GP Ansor Ajak Sedekah Sampah dan Oksigen, Begini Caranya
Indonesia menempati peringkat kedua dalam hal pembuangan sampah plastik ke laut. Jumlahnya mencapai 187,2 juta ton.
Penulis: anung bayuardi | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Anung Bayuardi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, WAY KANAN - Beragam cara dilakukan untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Satu di antaranya adalah menjaga sumber daya alam dan lingkungan yang merupakan pinjaman generasi bangsa.
“Manusia hidup butuh air. Tubuh kita membutuhkan air di atas 60 persen. Pertanyaannya, jika kualitas air menurun akibat kebiasaan sebagian besar masyarakat membuah sampah sembarangan, mungkinkah kita berharap memiliki generasi bangsa berkualitas?” ujar Ketua PC GP Ansor Way Kanan Gatot Arifianto di Blambangan Umpu, Rabu (10/11/2018).
Baca: Dukung HTI Dibubarkan, GP Ansor Siapkan 999 Pengacara
Koordinator The Society of Environmental Journalists (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan Hidup di Lampung itu menjelaskan, Indonesia menempati peringkat kedua dalam hal pembuangan sampah plastik ke laut. Jumlahnya mencapai 187,2 juta ton. Sedangkan China di posisi teratas dengan 262,9 juta ton sampah plastik.
“Belum lagi bagaimana masyarakat membuang sampah. Kadang ada yang pura-pura bawa sesuatu dijatuhkan begitu saja di jalan, membuang bungkus makanan dan minuman ringan dari jendela mobil,” ujar penggiat Gusdurian Lampung itu.
”Di perkampungan, pengelolaan sampah juga belum optimal dan menjadi gaya hidup. Padahal, membuang sampah sembarangan adalah awal bencana dan terciptanya lingkungan tidak sehat,” lanjutnya.
Baca: Berakhir Sudah Pelarian Terduga Pembalak Liar di Register 46, Way Kanan, Ini
Menjelang bakti sosial penyembuhan alternatif Aji Tapak Sesontengan (ATS) di Kampung Bumi Baru, Kecamatan Blambangan Umpu, Selasa (16/1/2018), Plt Kepala Satuan Khusus Banser Husada Satkorwil Lampung itu menawarkan solusi sederhana kepada kader dalam mengelola lingkungan hidup dan kesehatan.
”Zaharal fasadu fil barri wal bahri bima kasabat aidin nasi li yuziqahum ba'dal lazi amilu la'allahum yarjiun. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar),” jelas Gatot.
“Sudahkah kita mengamalkan surah Ar Ruum ayat 41 tersebut? Atau justru menistakannya dengan perilaku membuang sampah sembarangan? Penawaran sederhana begini. Masyarakat menyembuhkan penyakitnya dengan sedekah sampah. Pengertiannya, membawa sampah rumah tangga anorganik bisa didaur ulang. Buku bekas, kardus, ember pecah, gelas bekas air mineral lebih baik disedekahkan daripada dibakar atau dibuang begitu saja dan jadi sarang nyamuk di musim penghujan ini,” kata dia lagi.
Sedekah sampah itu nantinya akan diuangkan, selanjutnya dibelikan pohon produktif yang memiliki banyak manfaat dan diserahkan pesantren, masjid, anak yatim piatu yang dihimpun sebagai ikhtiar kemandirian sekaligus menjaga lingkungan hidup.
“Namun jika masyarakat tidak punya juga tidak menjadi soal, tak perlu pula harus memecahkan ember bagus agar rusak, tetap bisa mengikuti terapi gratis. Kita hanya berupaya mengedukasi pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Itu satu cara kita sebagai kader Ansor dan Banser menjaga NKRI. Selain itu, kita perlu gerakan sederhana, tapi sekali bergerak dapat beberapa manfaat bagi masyarakat dan kehidupan,” tambahnya. (*)