Pilgub Lampung 2018
Pilgub Lampung - Pengamat Sebut Angka Golput Bisa Tinggi karena Faktor Alam
jika melihat 4 pasangan calon saat ini akan diprediksi partisipasi masyarakat dalam memilih akan meningkat.
Penulis: hanif mustafa | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pengamat Politik Universitas Lampung (Unila) Robi Cahyadi mengungkapkan jika melihat 4 pasangan calon saat ini akan diprediksi partisipasi masyarakat dalam memilih akan meningkat.
Baca: Ini Rahasia Istutiningsih Jaga Stamina Tetap Prima
Yang mana jumlah golput dimasyarakat akan menurun, mengingat keempat kandidat adalah kepala daerah, orang yang terkenal. Namun bisa saja menurun kalau misalnya sosialisasi yang dilakukan KPU ataupun kampanye yang dilakukan kandidat tidak merata.
Bisa juga karena faktor alam seperti pada saat hari H pemilihan ternyata hujan deras sehingga masyarakat tidak bisa datang ke TPS, dan kemungkinan bisa terjadi jika waktu pemilihan itu tidak hari libur sehingga golput katrena memilih berkatifitas.
Baca: Sebelum Setnov Kecelakaan, Pengacara Fredrich Diduga Sudah Pesan Kamar Rumah Sakit
Terkait masalah peluang terjadi konflik diakar rumput atau pergesekan dimasyarakat itu pasti ada tetapi harus diminimalisir. Kenapa bisa rawan gesekan? karena calonnya kepala daerah dimasing-masing wilayah.
Misalnya di daerah-daerah basis massa seperti Lampung Tengah basisnya Mustafa, Lampung timur basisnya Nunik, Bandar lampung Herman, itu bisa saja rentan konflik . Konflik terjadi diakar rumputnya bukan dikalangan elit, sebab akan ada persaingan saat calon-calon sosialisasi didaerah –daerah tersebut.
Tapi hal ini bisa diminimalisir jika kandidatnya bisa berlaku bijaksana sehingga mampu menahan pemilihnya agar tidak berbuat anarkis. Kemudian keempat pasangan calon diharap bisa mengedepankan visi misi program kerja terkait pemilih.
Kemudian jangan mengedepankan pembelian suara atau politik uang, terakhir jangan mengedepankan politik identitas. Politik identitas seperti membenturkan kelompok satu dengan yang lain, baik agama maupun ras.