"Nobar" Gerhana Bulan Langka, Itera Siapkan 11 Teleskop

Jenis teleskop yang disediakan adalah Refraktor Barride Optik, Refraktor Lunt 80 mm, Meade LX90 8 inci, dan GSO Richey Criterien 10 inci.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
tribunlampung/bayu
Itera mengadakan "nobar" gerhana bulan langka. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Bayu Saputra

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sebanyak 11 teleskop disiapkan oleh Institut Teknologi Sumatera (Itera) untuk masyarakat Lampung yang ingin melihat fenomena gerhana bulan langka pada Rabu, 31 Januari 2018.

Dosen Astronomi Itera Robiatul Muztaba mengatakan, masyarakat yang ingin "nonton bareng" fenomena alam tersebut harus terlebih dahulu mendaftar.

Jenis teleskop yang disediakan adalah Refraktor Barride Optik, Refraktor Lunt 80 mm, Meade LX90 8 inci, dan GSO Richey Criterien 10 inci.

Baca: Gerhana Bulan Langka Berpotensi Banjir Rob, Begini Penjelasan BMKG

"Jadi harapannya masyarakat juga bisa melihat fenomena yang jarang ini," katanya kepada Tribun Lampung, Selasa, 30 Januari 2018.

Dijelaskannya, gerhana bulan total (GBT) merupakan fenomena bulan purnama tapi, tidak semua purnama bisa terjadi gerhana.

”Jadi kenapa fenomena gerhana bulan total ini langka? Karena bertepatan dengan fenomena purnama dan jenis bulan purnamanya disebut blue moon atau bulan biru,” jelas dia.

Gerhana bulan total terjadi saat bulan melalui titik pusat daerah umbra, sehingga keseluruhan penampakan bulan tertutup oleh bayangan bumi. 

Baca: Waspada, Super Blue Blood Moon Akan Diikuti Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

Lalu, posisi bumi berada tepat satu garis lurus di antara matahari dan bulan. Sehingga cahaya matahari yang terpancar ke arah bulan dapat terhalang oleh bumi.

Hal itu disebabkan bidang orbit (jalur lintasan benda bulan memiliki kemiringan 5 derajat terhadap bidang ekliptika atau jalur lintasan benda-benda langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem koordinat).

Gerhana bulan total akan terjadi pada 31 Januari 2018 dengan puncak gerhana pukul 20.30 WIB. 

Keistimewaan fenomena gerhana bulan total ini bertepatan pada posisi bulan berada pada titik terdekat dengan bumi, yakni 355.565 km (dalam astronomi disebut Perigee). 

”Hal ini membuat bulan akan terlihat lebih besar dan lebih terang daripada biasanya. Fenomena ini biasa disebut Supermoon,” jelas dia. 

Kedua fenomena tersebut sangat jarang terjadi secara bersamaan. Kemungkinan dari dua peristiwa ini akan membuat bulan selain berwarna merah gelap juga akan terlihat lebih besar.

"Jadi jangan lewatkan fenomena gerhana bulan total sekaligus supermoon yang diselenggarakan oleh Observatorium Astronomi Itera Lampung besok," katanya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved