribadi ingin calon banyak, inginnya empat pasang calon berlayar semua, agar masyarakat banyak pilihan," ujarnya diplomatis.
Apa yang menjadi pertimbangan PDI-P dalam menetapkan calon yang akan diusung? Robi menilai, baik Herman maupun Ridho punya kelebihan masing-masing.
"Herman sebagai Wali Kota terbilang sukses di Bandar Lampung. Dari sisi elektabilitas, Herman juga punya kans, karena dulu meraih 33 persen suara di Pilgub," ungkapnya.
Sementara Ridho, jika dipilih kemungkinan ada kaitannya dengan Pileg dan Pilpres 2019.
"Artinya, ada deal tertentu untuk kepentingan pemilu nasional, dengan tetap memasang wakilnya dari internal PDI-P," kata dia.
Namun, terus Robi, PDI-P biasanya memberikan rekomendasi di akhir-akhir. Kecenderungan saat ini, Herman-Andi Surya atau mungkin Ridho-Dedi Afrizal atau Ridho-Mukhlis Basri.
PDIP, kata Robi, harus berpikir dua hal. Kalau mengusung Herman berarti dia mengutamakan kader internal, kalau mengusung eksternal (Ridho) artinya ada deal tertentu untuk pemilu nasional di 2019 dengan tetap wakil dari internal," katanya.
Baca: Video Detik-detik Penangkapan Jennifer Dunn Sampai Buka-bukaan Begini
Akademisi FISIP Unila lainnya yang dihubungi terpisah, Himawan Indrajat, menilai, Wali Kota Bandar Lampung Herman HN punya peluang dipilih PDI-P.
Alasannya, antara lain, Herman sudah mengantongi surat tugas dari DPP PDI-P.
Selain itu, dari hasil survei yang dirilis Rakata tentang elektabilitas calon Gubernur Lampung, Herman unggul dibanding Ridho.
"Jadi, peluang Herman HN, mendapat rekomendasi dari PDI-P cukup besar," katanya.
Berdasarkan hasil survei Rakata Institute yang dirilis Desember 2017, Herman memiliki elektabilitas tertinggi kedua, yakni 17,75 persen.
Elektabilitas tertinggi diraih Mustafa (18,25%), disusul Herman, Arinal (14,75%), dan Ridho (12%).
Menurut Himawan, elektabilitas sangat penting bagi partai dalam menentukan calon yang akan diusung. Karena, itu merupakan salah satu indikator calon memenangkan pertarungan di Pilgub Lampung mendatang.
Meskipun, tentu ada faktor lain yang ikut menentukan.
Meski begitu, Ridho Ficardo tetap punya peluang dipilih PDI-P.
Menurut akademisi Unila lainnya, Darmawan Purba, pengalaman Ridho dalam memimpin Lampung selama lebih kurang empat tahun bisa menjadi modal dia dipilih PDI-P.
"Kalau bicara faktor apa, yang paling besar itu faktor incumbent itu sendiri. Di sini dia punya pengalaman, punya modal sosial, yang bisa saja membuat PDI-P merekomendasikan dia," kata Darmawan.
Faktor elektabilitas yang tinggi bisa juga menjadikan PDI-P menjatuhkan pilihannya ke Ridho Ficardo.
Namun, ia belum mengetahui hasil survei kekinian yang dirilis oleh lembaga survei manapun.
"Bisa saja PDI-P punya survei sendiri, atau ada lembaga survei yang hasilnya bisa menjadi nilai bagi PDI-P memilih Ridho," tegasnya.
Hal lain, Ridho memiliki popularitas yang sangat tinggi, yakni 94 persen.
Meski popularitas bukan faktor keterpilihan, namun hal itu membuktikan Ridho sangat dikenal oleh rakyat Lampung dan bisa meraih suara massa mengambang atau yang belum mementukan pilihan jelang hari-H.
Akademisi FISIP Unila, Dedy Hermawan, menambahkan, Ridho Ficardo bisa saja diusung dari PDI-P jika partai ini tidak menggunakan indikator ideologi partai, atau visi misi yang sejalan dengan PDI-P.
Namun, jika PDI-P dalam menentukan calonnya mengunakan indikator ideologi, kesamaan platform partai, rekam jejak calon, maka peluang Ridho untuk diusung maju sebagai calon gubernur dari PDI-P tidaklah besar.
"Sebenarnya kita masyarakat Lampung jika ingin perubahaan, kita berharap semua partai, bukan PDI-P saja, dalam menentukan calonnya itu berdasarkan kepentingan pembangunan, kepemimpinan, rekam jejak calon, kompentensi, etika, dan faktor kemampuan leadership-nya," kata Dedy. (ben/rri)